expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Saturday 28 October 2017

When Mommy Back to Campus Part#10: Ekspektasi VS Realita


Akhirnya bisa update blog juga. Maklum, namanya juga seksi sibuk merangkap seksi wira-wiri, kerja, kuliah, momong anak dan bapaknya, nggarap tugas kuliah, belum lagi urusan “internal” dan "eksternal" lainnya. Beberapa bulan ini memang kerjaan dan tugas kuliah sama-sama padat merayap, alhasil saya nggak sempat update blog. Padahal aari awal memutuskan menjadi seorang blogger (cieee blogger), saya sebenarnya berkomitmen pokoknya minimal seminggu sekali harus update blog. Tapi ya gimana lagi, realita tak selalu seindah ekspektasi, selain waktunya yang nggak sempet (atau males), seringkali  ide tidak mudah muncul juga. Maafkan saya yah, kalau saat ini baru bisa menyandang  gelar “partime blogger”.

Bicara soal realita tak seindah ekspektasi, pasti kita udah sering mengalami ya. Apalagi kaum perempuan, mamah-mamah muda seperti saya (seperti saya?helloo...) pasti sering banget mengalami moment-moment di mana realita tak seindah ekspektasi. Contohnya? Banyakkkk. Pernah belanja baju di online shop? Pas liat fotonya, keren banget ya, apalagi dipakai oleh modelnya cewek-cewek Korea gitu, cantik banget dah pokoknya. Pas paket udah sampai, komentar pertama kali, "ihhh kok begini sih? beda sama di foto". Contoh lain, saat kita cari model gaya rambut di internet, fotonya disave, trus pas di salon fotonya ditunjukin ke mbak kapsternya, "mbak, saya mau potong model begini". Pas udah selesai liat hasilnya di kaca sambil komentar "mbak, kok jadinya begini sih? Saya 'kan mau modelnya yang ini". Mbak kapsternya dengan muka males jawab, "kan jenis rambut dan bentuk muka mbak juga beda dengan yang di foto". Hehehe.

Sebenarnya ada beberapa motivasi yang membuat saya memutuskan untuk kuliah lagi, terlepas dari bidang kerja saya, pertama saya memang tertarik untuk mempelajari lebih dalam lagi Human Resources Management alias Manajemen Sumber Daya Manusia. Saya menemukan passion saya di sini. Sekali lagi, nggak ada hubungannya dengan pekerjaan saya. Yang kedua, saya menyukai belajar hal-hal baru, bertemu orang baru, dan dunia baru. Yang ketiga, saya mendapat dukungan dari keluarga, terutama papi Juno, dan juga Profesor saya waktu itu. Jadi memang tak ada hubungannya dengan pekerjaan saya ya.

Namun selain beberapa motivasi di atas, ada satu alasan lagi yang membulatkan tekad saya untuk melanjutkan kuliah lagi. Saya ingin kurus. Helooo?!?! Agak nggak masuk akal sih, tapi ini serius loh, seperti halnya kebanyakan perempuan lain, saya sangat terobsesi untuk memiliki badan yang langsing. Saya tau ini adalah pola pikir yang sangat sempit yang dimiliki oleh kebanyakan kaum perempuan, tapi tidak dapat dipungkiri, memiliki tubuh yang langsing dan sehat adalah impian sebagian besar perempuan. Bukan hanya terkait penampilan yang lebih nyaman, namun juga kaitannya dengan kesehatan. Walaupun ada juga yang berpikiran lain, menurut saya itu wajar.  Waktu kuliah S2, di sebuah kelas, professor saya pernah mengatakan begini, “kalau kalian ingin kurus, silahkan melanjutkan kuliah S3, begadang membaca artikel, mengerjakan tugas-tugas, bisa membuat kalian kurus.” Saya yang sangat ingin kurus, tentu saja sangat termotivasi dengan ucapan Profesor saya saat itu, hehehe.

Saya ingat, moment saat saya merasa langsing setelah menikah adalah saat menyelesaikan tesis, 2 tahun lalu. Saat itu karena mengejar waktu wisuda, saya begadang tiap malam, kadang nggak tidur sampai pagi, langsung dilanjut ngantor, atau hanya tidur 2-3 jam saja, hingga lupa makan. Alhasil saat itu berat badan saya bisa mendekati saat menikah, dan bahkan saat wisuda bisa mengenakan kebaya yang saya kenakan saat akad nikah. Lebay memang, tapi bagi saya itu sesuatu banget. 

Dan setelah melanjutkan kuliah S3, saya berharap apa yang dikatakan Profesor saya waktu itu terjadi, saya bisa kurus. Ini tahun kedua saya kuliah, namun yang terjadi sebaliknya, berat badan saya justru bertambah, hiks hiks, tidak seperti yang diharapkan. Mengapa bisa begitu? Awalnya saya juga bingung, mengapa bisa begitu, padahal hampir tiap malam saya begadang, siangnya kerja dan kuliah, wira-wira kampus-kantor, tapi kok malah berat badan naik ya. Saya jadi mudah lapar, mungkin karena harus fokus ke beberapa hal bersamaan, otak terforsir, alhasil saya jadi mudah lapar. Walaupun saya nggak makan nasi, tapi kalau makan bakso, ayam geprek, pizza dll, ya tetap aja ngaruh.

Saya juga sempat googling, normalnya begadang menyebabkan berat badan turun, tapi ternyata begadang juga bisa menyebabkan naiknya berat badan. Ternyata begadang berpengaruh pada hormon kortisol dalam tubuh kita. Hormon ini menyebabkan kita selalu ingin ngemil atau makan. Selain itu begadang juga menghambat metabolisme dan menyebabkan jumlah hormone ghrelin meningkat. Hormon ini berkaitan dengan nafsu makan. Saat hormon ini tidak bekerja dengan baik, maka seseorang akan mempunyai nafsu makan yang lebih besar dari biasanya. Dan biasanya orang yang kurang tidur, akan memilih makanan manis dan berkalori. Nah loh, pantesss.(https://www.vemale.com/segar-dan-rileks/46321-begadang-bisa-bikin-gendut-ini-alasannya-4.html) 

Selain itu sejak kuliah lagi, saya jadi nggak ada waktu lagi untuk berolahraga dengan cukup. Kalau dulu, saya masih sempat ikut senam, pilates dan yoga, sekarang boro-boro untuk itu, mending waktunya dihemat buat istirahat, tidur atau sama keluarga. Semester lalu sih masih sempat bersepeda sama Juno dan papinya, tapi karena kesibukan, sekarang udah jarang juga, hiks hiks. 
Dikomentari orang udah biasa, “mbak, gemukan ya.” Atau “mbak, hati-hati lho, sekarang gemuk, kuliah kok malah gemuk”, atau ada juga yang lebih “makjlep”, “mbak, kok sekarang gemuk sih, emang suami nggak protes?” Duhh pertanyaannya kok gitu banget sih ya, hehehe. 

Perempuan yang udah pernah melahirkan, gemuk itu kan wajar ya. Bersyukurlah bagi yang nggak punya “bakat” gemuk, jadi biarpun makan banyak tetep kurus, seperti beberapa teman saya, makannya banyak, tapi tetap kurus. Lah saya, mau makan dikittt aja, berat badan pasti naik. Kalau ada yang komentar demikian, jawaban saya selalu sama, “iya nih, sekarang jadwal kuliah masih padat, jadi nggak ada waktu buat olah raga. Nanti kalau jadwal kuliahnya udah nggak padat, baru bisa olah raga lagi. Dan bersyukur, suami saya bukan orang yang ribet dengan berat badan saya.” Hehehe.

Ahh, realita memang tak selalu seindah ekspektasi. Atau kita saja yang kurang bersyukur. Mungkin saja. Happy weekend.





No comments:

Post a Comment