expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sunday 30 October 2016

Gudeg Koyor Bu Sum Tamansari

Bagi warga asli Jogja, gudeg tentu sudah tidak asing lagi. Gudeg yang rasanya cenderung agak manis memang identik dengan citarasa Jogja, dan bisa jadi bagi orang luar Jogja dirasa terlalu manis.Namun banyak juga orang luar Jogja yang menyukai Gudeg, dan menurut saya Gudeg itu rasanya cukup 'general' kok, jadi walaupun cenderung manis,tapi cukup bisa diterima oleh lidah orang pada umumnya.Lagipula menu gudeg kan banyak kelengkapannya, ada sayur krecek pedasnya,jadi bisa menetralisir rasa manisnya.

Banyak sekali penjual gudeg di Jogja,dari yang model kaki lima hingga yang ala-ala resto juga ada,dari yang per porsinya kurang dari 10 ribu hingga yang per porsi 40 ribu juga ada,banyak bangetlah macemnya.Kami,saya dan papi Juno termasuk penggemar gudeg,tapi khusus gudeg basah,langganan kami adalah Gudeg Permata yang ada di Jalan Gajah Mada,Pakualaman dan Gudeg Sagan,yang terletak di Jalan Prof.DR.Herman Yohanes (Sagan) No.53 Yogyakarta.

Namun ternyata Gudeg juga ada variannya lho, contohnya yaitu Gudeg Koyor Bu Sum yang terletak tepat di perempatan Tamansari atau Jalan Wachid Hasyim,Jogja.Sebenarnya kami baru beberapa kali makan di sana, sebelumnya setiap lewat kami hanya mengamati,dan melihan gudeg lesehan tersebut selalu ramai.Akhirnya beberapa bulan lalu kami mencoba.Sama seperti gudeg lainnya,Gudeg Koyor Bu Sum juga ada sayur krecek,areh,gudeg dengan daun ketela,berbagai macam lauk,daging ayam,telur,ati ampela,kepala,ceker dan sebagainya.Namun yang membedakannya adalah adanya koyor,yaitu urat sapi yang bentuknya seperti kikil tapi lebih halus,agak-agak mirip dengan kuliner ekstrim Jogja, yaitu oseng mercon.Nahhh,ini yang membedakan gudeg Bu Sum dengan gudeg lainnya. Dan ternyata koyor cocok juga dipadukan dengan gudeg.Kami terakhir makan di sana minggu lalu, dan tadi malam kami mampir untuk dibungkus,di makan di rumah pun tetap enak.

sumber : arsip.tembi.net
Soal harga,untuk makan bertiga nasi gudeg koyor plus minum dan kerupuk,dipatok sekitar 50 ribuan.Oya,Gudeg Koyor Bu Sum buka pada malam hari setelah maghrib hingga dini hari.Makan gudeg lesehan dipinggir jalan bersama pasangan,diterangi lampu kota...hemmm,Jogja bangetlah pokoknya.Bagi yang penasaran,silahkan mencoba.

Happy sunday :)

Bakmi Jawa Pak Yanto Kleler Jalan Jagalan Jogja

Jogja memang surganya makanan enak dan murah. Saya rasa banyak yang sepakat dengan saya soal ini.Enak dan murah. Itulah yang jadi nilai plus Kota Jogja, walaupun ada juga tempat makan yang mematok harga cukup mahal, tapi kebanyakan kuliner legendaris di Jogja dipatok dengan harga standar.

Sebagai orang Jogja atau yang tinggal di Jogja atau pernah tinggal di Jogja,pasti tidak asing dengan yang namanya Bakmi Jawa yang merupakah salah satu kuliner andalan di Kota Jogja.Ada banyak sekali penjual Bakmi Jawa di Jogja,ada beberapa yang legendaris,namun ada juga yang tidak begitu terkenal tapi soal rasa tak kalah dengan Bakmi Jawa yang sudah melegenda. Kami pribadi,saya dan papi Juno kurang begitu suka makan Bakmi Jawa yang sudah melegenda,kami justru sering makan Bakmi Jawa yang kurang begitu populer.Sebenarnya karena alasan malas antri aja sih,hehehe.

Sebelumnya saya sudah mengulas Bakmi Jawa Pak Tono Jalan Munggur dan Bakmi Jawa Si Bisu Dukuh Jalan Bantul,kali ini saya akan mengulas salah satu Bakmi Jawa yang lain yang namanya mungkin kurang begitu populer,namun menurut saya,rasanya juara.

Kali ini saya akan mengulas Bakmi Jawa Pak Yanto Kleler,Jalan Jagalan,Jogja.Bagi yang asli Jogja pasti sudah tidak asing dengan Jalan Jagalan.Itu lho,perempatan Senopati ke timur,setelah Jembatan Sayidan,belok kiri atau ke utara.Nahhh...Bakmi Jawa Pak Yanto Kleler ini berada persis di 'pintu' masuk Jalan Jagalan kalau dari arah Selatan,tepatnya di depan Hotel Rajadani. Dulu jaman masih pacaran,kami sering makan di sana,jadi memang sudah lama jadi pelanggan Bakmi Jawa tersebut.

Bakmi Jawa Pak Yanto Kleler Depan Hotel Rajadani Jagalan
Tadi malam kami makan di sana.Papi Juno pesan nasi goreng dan saya pesan bakmi goreng untuk berdua dengan Juno.Saya dan Juno lebih suka bakmi goreng daripada bakmi godhog (rebus).Yang menjadi ciri khas dari Bakmi Jawa Pak Yanto Kleler adalah adanya potongan dadu capjay Jawa (tepung seperti bakwan dipotong kecil-kecil),yang dimasukkan ke dalam bakmi atau capcay.Jadi yang kurang suka,bisa request. Menurut kami bakmi gorengnya itu pas banget,nggak terlalu manis,nggak terlalu asin.Saya menggunakan standar Juno ya,kalau Juno suka,berarti enak,hehehe.Karena ada juga bakmi Jawa yang Juno kurang suka.Nasi gorengnya juga pas lah pokoknya,enak menurut kami.Tapi menurut saya pribadi capcay kuah dan bakmi godhognya standar, mungkin karena saya kurang suka bakmi godhog ya.Sekali lagi,bagi yang tidak suka tambahan potongan tepung capjay,bisa request.

Bakmi Goreng
Nasi Goreng
Soal harga,standar bangetlah,nasi goreng,bakmi goreng,minum plus kerupuk,total hanya 29 ribu.Jadi harga per porsi sekitar 12 ribuan.Cukup murah kan?

Nahhh,bagi penggemar bakmi Jawa,silahkan mencoba Bakmi Jawa Pak Yanto Kleler,Jalan Jagalan Jogja.Buka sore jam 18.00 - dini hari, dan makin malam makin rame.

Have a nice Sunday.

Saturday 29 October 2016

Kegalauan Ibu Bekerja

Weekend, satu kata yang terdengar saat indah di telinga, mungkin tidak hanya bagi saya, tapi juga bagi orang lain.Saya rasa tidak hanya saya yang selalu menantikan saat weekend,hampir semua orang selalu menantikan weekend. Saya pernah baca suatu artikel yang menyebutkan,ketika seorang pekerja mulai berpikir tentang weekend atau nungguin weekend padahal masih hari kerja,biasanya ada "sesuatu" terkait pekerjaannya. Apalagi,kalau masih hari Senin, udah ngitung weekend kurang berapa hari lagi,nahhh kalau itu sih udah parah banget,tinggal tunggu hari aja, mau resign kapan,hehehe.


Jujur, saya sendiri selalu menantikan weekend, kalau boleh lebay, saya sangat 'mengagung-agungkan' weekend.Tapi bukan karena alasan pekerjaan lho ya.Karena bagi saya, weekend itu saatnya ngecharge energi untuk seminggu ke depan.Weekend itu waktu untuk keluarga, terutama Juno.Tapi bukan berarti hari Senin saya udah ngitung hari ya,nggak segitunya juga kali,hehehe.Pernah iya,terutama ketika pekerjaan lagi banyak-banyaknya, tugas kuliah juga menumpuk, ditambah badan capek,biasanya sih jadi agak males.Sesekali wajar dong,manusiawi.

Sebagai seorang ibu bekerja,waktu saya untuk keluarga tentu saja tidak banyak. Dalam sehari bisa saja waktu saya di luar rumah (bekerja) lebih banyak daripada waktu saya bersama keluarga. Taruhlah jam 06.30 saya berangkat ke kantor,biasanya sampai rumah lagi maghrib,bahkan kadang lebih malam dari itu.Sampai di rumah,saya hanya 'sempat' bermain sama Juno atau ngobrol sama papi Juno beberapa jam saja,karena jam 22.00 atau paling malam jam 00.00 Juno sudah tidur. Kadang saya masih harus begadang untuk mengerjakan tugas kuliah.Bisa dihitung kan pada hari kerja berapa jam efektif saya bersama keluarga? Paling 3-4 jam saja per hari.Oke, itu alasannya mengapa saya sangat "mengagungkan" weekend.

Pernah, waktu saya tengah menyelesaikan studi S2, seorang teman mengatakan seperti ini pada saya,"Hen,kasihan ya anakmu,kamu tinggal-tinggal mulu". Terus terang, saat itu tenggorokan saya rasanya tercekat,sakit.Rasanya seperti ditampar. Membuat saya merasa sangat bersalah.Tak hanya sekali dua kali saja saya mendapat komentar seperti itu.Lalu bagaimana respon saya?Biasanya sih saya hanya menjawab singkat,"Ya kasihanlah,pasti".Saya malas berpanjang-panjang.

Pernah juga seorang teman dekat saya yang seorang ibu rumah tangga, mengatakan ini pada saya,"Mbak,enak ya kerja,bisa bebas dari kerjaan rumah,bisa punya uang sendiri,bisa dandan.Nggak kayak aku,capek,dari pagi ngurusin anak-anak dan suami,antar jemput sekolah, habis itu beres-beres rumah. Kerjaan nggak ada habisnya sampai malam." Maaf,kebetulan teman saya ini tidak memiliki asisten rumah tangga,jadi semua pekerjaan rumah dikerjakan sendiri.Saya tidak bisa berkomentar apapun selain mendengarkan curhat teman saya ini.

Dua kejadian di atas sebenarnya menggambarkan kegalauan para ibu,ibu bekerja seperti saya, dan ibu rumah tangga seperti teman saya.Sebagai ibu bekerja,siapa bilang saya tidak pernah galau?Sering.Tingkat kegalauan tertinggi adalah ketika anak sakit.Bisa dibayangkan?Saya rasa,semua ibu sepakat dengan saya soal ini.Anak sakit di saat banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, itu bikin galau banget.Saya ingat pada saat Juno berusia 10 bulan,kami memutuskan untuk "menyekolahkan" Juno di sebuah baby daycare.Itu membuat kami, saya dan papinya galau setengah mati.Juno masih 10 bulan, baru belajar jalan, belum bisa ngomong, dan harus sekolah,fullday pula,dari pagi sampai sore.

Seminggu pertama Juno sekolah saya tidak kuasa menahan air mata. Saya tak kuasa membayangkan bagaimana Juno di sekolah, bagaimana kalau dia nangis minta digendong, bagaimana kalau dia minta susu, bagaimana kalau dia mau bobok, bagaimana kalau ada temannya yang nakal? Bayang-bayang itu mengganggu saya,membuat saya tidak fokus bekerja.Alhamdulilah,kami bisa melalui saat-saat sulit tersebut.

Seminggu masuk sekolah Juno sakit batuk pilek.Dengan menyekolahkan anak di baby daycare,itu sudah konsekuensi yang harus diterima,satu anak sakit, anak yang lain bisa saja tertular.Juno panas,batuk,pilek,itu bikin kami galau lagi,sakit dan tetap harus bersekolah, membuat kami merasa sangat bersalah dan merasa menjadi orang tua paling jahat sedunia. Sebelumnya saya pernah galau juga setelah 3 bulan lamanya cuti melahirkan, dan harus kembali ke kantor.Berat banget rasanya ninggalin Juno yang saat itu masih bayi banget.

Pernah juga saya dapat laporan dari sekolah Juno,beberapa hari Juno "bete" di sekolah, rewel dan mudah marah.Beberapa hari kemudian baru diketahui mengapa Juno "bete", ternyata karena bu guru pengampu Juno, yang kebetulan namanya sama dengan nama saya,dipindah ke cabang yang lain.Beberapa kali Juno berganti guru pengampu, karena memang di sekolah Juno dibuat demikian,dengan tujuan supaya anak-anak dapat bersosialisasi lebih baik. Untuk anak seusia Juno, 1 ibu guru mengampu sekitar 4-5 anak. Sepertinya Juno sudah sangat cocok dengan bu guru yang namanya sama dengan nama saya ini, dan ketika tiba-tiba ibu ini dipindah ke cabang lain, Juno 'patah hati.Dan itu membuat saya,ibunya juga 'patah hati', karena ada 'wanita' lain selain saya dan eyangnya yang dicintai Juno.Apakah saya cemburu Juno 'menyayangi' bu guru nya?Of course,tapi saya harus menerimanya.

Menjadi ibu bekerja itu adalah pilihan. Kalau saya bisa memilih,tentu saja saya ingin 24 jam di rumah bersama Juno dan mengasuhnya sendiri.Tapi kondisi yang mengharuskan kami harus menyekolahkan Juno pada usia dini.Apakah kami menyesal? Tentu saja tidak,karena itu sudah menjadi pilihan kami,plus minus pasti ada,itu wajar.

Jujur,saya,mungkin juga dirasakan oleh para ibu bekerja yang lain,kami iri sekaligus salut dengan para ibu rumah tangga,seperti teman saya tadi,yang mengabdikan hidupnya bagi keluarga.Kami sadar,menjadi ibu rumah tangga adalah pekerjaan terberat dan tak ada habisnya.Pekerjaan rumah itu pasti ada terus.Saya pernah mengalaminya waktu cuti melahirkan,3 bulan di rumah, dan memang pekerjaan rumah itu tak ada habisnya,apalagi punya bayi atau anak kecil.Hemmm...jangan harap deh rumah bisa selalu bersih dan rapi.
Saya sering membayangkan andai bisa punya lebih banyak waktu bersama Juno,bisa menemani Juno bobok siang, makan siang,hemmm...seems so much fun,hehehe.

Tapi ya bagaimanapun semua itu pilihan,menurut saya mau jadi ibu bekerja,mau jadi ibu rumah tangga, mau jadi ibu yang berbisnis sambil mengurus keluarga,tetaplah seorang ibu,tidak ada yang membedakannya.Setiap orang berjuang dengan caranya sendiri.Ibu bekerja,ibu rumah tangga,ibu pebisnis,semua merasakan sakit yang sama saat melahirkan,semua sama-sama bertaruh nyawa untuk melahirkan buah hatinya,tak ada bedanya kan.Yang membedakan hanya aktivitasnya saja.

Sebagai ibu bekerja,saya sadar diri,waktu saya bersama anak tidak banyak,jadi ya weekend adalah saat yang saya tunggu-tunggu untuk 'membayar' semua 'hutang' dan 'dosa' saya.Menghabiskan waktu bersama Juno selama weekend, memang tidak sebanding dengan waktu yang hilang, but sometimes quality's much more important than quantity. Waktu sedikit nggak apa-apa deh,yang penting berkualitas.Toh kami rasa Juno saat ini sudah bisa memahaminya.

Intinya,apapun aktivitasnya,seorang ibu ya tetaplah seorang ibu,tak ada bedanya. Mau bekerja, mau di rumah, mau berbisnis,itu pilihan, semua berjuang dengan caranya sendiri.Semua mengabdi dengan cara yang tidak sama.Saya menemukan beberapa quote yang menurut saya indah ketika membaca buku Pak Luthfi Subagio,antara lain sebagai berikut :

Bila anda seorang ibu,anda tak akan pernah benar-benar sendiri dalam pikiran anda. Seorang ibu harus berpikir dua kali, untuk dirinya sendiri dan untuk anaknya -Sophia Loren-

Tidak mudah menjadi seorang ibu.Kalau mudah, para ayah akan melakukannya - Dorothy dalam The Golden Girls-

Tak ada yang pernah membuat anda sebahagia atau sesedih, sebangga atau selelah, menjadi seorang ibu - Elia Parsons-

Menjadi ibu itu adalah anda bekerja dan anda melakukan 25 pekerjaan yang berbeda, dan anda tidak dibayar -Melissa Peterman-

Menjadi seorang ibu adalah salah satu pekerjaan paling menguntungkan di muka bumi sekaligus salah satu yang paling menantang - Debra Gilbert Rosenberg-

Have a nice weekend.

Hari ini, jalan berdua dengan Juno
Selfie berdua
Makan es krim berdua
                                                           
Juno dan tas barunya :)
*ps : hari ini seperti biasa saya jalan berdua dengan Juno karena papinya ada kerjaan. Kami ke mall dari pagi karena Juno minta es krim su*da* coklat,yang adanya cuma di mall,selain itu kemarin saya menjanjikan membelikannya tas sekolah.Kemarin dia bilang pengen tas bergambar "Cars",tapi ternyata tadi di mall pilihannya berubah menjadi "kereta thomas".Dia hepi sekali.Sepanjang jalan pulang dia tertidur. Saat menulis ini, dia tiduran menonton televisi di samping saya.Bahagia itu sederhana. Berada di dekatnya selama 24 jam,tak kurang 1 detikpun.

* Ini baru kegalauan terkait soal anak ya,next saya akan tulis kegalauan ibu bekerja soal keluarga dan pasangan :)


Sunday 23 October 2016

Banaran9 Coffee, Cimory, Sam Poo Kong dan Kuliner Simpang Lima Semarang

Weekend kali ini kami, saya dan papi Juno memutuskan untuk mengajak Juno jalan-jalan ke Semarang.Sebenarnya sudah lama kami merencanakan ini, tapi ada saja alasan yang membuat kami menundanya,padahal Semarang sebenarnya nggak jauh juga ya dari Jogja,tapi tetap saja kami harus meluangkan waktu minimal 1 hari,dan itu yang sulit.

Oke,akhirnya beberapa hari lalu kami fix memutuskan weekend ini ke Semarang,setelah membereskan beberapa hal terkait pekerjaan.Pekerjaan Papi Juno lebih tidak terikat waktu dibanding saya,artinya weekend pun bisa saja ada pekerjaan yang harus diselesaikannya,jadi kalau mau weekend-an ke luar kota,paling nggak harus direncanakan beberapa hari sebelumnya.

Sabtu jam 07.00 wib kami berangkat dari Jogja.Alhamdulilah jalan nggak begitu macet,padat lancar lah.Juno sangat excited selama perjalanan.Oya,Juno sangat tertarik dengan jembatan,entah mengapa,tapi di manapun itu,ketika melihat jembatan,dia akan sangat senang dan melihatnya dengan takjub.Begitu pula perjalanan kemarin pagi,kebetulan sepanjang jalan Jogja-Magelang ada banyak sekali jembatan,Juno senang sekali dan berkali-kali terkagum-kagum melihat jembatan sambil mengucapkan kata "wow".

Selepas Magelang Juno tertidur di pelukan saya.Perjalanan yang cukup lama(kami jarang melakukan perjalanan jauh dengan berkendara sendiri),membuat Juno mengantuk,ditambah berada di pelukan maminya,I think it's the the most comfort place of him.Dia tertidur dengan sangat pulas dan lama sekali.

Sampai di Jalan Raya Magelang Km.50,Gemawang,Jambu,Kabupaten Semarang,kami memutuskan untuk berhenti di Banaran9 Coffee and Tea.Beberapa kali kami melewatinya,sering baca ulasannya di majalah,tabloid,koran ataupun online,sering juga diulas di televisi,tapi belum pernah sekalipun kami mencobanya.Jadi kali ini kami akan mencobanya,sekalian sarapan karena paginya belum sempat sarapan.Jam 08.00 wib kami tiba di Banaran9,masih sepi,hanya ada sekitar 3 mobil terparkir di sana.Sebagai informasi, Banaran9 Coffee and Tea merupakan salah satu unit usaha kafe yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX).Merupakan kafe dengan konsep klasik,di tengah perkebunan teh,dan memiliki taman bermain yang cukup luas di halamannya.Ada 3 bangunan yang digunakan sebagai kafe,dan di belakangnya adalah pabrik kopi.

Kami memilih bangunan utama yang berada di tengah,dan menempati sofa di pojokan,yang letaknya berdekatan dengan kasir.Papi Juno memesan nasi goreng ampela,sedangkan saya karena tidak terbiasa sarapan,hanya memesan tempe mendoan.Juno baru agak susah makan,beberapa hari ini dia hanya mau makan roti dan minum susu saja,jadi untuk Juno saya bawa roti dari rumah.Berhubung ini di Banaran9,didukung hawanya yang cukup dingin,suasananya cocok sekali untuk minum kopi.Kami memesan 2 cangkir kopi,papi Juno memesan Kopi Tubruk Banaran dan saya pesan Kopi Banaran Cream. Sebenarnya saya bukanlah penikmat kopi,tapi saya rasa tak ada salahnya saya mencoba,bukan tiap hari juga kok.


Tak lama pesanan kami datang,2 cangkir kopi,nasi goreng ampela dan tempe mendoan panas.Hemmm...aroma kopinya terasa sekali.Tapi jangan lupa ditambahkan gula dulu ya sebelum diminum.Tempe mendoan panas plus kopi cream,ditambah udara dingin,hemmm...cocok sekali.Andai saja lokasinya tidak jauh dari Jogja,pasti saya akan sering ke sini,suasananya adem,pas sekali untuk refreshing dari rutinitas.

Sekitar 1 jam kami di sana, setelah makan,kami menemani Juno bermain sebentar dan melihat ikan di kolam yang ada di halaman kafe,dan tak lupa foto-foto dulu dong,sudah bawa fotografer pribadi lho,sayang kalau tidak dimanfaatkan,hehehe (papi Juno hobi fotografi juga).Kamipun melanjutkan perjalanan,sekitar jam 10.30 kami tiba di Cimory Resto and Milk Factory yang berlokasi di daerah Bawen,Ungaran,Semarang Utara.Sebenarnya ini adalah tujuan utama kami. Sebelumnya kami hanya mendengar cerita dari teman dan saudara,dan saya merasa Cimory merupakan tempat yang harus dikunjungi.Pada hari Sabtu-Minggu peternakan dan perkebunan terbuka untuk umum,hanya dengan membayar tiket masuk seharga Rp 10.000,-,kita akan mendapat voucher penukaran produk.Kemarin saya dapat 2 bungkus susu soya.Oiya,di Cimory anak usia 3 tahun ke bawah tidak perlu membayar tiket.


Menurut saya,bagi yang memiliki anak kecil seusia Juno,Cimory cocok banget sebagai tujuan wisata,karena ada farm nya,di mana anak-anak bisa melihat beberapa jenis hewan dan tumbuhan,antara lain sapi perah,kelinci,berbagai jenis burung,kijang,kura-kura,ikan di sana.Kebetulan waktu kami tiba di sana,baru ada rombongan anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK) sedang mengikuti educational tour,jadi sekalian saja kami ngikutin di belakang mereka,hehehe.
Juno excited sekali melihat bermacam binatang,bahkan dia sempat memberi makan kelinci.Sekitar 1,5 jam kami berkeliling dan tak lupa menyempatkan membeli yoghurt,produk dari Cimory dan mampir ke restonya.Sekitar jam 13.00 wib kami keluar dari Cimory dan melanjutkan perjalanan ke pusat kota Semarang. 

Ya,kami memang akan menginap semalam di Semarang.Melalui website booking.com, kami sudah booking 1 kamar untuk 1 malam,tentu saja kami cari hotel yang sesuai dengan budget kami,dan beruntung kami dapat hotel yang tidak jauh dari Simpang Lima,yaitu Hotel Ibis Budget yang berlokasi di Jl.Kapten P.Tendean No.21, Semarang.Oya,ratenya 265 ribu/malam termasuk pajak dan include breakfast,lumayan murah kan untuk hotel yang bisa dibilang masih baru?Oya,kami sempat cek rate kamar yang sama di traveloka.com,ratenya sama,namun di traveloka tidak termasuk brakfast.So,kami pilih yang di booking.com,ngirit,hehehe.

Sekitar 1 jam kami tiba di hotel,dengan mengandalkan GPS. Menurut kami jalanan di Semarang agak mbulet,sebenarnya cuma di situ-situ aja,cuma kebanyakan muter-muternya jadi cukup membingungkan,GPS really helps.Tiba di hotel sekitar jam 14.00.Kami amati,hotel ini masih baru,pegawainya tidak banyak,tamunya belum begitu banyak,jadi mungkin masih promo rate.Kamar kami di lantai 6,kamar berukuran 4x3 meter ini memang terlihat agak sempit buat kami bertiga,but it's ok lahhh.Satu double bed,shower bathroom yang terpisah dengan kloset,partisi yang berfungsi sebagai meja dan wastafel,ditambah AC dan televisi dengan channel berlangganan,plus breakfast,lebih dari cukup lah untuk hotel budget.Really Recommended.


Hotel Ibis Budget Semarang
Setelah beristirahat sekitar 3 jam,kami bersiap-siap untuk menghabiskan malam minggu di Simpang Lima.Kami ingin mencoba kuliner yang ada di sana.Jam 18.00 kami berangkat menuju Simpang Lima.Alhamdulilah cuaca cukup cerah,hanya sedikit macet.Lagi-lagi kami hanya mengandalkan GPS sebagai penunjuk arah.Setelah muterin Simpang Lima 2 kali,akhirnya kami mendapat tempat parkir di depan pos polisi.Susah banget ternyata cari parkir di sana,mungkin karena malam minggu 'kali ya.Kami agak surprised ketika mendapati tukang parkirnya adalah seorang ibu yang sudah lanjut usia, sekitar 60 tahunan,namun masih sangat cekatan memberikan aba-aba parkir.

Setelah berkeliling kami memutuskan untuk makan nasi liwet di salah satu ujung deretan tenda kuliner,saya kurang begitu ingat,lokasinya,tapi yang jelas seberangnya adalah Mall Ciputra.Hemmm,nasi liwetnya enak lho,namun sayang kami kurang menikmati,karena Juno saat itu rewel,membuat kami tidak bisa berlama-lama di tempat itu.Tapi beneran lho,nasi liwetnya enak banget,makan berdua dibandrol 46 ribu,standar lah ya.Sekali lagi recommended.


Simpang Lima
Kami mencoba menenangkan Juno dengan mengajaknya makan es krim di Mall Ciputra.Sekitar 1 jam kami nongkrong dan dilanjutkan berkeliling sebentar di mall tersebut,sempat nonton show yang menampilkan beberapa waria di sana dan tertawa dibuatnya.

Jam 21.00 kami kembali ke parkiran dan melanjutkan perjalanan untuk muter-muter kota,tentu saja tetap mengandalkan GPS.Kami menuju Kota Tua,setelah sempat salah arah,dan sedikit berdebat,akhirnya bisa juga kami sampai di Kota Tua,padahal tidak jauh dari hotel sebenarnya.Tujuan kami ke sana adalah untuk melihat bangunan-bangunan tua jaman Belanda yang masih berdiri kokoh tanpa perubahan.Klasik.Indah.Romantis.Itu kira-kira yang ada dalam benak saya.Sayang sudah malam,kami tidak berhenti untuk foto.

Pelan-pelan kami menyusuri jalanan kota Semarang,melihat-lihat bangunan-bangunannya yang sebagian besar masih asli arsitektur jaman Belanda,termasuk Lawang Sewu yang cukup legendaris karena horornya itu.Kami tidak turun,hanya lewat saja.Sangat indah dipadukan dengan lampu-lampu temaram di sekitarnya.Sekitar jam 22.30 wib kami memutuskan untuk kembali ke hotel,istirahat.

Keesokan harinya setelah sarapan di hotel kami mengemasi barang-barang kami dan checkout pada jam 09.00 wib.Setelah checkout kami menuju Jalan Pandanaran yang merupakan daerah pusat oleh-oleh untuk membeli oleh-oleh khas Semarang.Ada 1 yang ingin sekali saya beli,yaitu lunpia (atau lumpia) khas Semarang,karena ukurannya yang cukup besar jika dibandingkan lumpia pada umumnya.Harganyapun di atas rata-rata harga lumpia biasa.Saya membeli lumpia basah (mentah,tinggal digoreng) seharga 9 ribu/biji,namun kami sempat mencicipi yang sudah digoreng.Hemmm...selera saya banget deh.Selain lumpia basah,saya juga beli wingko babat untuk oleh-oleh.

Berhubung langit sangat mendung,kami tak berlama-lama di sana,dan segera melanjutkan perjalanan ke Kuil Sam Poo Kong yang merupakan peninggalan Laksamana Tiongkok Muslim yang bernama Zheng He atau yang biasa dikenal dengan sebutan Laksamana Cheng Ho.Sayang sekali tiba di sana,hujan turun sangat deras,kami masuk namun tidak bisa berkeliling karena hujan sangat deras,ditambah membawa Juno,tidak mungkin bagi kami untuk berhujan-hujanan.Ini kali kedua saya mengunjungi Sam Poo Kong,yang pertama 3,5 tahun lalu ketika sedang hamil 6 bulan,entah kebetulan atau tidak,tapi waktu itu ketika saya mengunjungi Sam Poo Kong,juga hujan deras.Saya kurang beruntung lagi kali ini.Sekitar jam 11.00 kami keluar dari Sam Poo Kong dan menuju Jogja.Pulang.


Sam Poo Kong, siang tadi hujan deras
Hujan merata mengguyur Semarang tadi siang ketika kami pulang ke arah Jogja.Beberapa kali papi Juno menguap,hemmm pak sopir ngantuk,pikir saya.Akhirnya saya menggantikannya nyetir.Seperti ketika berangkat,sepanjang perjalanan Juno tidur.Juno dan papinya tertidur,jadi sayapun nyetirdengan santai,ngga ngebut,ditemani musik.Tapi nggak lama sih saya sendirian,sekitar 1 jam-an,Juno dan papinya bangun.

Sampai di daerah Tempel,Jalan Raya Magelang-Jogja,Papi Juno mengajak saya mampir untuk makan siang di Warung Brongkos Bu Padmo (Warung Ijo) yang terletak tidak jauh dari Pasar Tempel.Sebelumnya Warung Ijo berada di bawah jembatan Kali Krasak,yang tak jauh dari lokasinya sekarang.Warung ini sudah sejak tahun 1950an lho,legendaris banget kan.

Bagi yang belum tahu,brongkos merupakan salah satu masakan Jawa, sayur berkuah coklat pekat,mirip Rawon tetapi memakai santan.Warna coklat pekat itu karena memasukkan rempah lokal bernama kluwak.Biasanya brongkos berisi potongan tahu dan kacang tholo dan ditambah potongan daging sapi.(http://jalanjogja.com/brongkos-karnifora-bu-padmo/).
Rasanya,hemmm...bagi penyuka masakan bersantan atau masakan Jawa,pasti akan ketagihan setelah mencobanya.Walaupun agak sedikit pedas,Juno juga mau lho.Dua porsi nasi sayur brongkos dan minum dibandrol 62 ribu.Agak sedikit mahal memang,tapi sepadanlah dengan rasanya.Penasaran?Silahkan dicoba.


Warung Brongkos Bu Padmo,Tempel
Setelah makan siang di Warung Ijo Bu Padmo,kami melanjutka perjalanan ke Jogja.Alhamdulilah jam 15.00 kami tiba di rumah dengan selamat.Walaupun Semarang tidak begitu jauh dari Jogja,hanya ditempuh sekitar 3 jam berkendara,tapi weekend kali ini sangat berkesan bagi saya.Bukan masalah jauh dekatnya,bukan masalah di mana, ke mana,ngapain saja,tapi bisa menghabiskan weekend 2 x 24 jam tak kurang sedetikpun bersama keluarga,bagi saya sudah lebih dari segalanya.Cukup untuk ngecharge energi buat minggu depan.Setidaknya bisa fresh lagi lah menghadapi minggu depan.Semoga bermanfaat.Happy working days.




Saturday 22 October 2016

When Mommy Back to Campus Part # 3

Sepertinya tulisan saya dengan judul ini akan terdiri dari banyak part. Sebelumnya, part 1 dan 2 merupakan prolog dari cerita saya. Well, it's gonna be a long journey and many parts of it.

Kalau sebelumnya saya lebih banyak bercerita "dukanya" kembali ke kampus setelah menyandang status sebagai seorang ibu,kali ini saya akan mencoba menggali "sukanya".Hemmm,bukannya segala sesuatu itu selalu memiliki dua sisi? Ada hitam,ada putih.Ada positif, ada negatif.Begitu pula,ada suka,ada duka.

Kembali ke kampus dengan status sebagai seorang ibu itu tidak mudah,sudah jelas,tidak terbantahkan lagi.Tapi masa sih ngga ada sukanya sama sekali? Kalau ngga ada sukanya sama sekali,ogah deh saya sekolah lagi,eman-eman waktunya,mending juga duitnya ditabung daripada buat bayar smesteran yang jumlahnya cukup bikin ngelu.Minimal 6 smester dikali segitu,nah lho berapa tuh.Itu kalo lancar lho ya,hehehe.(Ya Alloh,paringono lancar)

Nggak cuma dari segi biaya,sekolah lagi itu juga makan waktu lho,belum lagi tugas-tugasnya yang cukup menguras energi dan pikiran,bikin stres lah pokoknya.Daripada ngabisin berjam-jam di depan laptop buat ngerjain tugas dan baca buku atau artikel,mending waktunya buat jalan-jalan ke mall,hangout sama temen-temen arisan atau nyalon.Belum lagi waktu buat suami dan anak juga berkurang.Bener kan?Baca juga http://ceritamamijuno2.blogspot.co.id/2016/09/when-mommy-back-to-campus-part-1.html 
http://ceritamamijuno2.blogspot.co.id/2016/10/when-mommy-back-to-campus-part-2.html

Tapi apa benar,kembali ke kampus dengan status sebagai seorang ibu itu lebih banyak dukanya daripada sukanya?Hemmm...belum tentu juga.
Pada tulisan sebelumnya,yang judulnya When Mommy Back to Campus Part #1,disitu saya menceritakan proses studi saya sebelumnya.Apakah semuanya "duka"?Tidak juga. Ada bagian sukanya juga kok.

Ada banyak alasan mengapa para mahmud (mamah muda) memutuskan untuk sekolah lagi.Kebanyakan sih karena tuntutan pekerjaan atau karier yang mengharuskan dirinya untuk sekolah lagi.Atau bisa juga karena beasiswa yang diberikan oleh instansinya. Tapi banyak juga kok mahmud yang memutuskan untuk sekolah lagi dengan alasan lain.Contohnya teman saya,namanya Mbak Wulan,mahmud cantik,ibu dari 2 putra,seorang ibu rumah tangga cerdas,yang bikin saya salut dengan semangatnya yang luar biasa,untuk melanjutkan studi S3,bersama saya.

Begitu juga saya,bukan karena tuntutan pekerjaan atau apalah itu.Dulu awalnya sih saya hanya ingin mencari sesuatu hal yang lain untuk dikerjakan,biar nggak jenuh saja.But then I've found my passion,and that's the only reason then.Jadi ketika saya merasa kok berat ya,kok sulit ya,maka saya akan bertanya pada diri saya "so why did you get your own difficulties? You knew it from the start".Kalau kita tau bahwa sesuatu itu bakalan berat,lalu mengapa juga kita mengambilnya?Berarti memang sudah niat kan?

Nothing is easy in the beginning.Tak ada yang mudah di awal,semua pasti harus dilalui dengan kesulitan.Begitu juga ketika kita memutuskan sekolah lagi.Berat,pasti.Sulit,jangan ditanya lagi.Stres,banget.Banyak bangetlah pokoknya.Tapi di balik itu semua pasti ada hal positifnya kan?Of course.Banyak.

Pertama,jujur,bagi saya membagi waktu antara pekerjaan,keluarga dan studi sangat tidak mudah.Itu stresful banget.Ibaratnya harus membagi otak,tenaga dan pikiran dalam satu waktu.Ibaratnya lagi,harus membelah diri seperti amoeba.Tapi karena itu saya belajar banyak hal.Bagaimana saya harus me-manage waktu.Bagaimana saya harus membagi otak saya.Bagaimana saya harus mengendalikan emosi saya, dan bagaimana beradaptasi dengan sesuatu yang baru,sebuah shock therapy yang mengubah ritme hidup saya 180 derajat. Itu yang saya alami.

Kedua,belajar lagi ternyata bisa "menyegarkan" kembali otak kita,setelah beberapa tahun "lupa" tidak membuka buku,apalagi banyak hal baru yang kita pelajari.Apalagi jika selama ini kita disibukkan dengan rutinitas yang itu-itu saja,trust me it works.Bisa jadi pelarian yang sangat tepat,hehehe.

Ketiga,bertemu orang-orang baru,teman-teman baru dari berbagai latar belakang itu menyenangkan,selain menambah link dan relasi,kita juga bisa belajar banyak hal dari mereka.

Keempat,menjadi lebih efisien dalam banyak hal.Waktu menjadi sangat berharga,otomatis kita akan mengurangi waktu untuk hal-hal yang ngga penting, energi untuk hal-hal yang ngga penting,misalnya ngerumpi atau ngegosip,hehehe.Ngga cuma hemat waktu dan energi,kalau saya mau nggak mau harus berhemat uang juga,kalau dulu tiap bulan pasti beli baju,sepatu atau nyalon,sekarang,boro-boro,mending uangnya ditabung buat bayar smesteran,hehehe (curcol deh gweh).

Kelima,keluarga menjadi sangat berharga.Waktu untuk keluarga yang berkurang,menjadikan waktu bersama mereka amat sangat berharga dan saya tunggu-tunggu.Sebagai contoh,saat ini sabtu-minggu bagi saya adalah absolut,mutlak untuk keluarga,terutama Juno.Sebisa mungkin saya akan menghabiskan weekend bersama mereka.Bahkan tiap Sabtu yang seharusnya Juno sekolah hingga jam 14.00,sekarang khusus hari Sabtu,Juno saya liburkan,supaya kami bisa menghabiskan waktu bersama.

Keenam,ada passion yang lain.Dengan sekolah lagi,bisa saja kita menemukan passion selain yang kita kerjakan selama ini,hal lain yang ingin kita kerjakan,hal lain yang bikin kita bersemangat.Hemmm...tapi ingat,bukan pasangan yang lain lho yaa,hehehe.

Ketujuh,punya target atau tujuan yang ingin dicapai,misalnya saya harus selesai dalam berapa tahun.Saya pribadi,bukan karena alasan biaya saja saya ingin lulus cepat,tapi karena Juno.Well,saat ini Juno 3 tahun,3 tahun lagi dia masuk Sekolah Dasar (SD),itu artinya kami,saya dan papinya harus lebih fokus memikirkan pendidikannya,termasuk biayanya,jadi by the time,saya harus sudah selesai studi.Itu target saya.Selain itu harapan kami sebagai orang tua,kelak Juno menjadi termotivasi untuk belajar banyak hal.

Kedelapan,sekolah lagi itu seru.Selain banyak hal kita pelajari,banyak orang kita temui,yang tak kalah menarik,ada juga dosen yang bisa bikin gagal fokus.Hehehe,yang ini bonusnya ya,anggap saja biar kuliah nggak ngantuk,hehehe.

Jadi,siapa bilang kuliah lagi itu cuma bikin stres aja.Yakinlah,di balik semua kesulitan,pasti ada dosen yang bikin gagal fokus,ehh salah,maksudnya ada hikmah di baliknya.So,buat para mahmud,semangat ya,jalani dengan hepi,enjoy the process.Ketika semua terasa sulit dan berat,yakinkan pada diri kita,kita memilih melakukan ini bukan tanpa alasan.Have a nice weekend.

*PS : saat ini saya sedang menghabiskan weekend bersama Juno dan papinya di Semarang.Saya menulis ini di kamar hotel,Juno dan papinya sedang tidur di samping saya,setelah ini kami akan bersiap-siap untuk menghabiskan malam minggu di daerah simpang lima.Kenapa saya bawa laptop?Bukankah ini akan mengganggu weekend saya bersama mereka?Well,menulis blog adalah salah satu cara saya untuk refreshing,jadi saya harus membawa laptop,saya kira mereka bisa memahaminya,hehehe.

weekend with my little angel,Juno



Saturday 15 October 2016

Men Are From Mars,Women Are From Venus

Pernah dengar ungkapan tersebut?Men are from Mars,women are from Venus.Pria dari Mars,wanita dari Venus.Ini merupakan kiasan yang menggambarkan bahwa pria dan wanita itu seolah-seolah berasal dari planet yang berbeda,sangat berbeda dalam segala hal.Sebuah buku yang sangat populer,ditulis oleh John Gray dengan judul yang sama,menegaskan bahwa pria dan wanita terlahir sangat berbeda,sehingga masing-masing perlu saling memahami.Pria memiliki gaya komunikasi dan kebutuhan emosional yang sangat berbeda dengan wanita.Sebenarnya apa saja sih perbedaan pria dan wanita?Mungkin contoh-contoh yang saya berikan di bawah ini bisa sedikit menjelaskan.

sumber : http://erstudio.tumblr.com/

Ada yang pernah nanyain masa lalu suami?Misalnya gini,Mas,cinta pertamamu dulu siapa sih?Atau Mas,dulu kamu putus sama mantanmu karena apa sih?Lalu jawaban suami bagaimana?Apakah dia menjawab pertanyaan tersebut?Hemm...saya yakin nggak.Pasti dia bakal jawab begini "Ngapain sih kamu nanya-nanya gitu?" atau "Nggak penting banget sih".Atau malah diem dan nggak menjawab pertanyaan kita,sok sibuk,lalu ngeloyor pergi menghindar.Begitulah wanita,lebih kepo dibandingkan pria,wanita suka membuka cerita lama,mengungkit masa lalu.Berbeda dengan para pria yang cenderung lebih bisa melupakan masa lalu.Yang udah ya udah,begitu kira-kira menurut para pria.

Saya sering sebel ketika meminta pendapat suami soal penampilan,karena biasanya jawabannya sangat "bias".Ketika akan menghadiri resepsi,biasanya saya mencoba beberapa baju untuk saya mintakan pendapatnya.Dan saya paling sebel kalau dia bilang "bagus" untuk semua baju yang saya coba.Ya saya sadar,dia bilang begitu bukan karena baju yang saya coba benar-benar bagus,tapi karena dia males nunggu saya lama-lama,jadi biar nggak ribet,dia jawab sejawab-jawabnya aja.

Atau seringkali ketika saya "frustasi" karena berat badan saya naik signifikan,walaupun saya sadar terlihat lebih gemuk,tetap saja saya menanyakan hal tersebut kepada suami saya."Pi,aku gemukan ya?"Lalu jawaban dia begini,"Nggak kok,dari kemarin ya segitu".Walaupun itu adalah jawaban yang sedikit menenangkan saya,tapi tetap saja saya merasa dia "terpaksa" mengatakan demikian.

Beberapa minggu lalu saya sangat panik ketika berkendara menuju kampus untuk ujian mid.Begini ceritanya,pagi-pagi hujan sangat deras,saya berangkat 1,5 jam sebelum ujian,waktunya cukuplah,sampai di kampus saya masih sempat baca-baca sebentar,begitu pikir saya,karena dari rumah ke kampus paling cuma butuh sekitar 30 menit.Tapi teryata di luar perkiraan hujan deras menyebabkan jalanan macet,bahkan 1 lampu merah saja saya bisa menunggu hingga 5 kali baru bisa jalan,saking macetnya.Alhasil sayapun panik luar biasa karena waktunya semakin mepet.Saya telpon suami saya.Jawabannya nyebelin banget menurut saya,"Tenang,masih jam segini kok,pasti nyampai."Hadehhh...

Atau pernah juga kan ketika kita bercerita panjang lebar mengenai sesuatu yang menurut kita penting banget kepada pasangan kita,namun respon pasangan kita hanya begini,"oww begitu tho,ya udah".Nyebelin banget kan,padahal kita berharap dia akan meresponnya dengan panjang lebar juga,eh ternyata cuma begitu doang.

Itu hanya beberapa contoh saja bahwa pria dan wanita memiliki gaya komunikasi yang berbeda.Wanita ingin pria mengerti "bahasanya",pria mencoba mengerti "bahasa" wanita melalui "bahasanya" sendiri.Nahhh...kalau orang Mars ketemu orang Venus,begitulah jadinya,Jaka Sembung Naik Ojek,kaga nyambung jek.Itu baru soal komunikasi,lalu bagaimana dengan kebutuhan emosional antara pria dan wanita?

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan ,menunjukkan bahwa wanita memiliki hubungan antara bagian otak kanan dan kiri yang lebih baik,sementara pria memiliki hubungan antara otak bagian depan dan belakang yang lebih baik.Untuk itu pria memiliki kemampuan lebih baik dalam menerima informasi dan memproses informasi kompleks dan mengatur kemampuan motorik.Ini berarti untuk hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan motorik,pria memiliki kemampuan lebih baik,sedangkan wanita akan lebih baik jika diberi tugas yang menggunakan logika dan intuisi.(http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/12/ini-bukti-laki-laki-dari-mars-dan-perempuan-dari-venus)

Di sini saya gunakan suami saya sebagai contoh ya,karena sehari-hari dialah yang saya amati,hehehe.Dia tidak berbiasa (atau tidak bisa) mengerjakan beberapa hal secara bersamaan,jadi ketika ada beberapa deadline pekerjaan yang harus diselesaikan bersamaan,dia menjadi stres (dia termasuk orang yang jarang stres).Satu persatu diselesaikan dulu,baru beralih ke pekerjaan yang lain.Saya rasa kebanyakan pria seperti itu,fokus pada satu pekerjaan,berbeda dengan wanita yang rata-rata terbiasa dengan multitasking,multitalented,dan kadang-kadang bisa membelah diri juga kayak amoeba.Masak,bersih-bersih rumah,nyuci sambil gendong anakpun bisa dilakukan sekaligus oleh wanita.Bagaimana dengan pria?Silahkan dicoba,hehehe.

Walaupun kurang terbiasa dengan hal-hal yang membutuhkan kemampuan multitasking,pria sangat senang jika kemampuannya diakui atau dihargai,dari hal yang sepele ketika ada pekerjaan rumah tangga yang membutuhkan manly skill alias laki banget seperti benerin genting bocor,benerin antena,benerin mobil,termasuk ketika menyelesaikan masalah yang berat,pria berharap bisa menunjukkan kemampuannya,tanpa perlu bantuan orang lain.Jika pria berharap kemampuannya diakui dan dihargai,berbeda dengan wanita yang cenderung menginginkan perasaannya yang dihargai.Jadi para wanita,kalau ada pekerjaan rumah yang nggak berat-berat banget,nggak perlu lah buru-buru manggil tukang,berikan kesempatan kepada para suami untuk mengatasinya.

Begitu juga ketika mencari solusi sebuah masalah,pria lebih suka mencari solusinya sendiri,berbeda dengan wanita yang lebih ekspresif dan komunikatif,misalnya saja curhat kepada sahabatnya atau curhat di medsos,nyetatus di facebook atau bbm misalnya,hehehe.Dalam hal komunikasi,pria juga lebih suka to the point,kebanyakan wanita menyukai hal-hal yang remeh temeh.Itulah mengapa wanita lebih suka bergosip dan membicarakan hal-hal yang kurang penting,karena wanita terlahir lebih komunikatif dibanding pria, jadi ketika 2 orang wanita atau lebih bertemu,ceritanya bisa dari A ke Z,panjang dan penuh bumbu,hehehe.Jadi jangan berharap deh ngajakin para pria untuk bergosip atau ngomongin hal remeh temeh atau kita bakalan dicuekin.

Dalam hubungan,pria dan wanita memiliki kebutuhan emosional yang berbeda.Kalau wanita membutuhkan perhatian,pengertian,dan kesetiaan,pria membutuhkan kepercayaan,penerimaan dan penghargaan.Konon katanya pria paling tidak suka jika tidak dipercaya,mereka akan merasa tidak nyaman jika wanita mulai mengontrolnya,karena itu membuat powernya berkurang,jadi para istri,tak perlulah menelpon suami tiap jam,hanya untuk menanyakan kamu di mana,ngapain,sama siapa,that's not romantic at all.Pada umumnya pria menyukai wanita yang mandiri,walaupun ada juga pria yang menyukai wanita yang menye-menye,namun pada dasarnya pria sangat senang ketika pasangannya merasa membutuhkannya,seperti dimintai pendapat atau dimintai solusi,atau hal-hal kecil seperti sesekali mengantar pasangannya ke kantor atau menemaninya belanja.

Menurut John Gray,pria juga diibaratkan seperti rubber bands atau karet gelang,di mana pada saat-saat tertentu,misalnya ketika sedang menghadapi masalah,pria menjadi tidak bisa (atau tidak mau) didekati.Pada saat seperti ini,pria biasanya menginginkan sendiri dan tidak ingin mengekspresikan perasaannya.Nahhh,ini yang biasanya tidak dipahami oleh wanita,pria tidak seperti wanita yang lebih ekspresif dan komunikatif,pria juga lebih suka mencari solusi sendiri untuk masalah yang dihadapinya.Berbeda dengan wanita yang lebih cenderung menggunakan perasaan dan intuisi,ketika menghadapi masalah.Wanita cenderung lebih "panik",kekuatirannya menjadi berlebihan dan bisa menjadi negative thinking.Itulah mengapa wanita cenderung lebih mudah curiga dan cemburu,walaupun tidak menutup kemungkinan ada juga pria yang seperti itu,namun kebanyakan pria lebih bisa menyembunyikan perasaannya,misalnya mereka akan lebih gengsi untuk menunjukkan rasa cemburu kepada pasangannya.

Itulah mengapa ada istilah Men are from Mars,women are from Venus,pria dan wanita sangat berbeda.Pria dan wanita memiliki bahasanya masing-masing dan memiliki cara sendiri untuk merespon segala sesuatu.Mengharapkan pasangan bisa bersikap seperti apa yang kita lakukan,jelas itu nggak mungkin banget.Satu yang pasti,harus bisa memahami bahasa dan kebutuhan emosional masing-masing.Para pria,cobalah untuk lebih peka dalam memahami bahasa para wanita.Buat para wanita,berhentilah berharap para pria akan melakukan hal yang sama dengan kita.Ingatlah ketika dua orang dengan bahasa yang berbeda dan masing-masing tidak saling mengerti bahasaya,selalu ada cara untuk berkomunikasi di antara keduanya.Have a nice weekend.








Sunday 9 October 2016

Ponari,Dimas Kanjeng dan Aa Gatot,Fenomena Yang Tak Ada Habisnya

Akhir-akhir ini publik baru dihebohkan dengan beberapa kasus.Yang baru berjalan dan selalu siaran live,sudah pasti sidang kasus Jesica.Ada juga yang lagi rame ada kasus Mario Teguh dan Kiswinar.Nahhh yang nggak kalah heboh dan menarik perhatian,adalah kasusnya Aa Gatot atau yang lebih populer dengan nama Gatot Brajamusti,yang juga menyeret artis Reza Artamevia,dan kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi atau yang lebih populer dengan sebutan Dimas Kanjeng,yang konon mampu "mengadakan" (atau menggandakan) uang.

Saya sebenarnya kurang begitu mengikuti kasus-kasus tersebut,tapi karena saking banyaknya media yang memberitakan,jadi mau nggak mau ngikutin juga.Baru buka medsos,ada link berita terkait di timeline,ya udah klik deh.Baru mau cek email di yahoo,baca headlinenya,otomatis klik.Baru makan sambil nonton televisi,eh di televisi beritanya itu-itu juga.

Di sini saya nggak akan ngulas soal kasus Jessica ataupun Mario Teguh,tapi saya lebih tertarik dengan fenomena Dimas Kanjeng dan Aa Gatot.Kenapa?Karena menurut saya kedua kasus tersebut cukup absurd alias nggak jelas,hehehe.
Bicara soal Dimas Kanjeng dan Aa Gatot saya jadi teringat beberapa tahun lalu,sekitar tahun 2009,publik dihebohkan dengan munculnya dukun cilik bernama Ponari di daerah Jombang,Jawa Timur.Masih ingat kan?Oke,sedikit flash back.Pada tahun 2009,Ponari yang saat itu berumur 10 tahun sedang bermain hujan-hujanan bersama teman-temannya,tidak sengaja menemukan sebuah batu yang konon ditemukan bersamaan dengan datangnya petir,maka disebutlah batu coklat kemerahan itu sebagai "batu petir".Keanehan terjadi ketika salah satu keluarganya sakit dan sembuh setelah meminum air celupan batu tersebut.Seketika berita itu tersebar dari mulut ke mulut,Ponari menjadi terkenal.Orang berduyun-duyun mendatangi rumah Ponari untuk disembuhkan penyakitnya,minta air celupan batu petir,ataupun hanya sekedar ingin melihat batu sakti tersebut.

Dari hasil pengobatan tersebut Ponari memperoleh penghasilan yang luar biasa,bahkan konon hingga mencapai nilai 1 miliar.Rumah keluarganya dibangun manjadi sangat layak,selain bisa membeli sawah,perabotan dan motor.Ponari yang seharusnya belajar di sekolah,menjadi "enggan" ke sekolah dan lebih memilih untuk "fokus" menjadi dukun cilik.Bahkan menjelang Ujian Nasional,banyak anak SD dan SMP yang diantar orang tuanya menemui Ponari untuk meminta air celupan batu petir,supaya diberi ketenangan menghadapi ujian.Hemmm...

Lalu bagaimana kabar Ponari sekarang? Berdasarkan beberapa sumber,diketahui saat ini Ponari kembali ke sekolah dan duduk di bangku kelas 1 MTS (setingkat SMP).Seharusnya Ponari duduk di kelas 1 SMU,namun karena dia sempat berhenti sekolah selama 3 tahun,menyebabkan dia tertinggal dibandingkan teman-teman seusianya.Saat ini rumah Ponari tidak rame seperti beberapa tahun lalu,pasien yang datangpun hanya satu dua,atau sama sekali tidak ada.Dan yang paling miris adalah menurut ibunya,uang yang diperoleh selama Ponari berpraktek sebagai dukun cilik,saat ini sudah habis tidak tersisa,bahkan saat ini untuk membayar sekolahpun orang tua Ponari kesulitan.Pamor Ponari sebagai dukun cilik kini sudah hilang seiring berjalannya waktu.

sumber : www.suara.com
Saat ini ketika publik dihebohkan dengan kasus Dimas Kanjeng,ini mengingatkan saya pada fenomena Ponari beberapa tahun lalu.Namun sebenarnya siapa sih Dimas Kanjeng itu?Dimas kanjeng yang memiliki padepokan dengan nama yang sama di daerah Probolinggo,Jawa Timur,beberapa waktu lalu ditangkap karena dugaan pembunuhan terhadap dua orang pengikutnya.Dimas Kanjeng yang diyakini pengikutnya mampu mengadakan (atau menggandakan) uang dan emas, memiliki ribuan pengikut yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.Tak main-main,pengikutnya berasal dari berbagai latar belakang,agama,dan tingkat pendidikan,bahkan di antara pengikutnya adalah Marwah Daud Ibrahim,mantan anggota DPR RI yang juga seorang Doktor lulusan Amerika Serikat.Pada tayangan Indonesia Lawyer Club (ILC) beberapa waktu lalu di televisi,Bu Marwah yang juga merupakan Ketua Yayasan Dimas Kanjeng menyatakan sangat yakin akan kemampuan Dimas Kanjeng.

Yang membuat saya tak habis pikir,pengikutnya bersedia menyerahkan uang sebagai mahar dengan jumlah bervariasi,dari jutaan,puluhan juta,ratusan juta,bahkan ratusan milyar.Woww...yang ada dalam pikiran saya cuma satu,orang Indonesia ternyata kaya-kaya ya.
Bahkan pengikutnya yang berasal dari luar kota rela membuat tenda di sekitar padepokan dan tinggal berbulan-bulan lamanya di sana,meninggalkan keluarga dan pekerjaannya.Bisa dibayangkan betapa karisma Dimas Kanjeng mampu membuat pengikutnya sedemikian meyakini kemampuannya.

Pada sebuah artikel online yang saya baca,seorang pengikutnya bahkan sudah meninggalkan keluarga dan pekerjaannya selama 7 bulan untuk tinggal di padepokan,menunggu hasil penggandaan dari mahar yang sudah disetornya sejumlah 300 juta.Yang mencengangkan,bahkan sebagian pengikutnya masih meyakini bahwa sosok yang saat ini ditahan bukanlah Dimas Kanjeng junjungan mereka,tapi "sosok" yang lain,karena junjungannya saat ini berada di tanah suci.

Beberapa waktu lalu publik juga dikejutkan dengan ditangkapnya Gatot Brajamusti atau yang lebih dikenal dengan Aa Gatot,yang merupakan guru spiritual dari artis Reza Artamevia dan Elma Theana.Aa Gatot ditangkap di sebuah hotel di Lombok beberapa waktu lalu terkait kasus narkoba yang menjeratnya.Kalau bicara soal sosok Aa Gatot,saya jadi ingat beberapa tahun lalu ketika Aa Gatot rajin wira wiri di infotainment karena kedekatannya dengan Reza Artamevia yang waktu itu menenangkan diri di padepokannya.Hemmm..ustadz yang gaul,batin saya ketika melihat sosok Aa Gatot di infotainment.Betapa tidak,dengan penampilan yang trendy,nyetrik,Aa Gatot sesekali terlihat di infotainment sedang main bilyar atau nongkrong di kafe.
 
Belakangan muncul lagi kasus baru terkait Aa Gatot,dimana ada perempuan yang mengaku mengalami pelecehan seksual oleh Aa Gatot,dan itu berlangsung selama bertahun-tahun.Bahkan di hadapan polisi,Aa Gatot juga mengakui melakukan ritual seks dengan pengikut-pengikut wanitanya.Well,yang ini saya merinding membayangkannya.

Dari ketiga fenomena di atas,saya melihat ada kemiripan dari ketiganya.Pada kasus Ponari,masyarakat menjadi sangat meyakini bahwa Ponari bisa menyembuhkan berbagai penyakit karena adanya the word of mouth atau dalam bahasa Jawa gethok tular.Bisa jadi orang yang disembuhkan pertama kali hanyalah kebetulan saja dia ternyata sembuh setelah meminum air celupan batu petir,namun power of the word of mouth begitu luar biasa,dengan bumbu sana sini,berita menjadi luar biasa spektakuler,dan mampu menghipnotis orang untuk mempercayainya.Ditambah keyakinan pada hal-hal yang berbau mistis,irasional dan praktis,seperti mending berobat ke dukun daripada ke dokter,karena adanya anggapan kalau berobat ke dokter pasti mahal.Hal itu membuat orang semakin mudah untuk mempercayai dan meyakini apa yang dilakukan Ponari.Bukankah hal-hal yang berbau mistis dan irasional itu sangat menarik?

Mirip fenomena Ponari,fenomena Dimas Kanjeng,praktik yang berlangsung selama kurang lebih 10 tahun tersebut juga tak lepas dari power of the word of mouth.Pernah nonton videonya Dimas Kanjeng di youtube saat sedang mengeluarkan uang?Atau video dan foto-foto yang menunjukkan Dimas Kanjeng di tengah tumpukan uang?Hemmm...saya jadi teringat dengan Theory of Planned Behavior (TPB) atau Teori Perilaku Terencana yang dikemukakan oleh Ajzen,dimana menurut teori ini,perilaku seseorang ditentukan oleh tiga komponen,yaitu sikap,norma subyektif dan persepsi kendali perilaku,dan ketiganya dipengaruhi oleh faktor-faktor latar belakang pribadi,seperti sifat dan kecerdasan emosional,Faktor sosial seperti usia,gender,pekerjaan,penghasilan,dan Faktor Informasi seperti pengalaman,informasi dari orang lain ataupun media expo.

Mirip dengan fenomena Ponari,orang yang mengalami pengalaman melihat langsung atau berdasarkan cerita dari orang yang mengalami langsung,ditambah latar belakang lain yang mendukung,akan meyakini apa yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng,ditambah bujuk rayu ataupun dorongan dari lingkungan sekitar,dan apabila dia memiliki kemampuan,dalam hal ini memiliki uang sebagai mahar,dengan mudah dia akan menjadi pengikut setianya.Ada banyak harapan dari para pengikutnya,yang tentu saja didominasi oleh faktor ekonomi,mendapatkan uang dalam jumlah besar dan waktu yang singkat tanpa harus bekerja keras.

Agak sedikit berbeda dengan fenomena Aa Gatot.Selain Elma Theana dan Reza Artamevia,ternyata banyak juga pengikut Aa Gatot yang sebagian besar adalah wanita.Dengan dalih pengobatan dan menenangkan diri,padepokan Brajamusti banyak dikunjungi pengikutnya.Kalau Aa Gatot menurut saya lebih cenderung kepada pengaruh karismatik.Aa Gatot mampu membuat identifikasi dirinya dengan sangat baik,sehingga banyak orang yang meyakini kemampuannya dan menjadikannya guru spiritual.Aa Gatot juga mampu memberikan identitas padepokannya sebagai suatu tempat untuk mencari ketenangan diri,terlepas dari apa yang dilakukannya ternyata tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan kesusilaan.Namun,satu yang pasti word of mouth di sini sangat berpengaruh.

Ketiga fenomena di atas hanyalah sebagian kecil dari femomena-fenomena sejenis yang ada di Indonesia.Yang lain,saya yakin pasti banyak banget yang tidak terekspos oleh media,yang kalau diekspos pasti bikin kita melongo dan geleng-geleng kepala.Tak bisa dipungkiri,hal-hal yang bersifat mistis dan irasional masih menjadi hal yang menarik bagi sebagian orang, namun kembali kepada pribadi masing-masing,bagaimana menyikapinya.Have a nice sunday.