expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Friday 7 July 2017

Candle Light Dinner di La Pergola Italian Garden Restaurant Yogyakarta

Bicara soal makan malam romantis, saya yakin bahwa kaum wanita biasanya menginginkan makan malam romantis bersama pasangannya. Nggak semua wanita sih, tapi kebanyakan wanita menyukainya. Saya dan suami bukanlah pasangan yang benar-benar romantis. Ya kadang-kadang kami romantis sih, tapi bukan romantis yang model cute-cute things seperti merayakan anniversary dengan candle light dinner, kado atau buket bunga. Ya kadang kami saling bertukar kado pada momen-momen tertentu, tapi nggak selalu juga. Tergantung sih, tergantung pas ada dana atau nggak, hehehe. Kalau saya sih daripada dikasih buket bunga, paling berapa hari juga layu, mending bunga bank aja deh, dijamin awet dan "berkembang", hehehe. 

Pernah sih beberapa kali makan malam berdua saja tanpa Juno, bukan karena kami nggak ngajak Juno, tapi anaknya yang lebih milih sama neneknya (hiks), walaupun makannya berdua, tapi ya bukan di tempat yang romantis juga, paling di tempat makan langganan aja, makan, selesai, pulang. Udah gitu aja. Sekitar 2 tahun lalu saat kami melewati jalan Suryowijayan, kami melihat sebuah restoran dengan lampu-lampu yang cukup mencolok dan banyak pengunjung bulenya, dan kita bisa melihat bagian dalam restoran ini saat melewati Jalan Suryodiningratan. Restoran ini berada di Jalan Suryodiningratan No. 10 Yogyakarta, jalan yang sangat sering kami lewati, tepatnya di sebelah barat swalayan Maga. Waktu itu saya sempat bilang begini ke papi Juno, "Pi, restorannya bagus ya, kapan kamu ajak aku ke sana?" Dua tahun berlalu dan kami belum juga "sempat" ke sana, padahal hampir tiap hari lewat.


bagian outdoor
Para-para yang ditumbuhi tanaman itulah yang namanya La Pergola


Beberapa hari yang lalu sahabat saya, Novi ngajak ketemuan, ada beberapa pilihan tempat di daerah selatan, dan akhirnya kami memilih La Pergola. Alasannya, kami berdua belum pernah ke sana. Rabu malam kami janjian ketemu di La Pergola. Saya tiba jam 19.00, dan Novi sudah menunggu di salah satu meja yang ada di garden. Saat itu hanya kami berdua pengunjung di sana, mungkin karena belum weekend jadi agak sepi, begitu pikir saya. Tapi sepi asyik juga sih, bisa bebas foto-foto tanpa kuatir diliatin orang atau dibilang alay, hehehe. Karena lokasinya yang tak jauh dari kawasan turis asing, Prawirotaman, saat musim liburan wisatawan asing, biasanya restoran ini ramai dikunjungi turis asing.


sebagian menunya
La Pergola merupakan restoran dengan konsep garden yang menawarkan suasana romantis. Emang romantisnya kayak apa sih? Dari pintu masuk, kita akan disambut oleh air mancur yang berada di tengah taman, dan tentu saja suara gemericik air. Begitu masuk, tampak meja dan kursi ditata dengan cantik, ditambah cahaya temaram lampu remang-remang, tanaman bunga, dan alunan musik romantis khas Spanyol yang menemani pengunjung ketika makan di sini. Tuh baru membayangkan saja udah terasa suasana romantisnya 'kan? Restoran ini juga memiliki ruangan VIP di bagian indoor bagi yang menginginkan suasana yang lebih private. Saat kami di sana, seorang pria bule paruh baya terlihat keluar masuk dan sesekali tampak berkomunikasi dengan waiter dan waitress. Mungkin ini ownernya, pikir saya. Saya sempat membaca ulasan tentang restoran ini sebelumnya, dan menurut ulasan yang saya baca, pemilik restoran ini memang seorang ekspatriat.

La Pergola, Jalan Suryowijayan 10 Yogyakarta
La Pergola merupakan kata dalam bahasa Spanyol yang berarti jalan untuk pejalan kaki, yang di atasnya terdapat para-para untuk tanaman merambat sebagai peneduh, ditopang oleh deretan tiang di sisi kanan dan kiri. Saya lihat di sisi kanan dan kiri restoran ini terdapat meja dan kursi  yang ditata di bawah para-para yang ditumbuhi tanaman merambat dan dilengkapi lampu-lampu cantik. Inilah yang dinamakan Pergola. Kami memilih meja yang berada di tengah garden. Karena saya datangnya agak terlambat, tiba di sana, teman saya sudah memesan menu untuk kami berdua, ada 1 pizza ukuran sedang dan 1 fetucini carbonara kesukaan saya. Untuk minumnya, saya memesan segelas ice chocolateRestoran ini menyediakan menu Italian dan Spanish food, seperti pizza, berbagai macam pasta, dan steak. Pizza yang kami pesan namanya Stagioni berukuran sedang. Seperti pizza di restoran-restoran Jogja yang pernah saya ulas sebelumnya, La Pergola juga menggunakan proses memasak tradisional menggunakan tungku. Baca juga: http://ceritamamijuno2.blogspot.co.id/2017/06/restoran-pasta-enak-di-yogyakarta.html 


Stagioni 60 ribu
Di bagian tengah restoran ini terdapat tungku panggang ukuran besar, yang digunakan untuk memanggang pizza. Cara ini merupakan cara memasak pizza tradisional khas Itali, yang menghasilkan pizza tipis yang lembut dan renyah. Toppingnya bisa bermacam-macam, kalau yang kami makan kemarin toppingnya tomat, mushroom atau jamur, pepperoni, dan beef. Tampak pula daun hijau yang masih segar sebagai toppingnya, tapi saya tidak tahu namanya. Untuk fetucini carbonara beefnya, tampilannya hampir sama dengan carbonara beef yang biasa dijumpai di restoran Itali lainnya, hanya saja di sini fetucini carbonara beefnya menggunakan black pepper sehingga sensasi hot nya lebih terasa. 


Carbonara Beef 75 ribu
Konon bahan makanan yang digunakan di restoran ini didatangkan langsung dari negeri asalnya, Italia dan Spanyol, dan dimasak dengan cara yang sama seperti di negeri asalnya, sehingga rasanya identik dengan menu aslinya (karena saya belum pernah ke Itali atau Spanyol, ini hanya perkiraan saya saja). Tapi menurut saya sebagai penyuka pasta, overall, everything's fine, enak. Namun yang agak sedikit aneh adalah daun di topping pizza (dengan sangat terpaksa, daunnya kami sisihkan, tidak kami makan). Sebagai desert atau pencuci mulutnya kami memesan Mouse di Cioccolato, yang isinya vanilla ice cream  dan krim coklat dengan toping stik biskuit, yang ini asli enak banget. Manis dan lembut banget.


the last slice

mouse di ciocoliato 40ribu
Soal harga, saat itu kami berdua menghabiskan Rp 307.710 (termasuk pajak 10% dan service 7%). Harga tersebut meliputi : 1 equil natural (mineral water) Rp 24.000, 1 strawberry smoothie Rp 34.000,  1 ice chocolate Rp 29.000, 1 carbonara beef Rp 75.000, 1 mouse di cioccolate Rp 40.000 dan stagioni sedang Rp 60.000. Memang agak mahal sih, tapi sebandinglah dengan tempat dan servicenya. Saat kami di sana, datang beberapa cowok yang kemudian menghias sebuah meja dengan bunga-bunga. Kayaknya sih salah satu dari mereka mau merayakan hari special di tempat ini. Duhhh, romantis amat sih mas, bikin baper ajah. Tertarik untuk makan malam romantis di sini? Tunggu apa lagi, ajak pasangan kalian kesini, La Pergola Italian Garden Restaurant, Jalan Suryowijayan No.10 (Barat Swalayan Maga Gading), harga makanan mulai 40 ribu dan minuman mulai 20 ribuan, buka jam 11.00 - 23.00









1 comment:

  1. Pergola tak
    Det bästa pool ängelholm och pool helsingborg på kullapool. Hitta det bästa pool höganäs ring mig 0736 61 92 72

    ReplyDelete