expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Tuesday 11 July 2017

Agrowisata, Wisata Edukatif dan Kuliner Ndeso: Kampung Flory Yogyakarta


Masih seputar wisata dan kuliner, tak diragukan lagi Jogja memang surganya wisata dan kuliner dengan harga yang relatif murah, terlepas dari berita-berita viral yang belum lama ini  mencoreng citra wisata Jogja terkait harga di warung makan yang mahal. Saya juga pernah mengalami, makan di warung makan dan harus membayar harga yang menurut saya tidak wajar alias mehong, alias mahal. Namun saya rasa itu hanyalah beberapa oknum saja, selebihnya saya yakin Jogja tetap menjadi salah satu kota tujuan wisata dan kuliner dengan harga yang cukup murah, setidaknya jika dibandingkan dengan kota-kota tujuan wisata lainnya. Masih soal wisata dan kuliner, kali ini saya akan mengulas salah satu wisata kuliner di Jogja yang recommended. Jika kalian menyukai tempat makan dengan suasana pedesaan yang sejuk dan asri, tempat yang satu ini harus kalian kunjungi. Namanya Kampung Flory. Dari namanya saja sudah kebayang 'kan? Pasti di sana banyak pepohonan, tanaman dan bunga-bunga. Benar sekali. Kampung Flory adalah sebuah agrowisata sekaligus rumah makan dengan menu ala ndeso atau tradisional.



salah satu gazebo di Kampung Flory



pendopo utama
Kemarin (Selasa, 11/7) saya dan dua orang rekan kantor ada urusan terkait pekerjaan ke Bantul dan Sleman. Pertama kami ke Bantul dulu, setelah itu baru ke Sleman. Setelah urusan selesai sekitar jam 12.30, tujuan kami selanjutnya adalah makan siang. Teman saya merekomendasikan Kampung Flory yang lokasinya memang tidak jauh dari komplek perkantoran Kabupaten Sleman. Dari lapangan Denggung Jalan Magelang, ke barat sekitar 2 km hingga melewati jembatan, sekitar 200 meter setelah jembatan ada petunjuk jalan di sisi kiri, ikuti saja jalan tersebut, nanti sepanjang jalan masuk ada petunjuknya. Lokasi Kampung Flory berada di tengah perkampungan penduduk, tepatnya di Dusun Jugang, Pangukan, Tridadi, Sleman. Sampai di sana pengunjungnya sangat ramai karena bertepatan dengan jam makan siang. Kami memilih di lesehan yang berada di samping pendopo utama.


seger banget ya


kanan kiri hijau semua


ada kolam ikannya

Kampung Flory merupakan perpaduan antara agrowisata dan kuliner, jadi di sini pengunjung tidak hanya bisa menikmati kuliner ala ndeso, tapi juga bisa menikmati agrowisatanya, karena di sana terdapat berbagai tanaman yang tumbuh subur dan hijau. Bener deh, seger banget lihatnya. Awalnya lokasi ini merupakan pusat budidaya tanaman hias dan bibit buah dalam pot, serta tanaman obat yang digagas oleh kelompok Karang Taruna setempat, namun sekarang Kampung Flory berkembang, tidak hanya sebagai agrowisata, tapi juga wisata kuliner. Selain itu tempat ini juga memiliki beberapa pendopo dan homestay yang disewakan, juga sering menjadi lokasi outbound.


siapa yang mau berfoto dengan gerobak sapi ini?


Cantik 'kan?
setiap tanaman ada keterangannya


Kampung Flory juga cocok sebagai wisata edukatif. Di sini anak-anak tidak hanya bisa bermain, tapi juga bisa menambah pengetahuan tentang tanaman, karena di setiap tanaman tertera keterangan yang memuat nama latin, karakter tanaman, dan manfaatnya. Jika berminat, pengunjung bisa membeli tanaman di sini. 


menu di Kampung Flory



tiang "kandang sapi"

Yang unik dari Kampung Flory adalah tempat ini mengusung konsep "kandang sapi". Eh, kok kandang sapi sih? Tapi jangan membayangkan kandang sapi yang ini kumuh dan bau ya, karena kandang sapi yang ini jauh dari kumuh, sebaliknya kandang sapi ini asli keren banget. Kalau kita perhatikan, pendopo dan saung-saungnya semuanya berkonsep "kandang sapi" dengan tiang-tiang penyangga dari kayu yang berlubang layaknya kandang sapi. Selain tiang-tiang penyangga kandang sapi, di sini kita juga bisa melihat lesung (kayu cekung tempat padi ditumbuk) dan gerobak sapi. Disini juga terlihat ada banyak caping (penutup kepala yang biasa dikenakan petani di sawah, berbentuk kerucut yang terbuat dari bambu). Sesuai banget dengan tulisan yang ada di depan pendopo, "Rumah Pak Tani". Kebayang 'kan tempat ini instagramable banget.

Untuk menunya, Kampung Flory menyedikan berbagai pilihan menu yang cenderung tradisional, seperti olahan berbagai ikan air tawar seperti lele, nila, wader, gurameh, ada juga udang dan cumi. Selain itu ada berbagai macam sayur tradisional seperti sayur asem, sayur lodeh (jipang, terong, dll), sayur gori, rebung, tempe lombok ijo, oyok-oyok Mbayung dll. Bagi yang tidak suka ikan jangan kuatir, karena di sini juga menyediakan berbagai menu olahan ayam, telur dan sambal. Minumannya juga serba tradisional loh, seperti beras kencur, kunir asem, jahe merah, bajigur, wedang uwuh, sirih wangi, dll. Aneka jus buah juga, pokoknya komplit banget deh. Kemarin kami memesan ayam geprek, nila asam manis, cumi goreng tepung dan sambel terasi. Hemmm, yummy. Sambal terasinya mantap banget. Kalau harganya bagaimana? Jangan kuatir, di sini harganya relatif murah kok. Harga per porsi nasi+lauk+sayur mulai 12 ribuan. Sayangnya sayur asem yang kami pesan tidak panas.

nila asam pedas 15 ribu

ayam geprek 14 ribu


cumi goreng 16 ribu

sayur asem 3 ribu, sayangnya sayurnya tidak panas


pisang goreng 7 ribu
Sambil menunggu pesanan datang, pengunjung bisa berkeliling untuk melihat-lihat tanaman, bisa juga mencoba terapi ikan di kolam yang berada di samping pendopo, atau turun ke sungai yang berada di belakang tempat ini. Menarik 'kan? Silahkan masukkan ke list rencana jalan-jalan dan nyicipin kuliner di Kampung Flory, perpaduan antara agrowisata, wisata edukatif dan kuliner ndeso yang recommended banget untuk dicoba. Alamat Kampung Flory di Dusun Jugang, Pangukan, Tridadi, Sleman, buka jam 08.00-21.00. 


terapi ikan





1 comment: