expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Saturday 7 January 2017

Wisata Alam Magetan Part #3 Telaga Wahyu dan Kebun Buah Strawberry

Telaga Wahyu di Magetan
Setelah melalui perjalanan panjang dan melelahkan untuk melihat pemandangan Air Terjun Tirto Sari, kami tiba kembali di tempat parkir sekitar jam 17.00. Rasanya badan capek banget. Juno tidur di pelukan saya. Kelihatan sekali dia juga sangat lelah. Kami memutuskan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat. Tak lupa sebelum kembali ke hotel kami membeli makanan dan cemilan secukupnya untuk nanti malam.
Hotel Purbaya, Ngerong, Plaosan, Magetan, 2 km dari Telaga Sarangan
Sabtu sore, menjelang malam pergantian tahun, Telaga Sarangan mulai dipadati pengunjung yang berniat menghabiskan malam tahun baru di sana. Hotel-hotel di sekitar Telaga Sarangan sebagian besar sudah full booked, dengan harga rata-rata di atas 500 ribu. Karena alasan itu pula kami memilih untuk menginap di sebuah hotel di luar lokasi Telaga Sarangan. Hotel tempat kami menginap, yaitu Hotel Purbaya, terletak di Desa Ngerong, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, sekitar 2 km dari Telaga Sarangan, di tepi Jalan Sarangan, Dadi, Magetan. 


Pemandangan di depan hotel
Pemandangan saat petang



Salah satu pemandangan dari hotel, indah 'kan?
Hotel ini merupakan sebuah hotel kuno, yang menurut perkiraan saya, hotel ini dibangun tahun 80an. Hotel ini memiliki sekitar 20 kamar. Dengan harga 300 ribu/malam, menurut saya hotel ini cukup murah. Harga tersebut adalah harga untuk malam tahun baru, untuk hari biasa mungkin bisa kurang dari itu. Meskipun kuno, hotel ini cukup bersih dan kamarnya cukup luas, dengan fasilitas 2 tempat tidur, masing-masing ukuran king dan queen, televisi, lemari, meja kursi, kamar mandi, shower, air panas, dan ruang tamu dengan 2 kursi. Lumayan 'kan?

Menikmati sunrise di depan hotel
Selain fasilitas di atas, alasan utama kami memilih hotel ini adalah pemandangan yang bisa kami lihat dari depan hotel, yaitu pegunungan dan kebun sayur hijau. Selain itu alasan khususnya, kami menghindari pesta kembang api yang selalu ada di Telaga Sarangan setiap malam tahun baru. Pada postingan sebelumnya sudah saya ceritakan bahwa Juno takut pada suara petasan dan kembang api, sehingga kami mencari hotel yang letaknya agak jauh dari pusat pesta kembang api, di mana perayaan malam tahun baru di sini akan berpusat di Telaga Sarangan.

Ruang tamu di hotel Purbaya
Jam 18.00, setelah berbelanja makanan dan minuman, kami kembali ke hotel. Setelah mandi, kami beristirahat sambil menonton acara TV hingga akhirnya kami bertiga ketiduran. Sekitar jam 23.50 saya terbangun karena suara kembang api yang cukup keras bersahut-sahutan. Ternyata Papi Juno sudah lebih dulu bangun. "Pi, kok ada suara kembang api di sini?", tanya saya kepada Papi Juno. "Coba kamu keluar, tuh di depan bisa lihat pesta kembang api, bagus banget", jawab Papi Juno. 


Pesta kembang api dilihat dari depan hotel
Saya keluar, dan ternyata memang benar, di langit, tepat di seberang hotel tampak pesta kembang api berbagai warna, indah sekali. Saya sempat mengabadikannya dengan kamera ponsel. Ketika saya sedang menikmati indahnya pesta kembang api di luar hotel, terdengar Juno menangis dari dalam kamar. Suara kembang api yang cukup keras membangunkan Juno. Apa yang kami kuatirkan terjadi juga. Juno takut pada kembang api.



Sekitar 30 menit pesta kembang api berlangsung di seberang hotel, selama itu pula Juno menangis, dan baru berhenti setelah pesta kembang api usai. Karena kami sudah tidur sebelumnya, kami agak sulit untuk tidur lagi, jadi kami menghabiskan malam tahun baru dengan menonton acara TV yang saat itu menyiarkan siaran langsung pertandingan bola, hingga akhirnya kami tertidur hingga pagi hari.


Sayang banget kalau dilewatkan
Pagi harinya kami menikmati sunrise dari depan hotel sambil menghirup segarnya udara pegunungan. Terlihat tanah dan pepohonan basah, tapi bukan karena hujan, melainkan embun, karena udaranya yang dingin. Suhu udara di Sarangan termasuk dingin, berkisar antara 15-20 derajat celcius, dan beberapa tempat seringkali tertutup kabut. Sekitar jam 06.00 pagi , jalanan di depan hotel sudah mulai ramai, mungkin orang-orang yang baru pulang dari merayakan malam pergantian tahun. 


Ibu penjual pecel 
Ketika kami sedang ngobrol di ruang tamu, tiba-tiba datang seorang ibu yang menggendong bakul mendatangi kamar kami. Ternyata ibu-ibu itu penjual nasi pecel. Wahhh...kebetulan sekali, kami sudah lapar karena semalam hanya makan roti. Apalagi nasi pecel itu menu favoritnya Papi Juno, maklum namanya juga orang Madiun, bumbu pecel wajib ada di rumah. Ibu tersebut menjual nasi pecel lengkap dengan lauknya, ada ayam, ati ampela, telur, gorengan, dan kerupuk. Komplit sekali.  Untuk sarapan bertiga, kami cukup membayar 20 ribu, murah  'kan?
Sarapan nasi pecel bertiga 20ribu

Saat kami sarapan, Juno masih terlelap. Setelah itu kami bersiap-siap untuk trip selanjutnya. Tiba-tiba datang seorang ibu yang menggendong bakul seperti ibu penjual pecel tadi,  dengan dagangan yang berbeda. Ibu yang ini menawarkan berbagai macam jajanan tradisional, seperti ketan dan lopis. Hemmm, lopis, itu kan jajanan favorit saya saat SD dulu, dan sekarang sudah tidak mudah ditemui. 


Walaupun sudah kenyang, tapi rasanya saya tak ingin melewatkan yang satu ini, saya membeli 2 bungkus lopis seharga 5 ribu/bungkus, 'kan bisa buat nanti, pikir saya.  Bagi yang belum tahu lopis itu apa. Lopis atau lupis adalah salah satu jajanan tradisional Jawa yang saat ini sudah mulai jarang ditemui. Kalaupun ada biasanya di pasar-pasar tradisional, terbuat dari beras ketan yang disajikan dengan juruh atau gula merah. Rasanya? Sudah pasti so yummy.

Yang ini ibu penjual lopis
Setelah mandi, kami sekalian packing karena kami akan checkout dan melanjutkan trip kami di Magetan. Jam 08.30 kami checkout. Eh ternyata mobil kami dan mobil tamu yang lain sudah bersih karena dicuci oleh bapak penjaga hotel. Sipp dehh, yukkk kita jalan-jalan lagi. Tujuan pertama kami adalah ke Telaga Wahyu yang letaknya tidak jauh dari hotel dan Telaga Sarangan, sekitar 5 menit dari hotel. 




Lopis, looksnya kurang oke ya, tapi rasanya enak lho

Kami sarapan, Juno masih terlelap

Tiba di obyek wisata Telaga Wahyu, pengunjung belum begitu ramai, namun sudah ada sekitar 20an orang pemancing di salah satu sisi telaga.


Pintu masuk Telaga Wahyu, di Desa Ngerong, Kec. Plaosan, Magetan
Telaga Wahyu merupakan salah satu telaga yang berada di lereng Gunung Lawu, terletak di atas Telaga Sarangan. Dulu dikenal sebagai Telaga Wurung, terletak di Desa Ngerong Kecamatan Plaosan, Kabupaten  Magetan, dengan luas sekitar 10 hektare. Pengunjung yang datang ke Telaga Wahyu kebanyakan memanfaatkannya sebagai lokasi  untuk memancing. Untuk masuk ke Telaga Wahyu, pengunjung harus membayar tiket masuk 2 ribu/orang dewasa, dan 1.000/anak-anak, dan ongkos parkir 5 ribu/mobil. Selain dingin, suasana di Telaga Wahyu sanga sejuk dan tenang. Dari telaga kita bisa melihat pemandangan bukit dan kebun sayur hijau. Damai sekali.


Di tepi telaga berjajar perahu kayuh berbentuk bebek berbagai warna. Kami duduk dan membiarkan  Juno menikmati sarapannya di sebuah gazebo yang ada di tepi telaga. Setelah dia menghabiskan sarapannya, kami menawarinya untuk naik perahu bebek. Awalnya dia ragu, tapi akhirnya mau. Kami menyewa sebuah perahu kayuh berbentuk bebek dengan harga 40 ribu sepuasnya. Juno memilih yang warna merah. Perahu ini berjalan dengan dikayuh seperti sepeda. Kami pun mengayuhnya mengelilingi telaga. Awalnya Juno terlihat tegang karena takut, tapi lama-lama dia menyukainya, bahkan meminta kami untuk mengayuh hingga 3 kali putaran. Cukup gempor juga, hehehe. Saya sangat menyukai suasana di Telaga Wahyu, tenang sekali, seperti lukisan.


Setelah puas mengelilingi telaga hingga 3 kali, kami menepi dan tidak lupa foto-foto dulu. Jam 10an kami keluar dari Telaga Wahyu. Tujuan selanjutnya adalah memetik strawberry di kebun strawberry yang berada di tepi jalan menuju Telaga Sarangan. Jalan sudah mulai padat merayap karena pengunjung yang akan ke Telaga Sarangan. Di sekitar Telaga Sarangan memang banyak kebun strawberry yang dijadikan tempat wisata. 




Mengelilingi danau dengan perahu bebek
Telaga Wahyu dilihat dari atas
Kebun strawberry di sekitar Telaga Sarangan
Di sepanjang jalan juga banyak penjual buah, salah satunya strawberry dengan 20-25 ribu/cup plastik. Kami masuk ke sebuah kebun strawberry. Dengan membawa sebuah keranjang kecil yang disediakan oleh penjual buah, Juno excited sekali berusaha mencari buah strawberry. Sayangnya, sepertinya kami datang di waktu yang tidak tepat, karena saat kami ke sana, strawberry nya sudah habis dipanen, tidak bersisa, jadi kami hanya bisa foto-foto saja. Tapi tidak apa-apalah, yang penting bisa foto-foto, hehe.


Juno di kebun strawberry
Sayang strawberry nya sudah habis
Setelah puas foto-foto, kami melanjutkan perjalanan arah pulang. Jalanan sudah cukup padat. Kami sempat berhenti di Cemara Kandang untuk beristirahat dan menikmati pemandangan di belakang warung. Mendekati obyek wisata Tawang Mangu, jalan mulai macet, bahkan  sekitar 2 jam an kami baru bisa terbebas dari kemacetan. Beruntung Juno tertidur sepanjang jalan yang macet tadi. Sebenarnya sejak berangkat kami sudah berencana pulangnya akan mampir ke Rumah Teh Ndoro Donker yang terletak di Karanganyar, namun sayang, karena kepadatan lalu lintas, lalu lintas dialihkan membuat kami tidak bisa mampir ke Ndoro Donker. Agak kecewa sih, tapi nggak apa-apa lah, kami bisa ke sana di waktu yang lain.

Nahhh...itu tadi cerita saya menghabiskan liburan tahun baru, bersama keluarga di Kabupaten Magetan Jawa Timur. Bagi saya dan Papi Juno, liburan yang sebenarnya itu ya yang kayak gini ini, adem, ayem dan santai, tidak terburu-buru, lumayanlah untuk ngecharge energi di awal tahun. Yang jelas kami sangat menikmati liburan kali ini. Sebenarnya di Kabupaten Magetan masih ada beberapa obyek wisata yang belum kami kunjungi, seperti Taman Ria Maospati, Forest Adventure Mojosemi, dan Air Terjun Pundak Kiwo, tapi berhubung waktunya terbatas, kami belum sempat ke sana, tapi boleh juga tuh masuk list rencana liburan selanjutnya. Bagi yang menyukai wisata alam pegunungan, udara dingin dan suasana pedesaan yang tenang, menurut saya Kabupaten Magetan recommended untuk dikunjungi. Happy weekend.


No comments:

Post a Comment