expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Saturday 28 October 2017

Nyinyir dan Curhat di Medsos, Haruskah?

isigood.com
Kemarin saya nggak sengaja nonton sebuah tayangan infotainment. Sebenarnya saya kurang suka nonton infotainment, karena isinya hanya artis yang itu-itu saja, kalau bukan gosip artis, ya promo program acara atau sinetron, trus yang dibahas ya artis-artis pengisi program atau pemain sinetron tersebut. Daripada nonton infotainment, saya lebih suka cek akun lambeturah, hehehe. Di infotainment yang nggak sengaja saya tonton kemarin sore, ada berita tentang seorang pesinetron yang mengunggah quote di instastory, yang akhirnya jadi viral. Unggahannya sih general, tentang teman palsu yang perlu diwaspadai, tanpa menyebut nama. Dan akhirnya unggahan tersebut jadi viral dan menyudutkan salah satu artis yang juga salah satu teman dekat pesinetron tersebut. Netizen menganggap artis tersebut yang dimaksud di quote yang diunggah si pesinetron. Dan akhirnya bla bla bla, si pesinetron mengklarifikasi di depan wartawan dan juga kepada si artis. Ribet yah.Tapi yang untung ya wartawan dan media, gitu aja udah jadi berita, hehehe.

Waktu si pesinetron klarifikasi di infotainment, begini kira-kira, intinya quote yang dia unggah itu general, tidak bermaksud menyindir siapapun, jadi netizen aja yang menyimpulkan kalau itu ditujukan ke si artis. Kadang menurut saya netizen juga kreatifnya kebangetan juga sih, artis nyetatus apa, mengunggah apa, seringkali diartikan macam-macam oleh netizen, akhirnya viral, yang untung media lagi. Hehehe. Terlepas unggahan tersebut sifatnya general ataupun sebenarnya memang ditujukan untuk menyindir seseorang, tentu saja dampaknya akan menyebabkan 'ke-kepoan" orang yang melihatnya. Bukan hanya kepo tapi bukan tidak mungkin orang yang membaca juga akan merasa tersindir, mengingat statusnya kan menyinggung pertemanan, bisa jadi teman-teman si pesinetron lainnya juga merasa tersindir. Bener 'kan?

Nah, itu fenomena "status nyinyir" di kalangan seleb, jadinya viral dan jadi berita "penting" di media. Kalau yang nyetatus nyinyir orang biasa bagaimana? Orang biasa maksudnya bukan artis gitu, kayak saya gini. Misalnya saya mengunggah quote seperti yang diunggah oleh mbak pesinetron tadi di medsos saya, taruhlah instastory, facebook, whatsapp, atau jadi DP BBM (eh, masih ada ya yang pake BBM). Bakal heboh seperti itu juga nggak ya? Ya nggak lah, emang eike siapa? hehehe. Kemungkinan pertama, orang yang membaca unggahan saya tersebut akan kepo alias penasaran, siapa sih yang saya maksud? Kedua, yang nggak enak, tentu saja orang-orang yang selama ini jadi teman dekat saya, atau paling nggak teman sayalah, yang baperan tentu saja akan merasa tersindir. Dan dampaknya apa? Tentu saja jadi saling bersuudzon, dan pertemanan jadi terganggu. Itu salah satu contoh.

Kalau ada meme yang mengatakan, nyindir satu orang di medsos, maka yang baper banyak, menurut saya itu bener banget, kecuali nyindirnya spesifik, misalnya, "eh kamu yang pinjem duit sama aku, met liburan di Bangkok ya", misalnya. Itu 'kan spesifik, jadi yang tersindir (kalo merasa) ya cuma satu orang itu saja. Saya sebenarnya bukan tipe orang yang baperan, cuma risih aja kalau lagi selo trus asik-asik santai liat recent update, eh ada yang nyetatus nyinyir. Apa ya, menurut saya norak aja gituh. Menurut saya, kalau emang nggak suka dengan seseorang atau merasa terganggu, entah karena sikapnya, ucapannya, atau mungkin hidupnya yang "seru" dan "bahagia", ya udah tegur aja langsung,  baik-baik, kalo nggak berani negur dan dianggap udah sangat "meresahkan", ya udah block aja, beres 'kan. Ngapain harus nyindir-nyindir di medsos segala, ya kalau yang disindir merasa, kalau yang baper orang lain gimana, repot 'kan?

Itu baru fenomena nyinyir di medsos. Ada pula yang hobi curhat tentang hidupnya yang "merana", mending kalo cuma syedih, trus curhat di medsos, ada juga yang lagi ada masalah rumah tangga, curhat di medsos juga. Emang teman-teman di medsos bisa kasih solusi gituh? Bersyukur ya kalau ada yang mau bantu, lah kalau sebaliknya, yang ada orang pada kepo trus menunggu "episode" selanjutnya. Duhhh...Risih saya kalau ada yang curhat soal rumah tangganya di medsos. Emang semua orang harus tau juga ya? Nggak 'kan.

Yah itulah fenomena saat ini yang sering kita temui. Kalau dulu curhat tuh sama sahabat, sekarang curhat di medsos. Trus punya masalah dengan orang lain, dikit-dikit nyinyir di medsos, lihat teman yang hidupnya tampak "bahagia", dinyinyirin juga. Liat teman berhasil, dinyinyirin juga. Duhhh, yang masih suka begini, sepertinya mainnya kurang jauh alias kurang piknik deh, hehehe. Apalagi kalau cowok hobi nyinyir, cocoknya dipanggil sis, bukan bro, hehehe.

Hobi nyinyir dan curhat di medsos juga menunjukkan pribadi kita loh. Misalnya, dikit-dikit curhat, bukan nggak mungkin orang bakal menilai kita rapuh, galau, lemah, dan sebagainya. Atau dikit-dikit nyinyir, maksud kita mau nyindir seseorang, bisa jadi orang justru menilai kita tukang sirik lah, nggak suka liat orang seneng lah, dan sebagainya. Tak hanya itu, hobi nyinyir juga menunjukkan kualitas kita. Masih inget seleb senior cantik yang juga seorang doktor, yang hobinya twitwar? Penilaian orang tentang dia menjadi bergeser setelah tau bahwa orang ini hobinya twitwar dan nyinyirin orang, secara dia orang berpendidikan.

Jujur, saya juga pernah menjadi 4LL4Y (baca: alay), saat-saat di mana baru mengenal medsos, apapun diposting, apapun dibuat status, nyinyirin orang juga pernah. Tapi rasanya malu juga sama umur kalau masih suka nyinyir atau galau, dikit-dikit boleh lah galau, tapi jangan sering-sering, hehehe. Nyinyir bolehlah, asal tau tempat. Daripada nyinyir atau galau di medsos, jadikan ke-nyinyiran dan kegalauan kita jadi tema di blog, trus ditulis. Dibaca banyak orang, syukur-syukur bisa menginspirasi. Ya udah deh, intinya kurang-kurangilah nyinyir yang nggak penting, lebih banyak negatifnya daripada positifnya. Trust me.


No comments:

Post a Comment