expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Monday, 25 December 2017

Museum Gunung Merapi: Mengenal Sang Mahaguru Merapi

Masih seputar tempat wisata di Yogyakarta yang bisa dijadikan referensi untuk mengisi liburan, setelah sebelumnya saya posting Merapi Park, postingan kali ini juga masih tentang tempat wisata yang tidak jauh dari Merapi Park. Tepatnya dari Merapi Mark, naik sedikit sekitar 500 meter, yes, Museum Gunung Merapi. Jujur saja ya, saya yang sejak lahir tinggal di Jogja, masih banyak tempat wisata di Jogja yang belum saya kunjungi. Salah satunya ya Museum Gunung Merapi ini. Minggu lalu kami memang merencanakan untuk menghabiskan weekend di Kaliurang, jadi kami menginap semalam di  salah satu penginapan di Kaliurang. Hari Sabtunya kami mengunjungi Merapi Park dan menikmati makan siang di Gubug Coklat, hari Minggunya sebelum pulang kami menyempatkan untuk mengunjungi Museum Gunung Merapi (MGM). 





Hari Minggu Jam 08.00 kami sudah tiba di MGM, karena hari Sabtunya kami sudah survey lebih dulu, bahwa MGM buka jam 08.00. Jadi kami memang sengaja datang pagi-pagi supaya pengunjung belum terlalu padat. Maklum hari Minggu, sudah dipastikan pengunjungnya bakalan padat. Benar, tiba di sana sudah tampak beberapa bis pariwisata yang kebanyakan membawa rombongan anak-anak sekolah yang sedang study tour. MGM merupakan bangunan dua lantai yang megah dan unik berbentuk trapesium dengan salah satu puncaknya berbentuk segitiga, diresmikan pada tahun 2010 silam. Tampak jauh di belakangnya adalah Gunung Merapi yang tinggi menjulang.

Kami langsung menuju loket untuk membeli tiket. Harga tiket 5 ribu/orang, anak-anak usia 3 tahun ke atas juga harus membeli tiket. Saat di depan loket, saya melihat poster film dengan judul " Mahaguru Merapi", kemudian saya menanyakan kepada petugas tiket jam tayang filmnya. Ternyata saat itu film sudah mau tayang, jadi kami sekalian membeli 3 tiket film, seharga 5 ribu/orang, dan segera menuju ke theater di lantai 2 karena film akan tayang sebentar lagi.

Tiba di theater, pengunjung sudah penuh. Film berdurasi sekitar 30 menit itu menceritakan tentang kondisi Gunung Merapi dari jaman dulu hingga erupsi terakhir tahun 2010 lalu. Film dibuat dengan sangat serius dan profesional, yang membuat kita berdecak kagum saat menyaksikannya. Daripada saya jadi spoiler dengan menceritakan filmnya di sini, mending langsung nonton aja yah di MGM, hehehe. Setelah menyaksikan filmnya, kami mengikuti rombongan study tour untuk mengelilingi museum, maksudnya biar sekalian dengerin penjelasan dari petugas pemandunya, hehehe. Nah berikut ini beberapa gambar yang saya ambil di dalam museum.


Yang ini namanya gerbang lava. Tuhh warnanya merah menyala seperti lava yang mengalir dari kubah Gunung Merapi saat erupsi beberapa tahun lalu ya. Mau foto di sini juga boleh kok.




Di MGM terdapat beberapa monior yang terhubung dengan semua pos pemantauan merapi yang ada, sehingga dari sini kita bisa melihat kondisi Gunung Merapi dilihat dari seluruh pos pemantauan. Tampak petugas pemandu sedang menjelaskan kondisi yang tampak di monitor.






Kalau yang ini adalah miniatur yang menggambarkan  tipe-tipe  erupsi dari tahun 1930, meliputi bentuk kubahnya, tipe awan panasnya, dan arah dari awan panas tersebut. Ternyata kondisinya berbeda lho dari masa ke masa. Setelah berkeliling melihat perubahan kondisi Gunung Merapi dari masa ke masa, di MGM kita juga bisa menyaksikan simulasi letusan  Gunung Merapi. 



Dan setelah  menyaksikan filmnya dan mengelilingi museum, banyak yang bisa kita pelajari dari Gunung Merapi. Bagaimana Gunung Merapi memberikan manfaat dan penghidupan yang sangat besar bagi masyarakat sekitarnya, berapa ribu orang menggantungkan hidupnya dengan keberadaan gunung Merapi. Namun sebaliknya, dalam kondisi tertentu, Gunung Merapi dengan sekejap dapat meluluhlantakkan kehidupan di sekitarnya. Itulah maka diperlukan adanya keselarasan antara alam, bumi dan manusia.

Nah penasaran 'kan, langsung ke sana aja yah. Pas banget kan buat ngisi liburan anak-anak. Selamat berlibur ya.

Merapi Park Kaliurang Yogyakarta: Wisata Selfie di Landmark Dunia

Hai, terima kasih ya sudah mampir di blog mamijuno. Setelah beberapa minggu absen, baru bisa update sekarang. Maklum namanya juga emak-emak seksi sibuk merangkap seksi wira-wiri. Masih di edisi liburan akhir tahun nih. Sudah pada jalan-jalan kemana aja? Atau malah masih bingung mau kemana? Nah kali ini saya akan posting tempat asyik di Yogyakarta yang mungkin bisa jadi referensi untuk mengisi liburan kali ini. Tempatnya masih tergolong baru, karena baru diresmikan tahun ini juga. Namun dijamin instagramable banget. Namanya The World Landmarks Merapi Park, yang terletak di Jalan Kaliurang Km.25 Pakembinangun, Sleman.

Minggu lalu kami bertiga ke sana setelah sebelumnya sempat kepo dengan foto-fotonya yang wira-wiri di timeline medsos Berhubung lokasinya yang cukup jauh dari pusat kota Jogja, bagi kalian yang akan ke sana, saya sarankan untuk berangkat pagi-pagi, yah paling tidak jam 08.00 gitu sudah masuk Jalan Kaliurang. Karena pengalaman saya kemarin, Sabtu jam 09.00 pagi kami berangkat dan baru tiba di lokasi sekitar jam 11.30, karena Jalan Kaliurang  Km.5 hingga Km.14 sangat macet, apalagi sekarang musim liburan, sudah pasti makin macet. Dan tiba di sana hujan deras. Untuk lokasinya, dari arah Jogja ke utara hingga Jalan Kaliurang Km. 25, dari RS.Panti Asih Pakem, belok kiri sekitar 2 km, ikuti saja petunjuk arahnya.

Lokasi Merapi Park ini berdekatan dengan Museum Gunung Merapi, tepatnya di bawah museum. Berhubung tiba di sana hujan saat deras, kami memutuskan untuk menunggu hujan reda dengan makan siang tak jauh dari lokasi Landmarks Merapi, namanya Gubug Coklat, yang lokasinya berada 1 km sebelum Merapi Park. Sesuai namanya, warung makan ini memiliki menu utama tentu saja minuman coklat dengan berbagai varian. Selain itu untuk snacknya ada jadah goreng dan pisang goreng. Hemm cocok sekali kan dinikmati saat hujan. Dan untuk menu utamanya, diberi nama yang unik, yaitu nasi lahar merapi. Yaitu nasi putih dengan kuah rending, sayuran, kering temped dan ayam bakar. Menurut saya nasi lahar merapinya cukup enak, hanya sayang, pengunjung harus menunggu pesanan agak lama. Overall, baik minuman maupun makanannya enak, dengan harga yang terjangkau mulai 10 ribuan untuk minuman coklat dan 20 ribuan untuk nasi lahar merapi.

nasi lahar merapi, saya lupa harganya, kalau nggak salah 20rb 

pisang goreng, jadah goreng, coklat panas...sempurna

Setelah hujan reda, kami menuju ke Merapi Park sekitar jam 15.00. Mungkin karena cuaca yang kurang bersahabat, jadi pengunjung saat itu tidak begitu ramai. Harga tiket 15rb/orang, dan untuk anak-anak usia 2 tahun ke atas dikenakan tiket. Karena tempatnya tergolong baru, beberapa wahana masih dalam tahap pembangunan. Tampak juga pohon-pohonnya yang belum tinggi. Namun jangan kuatir, di sini banyak terdapat gazebo dan warung makan, jadi pengunjung bisa beristirahat setelah mengelilingi landmark.


tiket masuk 15rb/orang



Apa sih yang ditawarkan oleh Merapi Park? Sesuai namanya, The World Landmarks Merapi Park, di sini pengunjung bisa berfoto di beberapa landmark  terkenal dunia, seperti Menara Eiffel, Menara Pisa, Patung Liberty, Jam Big Ben, dan beberapa landmark lain. Yang hobi selfie, silahkan dipuas-puasin deh selfie di sini. Namun karena banyak pengunjung yang antri untuk berfoto juga, jadi harus bersabar ya. Berikut ini beberapa landmark dunia yang ada di Merapi Landmarks, yang pasti instagramable banget. Can you spot them?










Nahh, yang masih bingung untuk mengisi liburan kali ini, Merapi Park atau The World Landmarks Merapi Park bisa dimasukkan ke list liburan kali ini. Selamat liburan ya.


Saturday, 2 December 2017

Om-om Ganjen dan Pelakor

sumber: amazon.com
Apa-apaan sih ini? Judulnya nggak jelas banget. Okey, saya jelasin dulu yah kenapa saya nulis judul ini. Pertama, beberapa minggu ini saya baru stres banget karena banyak deadline yang harus saya selesaikan, terutama tentang studi saya. Jadi saya butuh hiburan. Kalau kemarin saya disibukkan dengan literature review yang bikin kepala saya "mendidih", sekarang saya mau nulis yang ringan-ringan saja. Yang nggak banyak mikir. Buat hiburan ajalah intinya. 

Beberapa hari yang lalu ada teman yang nanya ke saya, Mbak kok nulisnya kuliner mulu sih? Kok wisata mulu sih? Kok lifestyle mulu sih? Kapan nulis tentang HR, ilmu yang mbak pelajari sekarang? Saya ketawa. Well, jujur sebenarnya pengen juga saya nulis tentang itu, punya blog khusus untuk itu. Tapi itu 'kan nggak mudah. Butuh waktu dan energi lebih untuk nulis topik yang serius. Anyway, itu sudah masuk dalam wishlist 2018 kok. Ditunggu yah.  Kedua, topik yang saya tulis pada judul di atas, akhir-akhir ini lagi hits banget. Jadi mau nggak mau saya terusik juga untuk komentar. Tapi karena saya lebih suka komentar lewat tulisan, tangan saya gatel, ya udah deh saya tulis aja. 

Apa sih pelakor itu? Kalau ada yang belum tau, pelakor itu akronim dari "perebut laki orang". Tapi kalau siapa yang menciptakan istilah ini, saya juga nggak tau. Yang jelas istilah ini mulai populer 2 tahun belakangan, dan makin populer setelah netizen makin sering memviralkannya di medsos. Ngomongin soal pelakor, pasti udah pada tau dong video drama pelakor yang lagi viral dan masih hangat karena sebelumnya diposting oleh salah akun gosip (favorit saya), hahaha. Yes, pokoknya yang itulah. Di video yang viral itu, artis cantik yang dituduh pelakor tampak didorong dan dimaki-maki oleh anak gadis si pria yang konon "direbut" oleh si artis cantik ini. Entah itu ceritanya benar atau nggak, yang jelas videonya viral. Banyak parodinya. Tak ketinggalan teman saya Novi yang keceh badai pun ikut bikin parodinya, dan ditag di facebook saya, hahaha. Selo banget sih lu Nov, tapi lumayan lah, buat seru-seruan dan lucu-lucuan.

Dan akhir-akhir ini istilah pelakor semakin ngehits. Awalnya sih saya kira istilah ini hanya digunakan di kalangan artis, namun karena the power of medsos, akhirnya istilah ini jadi populer juga di kalangan orang biasa. Pelakor, perebut laki orang. Sudah jelas, istilah ini pasti ditujukan untuk perempuan. Ya iyalah, masa laki-laki merebut laki orang. Ahh, tapi jaman sekarang bisa juga loh say. Hehehe. Balik lagi ke pelakor. Lalu apa bedanya dengan istilah jaman dulu, WIL (Wanita Idaman Lain)? Menurut saya, sebenarnya sama aja, namun konteksnya aja yang beda, kalau WIL dianggap hubungan antara si pria dan WILnya dilakukan secara diam-diam, tersembunyi, wanitanya nggak agresif, dan cenderung sebagai obyek. Nahhh kalau pelakor, sebenarnya kondisinya sama, cuma kalau pelakor dilihat sebagai subyek dan  dianggap agresif. Bahkan tak jarang, pelakor tanpa malu-malu lagi menunjukkan ke-pelakorannya, entah itu di medsos atau di dunia nyata, dan karena itulah istilah pelakor jadi makin ngehits. Karena kebanyakan si pelakor sendiri yang memviralkan kisahnya di medsos, hehehe. Nah kalau ada pelakor seperti halnya WIL, harusnya ada juga dong istilah pebirang (perebut bini orang) atau perirang (perebut istri orang) seperti halnya PIL. Tapi kenapa istilah ini nggak hits ya? Padahal pasti banyak juga kasusnya, namun mungkin nggak sebanyak kasus pelakor kali yaa. Atau pelakunya lebih cool, nggak suka posting di medsos, hehehe. Entahlah.

Lalu apa hubungannya dengan judul yang saya tulis di atas, om-om ganjen dan pelakor? Dari kacamata saya, cieehh kaca mata kayak pengamat aja ya, oww ya jelas ada dong. Hubungannya sangat erat. Saya pakai istilah om-om di sini untuk menyebut pria yang sudah berkeluarga, mau usianya masih muda, paruh baya, atau tua, kalau udah berkeluarga, ya dia itu om-om, artinya pria yang tidak single lagi alias tidak available lagi. Namun setiap ada drama pelakor, biasanya vonis kesalahan terbesar adalah pada si pelakor. Perempuannya yang salah. Tentu saja, mana ada pelakor nggak salah. Yang namanya pelakor kemana-mana udah pasti salah, apapun alasannya. Saya setuju. Kalau pelakor alim? Ahh, itu beda lagi, saya no comment deh, hehehe. 

Kenapa pelakor dianggap lebih salah? Karena dia nekat menggoda pria yang sudah berkeluarga? Yes, betul. Tapi menurut saya, sama salahnya dengan si pria alias si om-om yang juga ganjen. Lha wong udah berkeluarga kok ya masih ganjen? Lha wong udah berkeluarga kok ya masih mau digodain atau justru malah dia yang menggoda? Banyak lho pria-pria model beginian. Yang merasa punya kelebihan, entah itu merasa ganteng, merasa punya jabatan, merasa mapan, merasa pinter atau merasa berduit, lalu tingkat kepedeannya meningkat berkali-kali dan keganjenan menggoda perempuan lain. Banyakkkk banget say.  Emang pernah ketemu pria model begini? Sering. Yang nggak punya kelebihan tapi pedenya setinggi langit juga banyakkk. Nahhh, kalau pria model begini ketemu dengan perempuan model pelakor, apa jadinya? Yang ada ya drama-drama pelakor seperti yang viral-viral itu. Jadi menurut kaca mata saya (ishh kaca mata lagi, udah kayak pengamat politik aja saya), drama pelakor itu nggak akan ada kalau om-omnya juga nggak ganjen. Artinya mau digoda kayak apa juga, kalau dia punya komitmen yang tinggi pada keluarganya, ya perempuan model pelakor nggak akan eksis. Setuju nggak gengs? 

So, buat para lelaki, look at your self, look at your family, look at them who has always supported you all this time, there is no reason to do anything stupid in your life. Dan buat para pelakor atau yang hampir jadi pelakor, look at your self, do something better, do not hurt anyone, find your own happiness, do not take the happiness of others. Itu aja sih.

Happy weekend.

ps: saya agak kesulitan mencari image yang pas untuk postingan kali ini, saya coba googling dengan keyword "pelakor" yang keluar image artis perempuan yang itu-itu, dan pelaku/korban drama pelakor, jadi saya pilih yang itu saja supaya netral.

Kindai, Soto Banjar dan Nasi Kuning Khas Banjar di Yogyakarta


Ngomongin soal kuliner di Jogja kayaknya nggak bakal ada habisnya yah. Dengan mudah kita bisa  menyebutkan nama-nama tempat kuliner di Jogja yang recommended, enak dan harganya terjangkau, karena emang banyakkk bangettt. Nah, kali ini saya juga akan posting salah satu kuliner di Jogja yang recommended, menunya beragam, rasanya enak, tempatnya nyaman, dan yang pasti harganya mahasiswa banget, yaitu Warung Makan Kindai yang berlokasi di Jalan Gejayan, tepatnya di Jalan Jembatan Merah 116D Gejayan. Dari Jembatan Merah, ke timur sekitar 200 meter, pas di tikungan. Nah di situlah lokasi Warung Makan Kindai.



Kindai, Warung Masakan Banjar di Gejayan, Yogyakarta

Sekitar dua minggu lalu saat sedang on duty dengan beberapa teman, kami mampir di sebuah warung makan di daerah Gejayan untuk makan siang, karena memang lokasi yang kami kunjungi waktu itu salah satunya di daerah Gejayan. Teman satu tim merekomendasikan warung makan yang lokasinya tak jauh dari lokasi kunjungan kami yang terakhir hari ini. Teman saya sudah beberapa kali makan di tempat ini. Namanya Kindai. Unik ya namanya. Di papan nama yang terpasang di atas bangunan tersebut tertulis "Kindai, Warung Masakan Banjar".  Yup betul, warung makan ini menyediakan menu khas Banjar. Menu khas Banjar yang saya tau dan cukup populer ya Soto Banjar, tapi itupun saya belum pernah mencicipi. Dan akhirnya kali ini saya bisa mencicipi makanan khas Banjar. Yeiii.




tempatnya bersih dan nyaman
Sekitar jam 12.30 kami tiba di sana. Saat itu pengunjungnya cukup ramai dan kalau dilihat dari penampilannya yang masih unyu-unyu, kebanyakan sih mahasiswa. Tampak beberapa orang sedang mengantri menulis menu di meja order. Seorang teman saya mengambil daftar menu lalu kami memilih meja di samping kiri bangunan utama. Ada dua menu utama yang ada di warung makan ini, yaitu Nasi Kuning khas Banjar dan Soto Banjar. Eiittss, tapi nasi kuningnya beda lohh dengan nasi kuning yang biasa dijual di Jogja. Kalau nasi kuning yang biasa dijual pagi-pagi itu biasanya toppingnya irisan telur dadar, suwiran ayam, kedelai goreng, kering tempe, sambel goreng kentang, dan sayuran, seperti kubis. Kalau Nasi kuning khas Banjar ini toppingnya beda, yaitu sambel goreng hati sapi atau daging sapi. Untuk lauknya bisa memilih telur, ayam, atau keduanya. Selain nasi kuning dan Soto Banjar, ada juga menu sate ayam dan nasi panggang. Dan saya memilih Soto Banjar. Ini juga ada pilihannya, mau pakai nasi atau ketupat.



daftar menu

Walaupun antri, tapi pelayanannya cepat loh, kami hanya menunggu sekitar 15 menit, pesanan kami datang. Taraaa...hemm tampilannya menggoda sekali. Dan ternyata memang benar, sotonya so yummy. Selain suiran ayam, daun bawang, dan irisan wortel, yang membedakannya dengan soto Jawa adalah ada telur ayam di Soto Banjar. Dan menurut saya gurihnya itu lebih "soft" dibanding Soto Jawa yang rempahnya lebih "tajam".
Nahhh berikut penampakan Soto Banjar dan Nasi Kuning khas Banjarnya. Harga Soto Banjar mulai 8rb-16rb/porsi. Nasi Kuningnya mulai mulai 8rb-26rb/porsi tergantung lauknya. Sedangkan sate ayam 13rb/porsi dan ayam panggang 15rb/porsi. Untuk minumannya juga banyak pilihan loh, mau dingin atau panas, mau aneka jus buah atau shake juga ada.


Soto Banjar telur sayap ketupat 16rb

Menurut saya, Sotonya cukup enak, gurihnya pas. Kalau mau asem-asem, bisa ditambahkan perasan jeruk nipis. Hemmm...pas banget untuk makan siang. Kalau dinilai antara 1-10, nilainya 8 deh.


Nasi Kuning Telur Sambal Goreng Hati Sapi 20rb

Untuk nasi kuningnya karena saya belum mencicipi, soal rasa, menurut teman saya rasanya enak, nasinya gurih, ditambah sambal goreng hati yang pedas, hemmm, maknyus banget deh.  Nahh daripada penasaran, cuss ahh dicobain langsung aja. It's recommended, clean place, delicious foods, and friendly price. Dan satu lagi, tempat parkirnya cukup luas.


Kindai Warung Masakan Khas Banjar
Jalan Jembatan Merah 116D Gejayan, Yogyakarta
Buka jam 08.00- 21.00
Telp (0274) 2920744