expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sunday 4 September 2016

Lihatlah Perjuangan Mereka,Wanita-Wanita Yang Luar Biasa

Cerita saya kali ini tidak ada maksud atau tendensi apapun,seperti biasa saya hanya ingin share cerita pengalaman saya saja,yang mungkin bisa bermanfaat untuk diambil hikmahnya.Minggu lalu saya bertemu dengan 2 orang  wanita mantan TKI yang sudah pulang ke Indonesia karena "bermasalah".Ya,mereka adalah para TKI yang berangkat melalui calo alias ilegal,dan karena ada permasalahan di sana,mereka dipulangkan oleh KBRI.

sumber : www.cyberdakwah.com
Yang pertama,sebut saja Mbak X,usianya sekitar 35 tahun,asal Bantul.Pada waktu bertemu,Mbak X didampingi suaminya.Mbak X bercerita awal mula dia bisa berangkat ke Kairo,Mesir pada bulan Desember tahun lalu.Saat itu Mbak X sedang mengalami permasalahan keluarga,yaitu masalah keuangan.Dia benar-benar putus asa,tidak tahu harus bagaimana menyelesaikan masalahnya.Dalam benaknya hanya ada 1 hal,dia ingin mempertahankan rumah tangganya dengan membantu suaminya mencari nafkah,namun dia tidak tahu harus bekerja di mana,karena pendidikan yang dimilikinya terbatas,tidak punya pengalaman,dan usianya yang tidak muda lagi.Entah kebetulan atau apa,saat dia sedang mengalami kesulitan tersebut,seorang teman mengenalkan dia pada seseorang yang mengaku bisa memberangkatkan dia untuk bekerja di Kairo,Mesir sebagai baby sitter.Mbak X pun tertarik,apalagi gajinya lumayan,dan dia saat ini sangat membutuhkan uang.Dengan sangat meyakinkan,si calo memberikan iming-iming kepada Mbak X sehingga dia menjadi sangat yakin untuk berangkat ke Kairo,sebagai TKI.

Si Calo bahkan sempat beberapa kali meminjaminya uang.Singkat cerita Mbak X terbang ke Kairo untuk bekerja sebagai baby sitter.Sampai di Kairo,dia dijemput oleh calon majikannya di bandara.Namun ternyata orang tersebut bukanlah calon majikannya,karena dia hanya 2 malam di Kairo,setelah itu diterbangkan ke Jeddah.Ternyata di sinilah majikan Mbak X berada,bukan di Kairo,tapi di Jeddah,dan bukan sebagai baby sitter karena di keluarga tersebut tidak ada bayi,tapi ada sekitar 10-12 orang anggota keluarga,di mana Mbak X setiap hari harus mengurus rumah dan melayani keperluan orang-orang yang ada di rumah tersebut.Hampir semua pekerjaan rumah,harus dikerjakan oleh Mbak X setiap harinya,belum lagi harus melayani keperluan orang-orang tersebut.Bisa dibayangkan,tiap hari Mbak X harus bekerja hingga jam 02.00 dini hari,paginya harus bekerja lagi,begitu setiap hari.

Memang sesekali Mbak X diajak jalan-jalan oleh majikannya,tapi setelah itu dia tetap harus bekerja lagi seperti biasanya.Akhirnya karena sudah tidak kuat,Mbak X "kabur" dari rumah majikannya dan minta bantuan kepada polisi setempat.Bukan pertolongan yang dia peroleh,tapi justru permasalahan yang dia dapatkan.Selain dituduh melakukan kejahatan,Mbak X juga sempat hampir mengalami pelecehan seksual.Akhirnya setelah beberapa hari di kantor polisi,Mbak X dijemput oleh KBRI dan dipulangkan ke Indonesia,Alhamdulilah dalam kondisi sehat.

Yang kedua,sebut saja Mbak Y,asal Sleman,usia kurang lebih hampir sama dengan Mbak X.Kemarin Mbak Y datang dengan ditemani buliknya.Selama 3 tahun terakhir dia sudah bekerja di Malaysia,sebagai PRT.Waktu itu dia berangkat dengan meninggalkan 3 anak yang masih membutuhkan perhatian seorang Ibu.Mbak Y berangkat bekerja di luar negeri karena alasan perekonomian,dia ingin membantu suami mencari nafkah,supaya kebutuhan sehari-hari mereka bisa terpenuhi.

Selama 3 tahun terakhir Mbak Y bekerja tanpa masalah,gaji dia kirimkan ke Indonesia secara rutin.Hingga beberapa bulan lalu permasalahan dimulai ketika adik majikannya,seorang laki-laki yang belum menikah,jatuh hati pada Mbak Y dan ingin menikahinya.Mbak Y yang sudah menikah dan mempunyai 3 anak tentu saja menolaknya.Si laki-laki yang mencintai Mbak Y ini bisa menerima,namun kakak perempuannya yang juga majikan Mbak Y sepertinya tidak terima dengan "penolakan" ini.Perlakuan kasar dan siksaan-siksaan pun diterima Mbak Y,mulai dari tangan yang disilet-silet,rambut dipotong,pukulan,tamparan,makian,hingga yang paling parah,telinga kirinya dimasukin sumpit hingga berdarah,dan sekarang telinga kirinya tidak bisa mendengar atau tuli.

Tenggorokan saya rasanya tercekat mendengar cerita Mbak Y,membayangkan apa yang dia alami di sana waktu itu.Karena tidak tahan dengan segala siksaan tersebut,akhirnya Mbak Y "melarikan diri" dan melapor ke KBRI.Laporan segera diproses dengan cepat dan majikan Mbak Y dihukum 1 tahun penjara,sedangkan Mbak Y dipulangkan ke Indonesia.Waktu bertemu kemarin,Mbak Y masih terlihat agak "trauma".Kata buliknya,saat ini Mbak Y masih sering "ketakutan" untuk bertemu apalagi berbicara dengan orang lain.

Lebih miris lagi,Mbak Y bercerita,sejak ditinggal dirinya,2 anaknya tidak mau bersekolah.Anak pertama,perempuan hanya mengenyam pendidikan hingga SMP dan tidak mau melanjutkan ke SMU.Anak yang kedua,laki-laki saat ini berumur 11 tahun,juga tidak mau bersekolah sejak beberapa tahun ini.Sedangkan anak ketiganya saat ini duduk di bangku SD.Bisa jadi tidak mau sekolah merupakan bentuk "protes" anak-anak Mbak Y karena ibunya meninggalkan mereka untuk bekerja ke luar negeri.Sedih banget mendengarnya.Saya menyarankan Mbak Y untuk minta ijin kepada pihak sekolah untuk mendampingi anak keduanya di kelas,paling nggak beberapa hari,sampai dia mau ditinggal.Tapi sayang,upaya tersebut sudah dilakukan oleh Mbak Y,tapi pihak sekolah tidak mengijinkan.

Kemarin seorang Bapak paruh baya menemui saya,ditemani anak laki-lakinya.Bapak ini adalah ayah dari seorang TKI Singapura yang belum lama ini meninggal karena kecelakaan kerja, di rumah majikannya,terjatuh dari lantai sekian (saya lupa).Almarhumah,sebut saja Mbak Z sudah beberapa tahun bekerja di Singapura sebagai PRT,karena alasan ekonomi.Beberepa tahun bekerja di sana tidak ada masalah,namun musibah tidak dapat dihindari,Tuhan memanggil Mbak Z yang sedang berjuang mencari nafkah di negeri orang,untuk menghidupi keluarganya.Kembali,tenggorokan saya tercekat,sakit sekali rasanya,pasti berat bagi Bapak ini harus kehilangan putri yang membanggakan dan sangat disayanginya.

Ketiga cerita saya tadi hanyalah contoh kecil bagaimana wanita sekarang mengambil peran penting di keluarganya.Alasannya hampir sama,bekerja ke luar negeri untuk menghidupi keluarga.Mereka rela meninggalkan keluarga,jauh dari anak-anaknya,bahkan keselamatan dan nyawapun menjadi taruhannya.Demi apa?Demi keluarga.Saya terkesan dengan alasan Mbak X yang mengatakan,dia berangkat bekerja ke luar negeri,demi mempertahankan keluarganya.Luar biasa sekali.

Terlepas dari cara mereka berangkat ke luar negeri yang ilegal,tujuan mereka sangat mulia.Perjuangan seorang ibu demi keluarganya,demi anak-anaknya.Seorang ibu akan melakukan apapun demi anak-anaknya,walaupun harus mempertaruhkan nyawanya,tanpa pamrih.
Mbak X,Mbak Y,Alm.Mbak Z,apa yang kalian alami sangat "getir",tapi percayalah,Tuhan tidak tidur,Dia tahu kalian melakukan itu demi keluarga dan anak-anak kalian.Tuhan telah "mencatatnya" sebagai amalan yang mulia.Tetap semangat ya mbak,pasti ada setitik jalan terang,selalu ada harapan bagi orang-orang yang tidak pernah menyerah seperti kalian.Apa yang kalian lakukan sungguh luar biasa

Semoga kita bisa mengambil hikmahnya.Have a nice weekend.




No comments:

Post a Comment