expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sunday 9 October 2016

Ponari,Dimas Kanjeng dan Aa Gatot,Fenomena Yang Tak Ada Habisnya

Akhir-akhir ini publik baru dihebohkan dengan beberapa kasus.Yang baru berjalan dan selalu siaran live,sudah pasti sidang kasus Jesica.Ada juga yang lagi rame ada kasus Mario Teguh dan Kiswinar.Nahhh yang nggak kalah heboh dan menarik perhatian,adalah kasusnya Aa Gatot atau yang lebih populer dengan nama Gatot Brajamusti,yang juga menyeret artis Reza Artamevia,dan kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi atau yang lebih populer dengan sebutan Dimas Kanjeng,yang konon mampu "mengadakan" (atau menggandakan) uang.

Saya sebenarnya kurang begitu mengikuti kasus-kasus tersebut,tapi karena saking banyaknya media yang memberitakan,jadi mau nggak mau ngikutin juga.Baru buka medsos,ada link berita terkait di timeline,ya udah klik deh.Baru mau cek email di yahoo,baca headlinenya,otomatis klik.Baru makan sambil nonton televisi,eh di televisi beritanya itu-itu juga.

Di sini saya nggak akan ngulas soal kasus Jessica ataupun Mario Teguh,tapi saya lebih tertarik dengan fenomena Dimas Kanjeng dan Aa Gatot.Kenapa?Karena menurut saya kedua kasus tersebut cukup absurd alias nggak jelas,hehehe.
Bicara soal Dimas Kanjeng dan Aa Gatot saya jadi teringat beberapa tahun lalu,sekitar tahun 2009,publik dihebohkan dengan munculnya dukun cilik bernama Ponari di daerah Jombang,Jawa Timur.Masih ingat kan?Oke,sedikit flash back.Pada tahun 2009,Ponari yang saat itu berumur 10 tahun sedang bermain hujan-hujanan bersama teman-temannya,tidak sengaja menemukan sebuah batu yang konon ditemukan bersamaan dengan datangnya petir,maka disebutlah batu coklat kemerahan itu sebagai "batu petir".Keanehan terjadi ketika salah satu keluarganya sakit dan sembuh setelah meminum air celupan batu tersebut.Seketika berita itu tersebar dari mulut ke mulut,Ponari menjadi terkenal.Orang berduyun-duyun mendatangi rumah Ponari untuk disembuhkan penyakitnya,minta air celupan batu petir,ataupun hanya sekedar ingin melihat batu sakti tersebut.

Dari hasil pengobatan tersebut Ponari memperoleh penghasilan yang luar biasa,bahkan konon hingga mencapai nilai 1 miliar.Rumah keluarganya dibangun manjadi sangat layak,selain bisa membeli sawah,perabotan dan motor.Ponari yang seharusnya belajar di sekolah,menjadi "enggan" ke sekolah dan lebih memilih untuk "fokus" menjadi dukun cilik.Bahkan menjelang Ujian Nasional,banyak anak SD dan SMP yang diantar orang tuanya menemui Ponari untuk meminta air celupan batu petir,supaya diberi ketenangan menghadapi ujian.Hemmm...

Lalu bagaimana kabar Ponari sekarang? Berdasarkan beberapa sumber,diketahui saat ini Ponari kembali ke sekolah dan duduk di bangku kelas 1 MTS (setingkat SMP).Seharusnya Ponari duduk di kelas 1 SMU,namun karena dia sempat berhenti sekolah selama 3 tahun,menyebabkan dia tertinggal dibandingkan teman-teman seusianya.Saat ini rumah Ponari tidak rame seperti beberapa tahun lalu,pasien yang datangpun hanya satu dua,atau sama sekali tidak ada.Dan yang paling miris adalah menurut ibunya,uang yang diperoleh selama Ponari berpraktek sebagai dukun cilik,saat ini sudah habis tidak tersisa,bahkan saat ini untuk membayar sekolahpun orang tua Ponari kesulitan.Pamor Ponari sebagai dukun cilik kini sudah hilang seiring berjalannya waktu.

sumber : www.suara.com
Saat ini ketika publik dihebohkan dengan kasus Dimas Kanjeng,ini mengingatkan saya pada fenomena Ponari beberapa tahun lalu.Namun sebenarnya siapa sih Dimas Kanjeng itu?Dimas kanjeng yang memiliki padepokan dengan nama yang sama di daerah Probolinggo,Jawa Timur,beberapa waktu lalu ditangkap karena dugaan pembunuhan terhadap dua orang pengikutnya.Dimas Kanjeng yang diyakini pengikutnya mampu mengadakan (atau menggandakan) uang dan emas, memiliki ribuan pengikut yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.Tak main-main,pengikutnya berasal dari berbagai latar belakang,agama,dan tingkat pendidikan,bahkan di antara pengikutnya adalah Marwah Daud Ibrahim,mantan anggota DPR RI yang juga seorang Doktor lulusan Amerika Serikat.Pada tayangan Indonesia Lawyer Club (ILC) beberapa waktu lalu di televisi,Bu Marwah yang juga merupakan Ketua Yayasan Dimas Kanjeng menyatakan sangat yakin akan kemampuan Dimas Kanjeng.

Yang membuat saya tak habis pikir,pengikutnya bersedia menyerahkan uang sebagai mahar dengan jumlah bervariasi,dari jutaan,puluhan juta,ratusan juta,bahkan ratusan milyar.Woww...yang ada dalam pikiran saya cuma satu,orang Indonesia ternyata kaya-kaya ya.
Bahkan pengikutnya yang berasal dari luar kota rela membuat tenda di sekitar padepokan dan tinggal berbulan-bulan lamanya di sana,meninggalkan keluarga dan pekerjaannya.Bisa dibayangkan betapa karisma Dimas Kanjeng mampu membuat pengikutnya sedemikian meyakini kemampuannya.

Pada sebuah artikel online yang saya baca,seorang pengikutnya bahkan sudah meninggalkan keluarga dan pekerjaannya selama 7 bulan untuk tinggal di padepokan,menunggu hasil penggandaan dari mahar yang sudah disetornya sejumlah 300 juta.Yang mencengangkan,bahkan sebagian pengikutnya masih meyakini bahwa sosok yang saat ini ditahan bukanlah Dimas Kanjeng junjungan mereka,tapi "sosok" yang lain,karena junjungannya saat ini berada di tanah suci.

Beberapa waktu lalu publik juga dikejutkan dengan ditangkapnya Gatot Brajamusti atau yang lebih dikenal dengan Aa Gatot,yang merupakan guru spiritual dari artis Reza Artamevia dan Elma Theana.Aa Gatot ditangkap di sebuah hotel di Lombok beberapa waktu lalu terkait kasus narkoba yang menjeratnya.Kalau bicara soal sosok Aa Gatot,saya jadi ingat beberapa tahun lalu ketika Aa Gatot rajin wira wiri di infotainment karena kedekatannya dengan Reza Artamevia yang waktu itu menenangkan diri di padepokannya.Hemmm..ustadz yang gaul,batin saya ketika melihat sosok Aa Gatot di infotainment.Betapa tidak,dengan penampilan yang trendy,nyetrik,Aa Gatot sesekali terlihat di infotainment sedang main bilyar atau nongkrong di kafe.
 
Belakangan muncul lagi kasus baru terkait Aa Gatot,dimana ada perempuan yang mengaku mengalami pelecehan seksual oleh Aa Gatot,dan itu berlangsung selama bertahun-tahun.Bahkan di hadapan polisi,Aa Gatot juga mengakui melakukan ritual seks dengan pengikut-pengikut wanitanya.Well,yang ini saya merinding membayangkannya.

Dari ketiga fenomena di atas,saya melihat ada kemiripan dari ketiganya.Pada kasus Ponari,masyarakat menjadi sangat meyakini bahwa Ponari bisa menyembuhkan berbagai penyakit karena adanya the word of mouth atau dalam bahasa Jawa gethok tular.Bisa jadi orang yang disembuhkan pertama kali hanyalah kebetulan saja dia ternyata sembuh setelah meminum air celupan batu petir,namun power of the word of mouth begitu luar biasa,dengan bumbu sana sini,berita menjadi luar biasa spektakuler,dan mampu menghipnotis orang untuk mempercayainya.Ditambah keyakinan pada hal-hal yang berbau mistis,irasional dan praktis,seperti mending berobat ke dukun daripada ke dokter,karena adanya anggapan kalau berobat ke dokter pasti mahal.Hal itu membuat orang semakin mudah untuk mempercayai dan meyakini apa yang dilakukan Ponari.Bukankah hal-hal yang berbau mistis dan irasional itu sangat menarik?

Mirip fenomena Ponari,fenomena Dimas Kanjeng,praktik yang berlangsung selama kurang lebih 10 tahun tersebut juga tak lepas dari power of the word of mouth.Pernah nonton videonya Dimas Kanjeng di youtube saat sedang mengeluarkan uang?Atau video dan foto-foto yang menunjukkan Dimas Kanjeng di tengah tumpukan uang?Hemmm...saya jadi teringat dengan Theory of Planned Behavior (TPB) atau Teori Perilaku Terencana yang dikemukakan oleh Ajzen,dimana menurut teori ini,perilaku seseorang ditentukan oleh tiga komponen,yaitu sikap,norma subyektif dan persepsi kendali perilaku,dan ketiganya dipengaruhi oleh faktor-faktor latar belakang pribadi,seperti sifat dan kecerdasan emosional,Faktor sosial seperti usia,gender,pekerjaan,penghasilan,dan Faktor Informasi seperti pengalaman,informasi dari orang lain ataupun media expo.

Mirip dengan fenomena Ponari,orang yang mengalami pengalaman melihat langsung atau berdasarkan cerita dari orang yang mengalami langsung,ditambah latar belakang lain yang mendukung,akan meyakini apa yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng,ditambah bujuk rayu ataupun dorongan dari lingkungan sekitar,dan apabila dia memiliki kemampuan,dalam hal ini memiliki uang sebagai mahar,dengan mudah dia akan menjadi pengikut setianya.Ada banyak harapan dari para pengikutnya,yang tentu saja didominasi oleh faktor ekonomi,mendapatkan uang dalam jumlah besar dan waktu yang singkat tanpa harus bekerja keras.

Agak sedikit berbeda dengan fenomena Aa Gatot.Selain Elma Theana dan Reza Artamevia,ternyata banyak juga pengikut Aa Gatot yang sebagian besar adalah wanita.Dengan dalih pengobatan dan menenangkan diri,padepokan Brajamusti banyak dikunjungi pengikutnya.Kalau Aa Gatot menurut saya lebih cenderung kepada pengaruh karismatik.Aa Gatot mampu membuat identifikasi dirinya dengan sangat baik,sehingga banyak orang yang meyakini kemampuannya dan menjadikannya guru spiritual.Aa Gatot juga mampu memberikan identitas padepokannya sebagai suatu tempat untuk mencari ketenangan diri,terlepas dari apa yang dilakukannya ternyata tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan kesusilaan.Namun,satu yang pasti word of mouth di sini sangat berpengaruh.

Ketiga fenomena di atas hanyalah sebagian kecil dari femomena-fenomena sejenis yang ada di Indonesia.Yang lain,saya yakin pasti banyak banget yang tidak terekspos oleh media,yang kalau diekspos pasti bikin kita melongo dan geleng-geleng kepala.Tak bisa dipungkiri,hal-hal yang bersifat mistis dan irasional masih menjadi hal yang menarik bagi sebagian orang, namun kembali kepada pribadi masing-masing,bagaimana menyikapinya.Have a nice sunday.



No comments:

Post a Comment