expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sunday 9 July 2017

Ramayana Ballet Prambanan, Pertunjukan Memukau di Bawah Cahaya Bulan Purnama

Malam minggu kemarin kami memilih untuk mengisinya dengan agenda yang tidak biasa. Maksudnya tidak biasa? Ya kalau biasanya malam minggu kami isi dengan makan, nonton atau sekedar jalan-jalan, tadi malam kami memilih untuk menonton Ramayanan Ballet atau Sendratari Ramayana di panggung terbuka komplek Candi Prambanan. Sebenarnya sudah sejak beberapa bulan lalu saya ingin sekali nonton Sendratari Ramayana. Namun karena waktu itu sedang musim hujan dan alasan kesibukan, jadi kami harus menunggu waktu yang tepat. Dan sekarang, mumpung masih libur kuliah dan aktivitas juga belum begitu padat, akhirnya kami jadi juga nonton Sendratari Ramayana, yeiii. Kami memilih malam minggu supaya bisa lebih santai. Selain itu menurut orang-orang yang pernah nonton, saat malam minggu biasanya penontonnya lebih ramai dari biasanya, sehingga pertunjukannya pun jadi lebih seru. Saya pernah menonton Sendratari Ramayana, tapi itu sudah lama sekali, sekitar 20 tahun yang lalu saat saya masih duduk di bangku SMP. Saya mengambil ekstrakurikuler menari, dan saat itu saya menonton pertunjukan Sendratari Ramayan di komplek Candi Prambanan bersama rombongan sekolah.


Kemarin awalnya kami berencana nonton berdua saja tanpa Juno, dengan alasan kuatir Juno tidak betah berlama-lama jika kami bawa serta, karena pertunjukannya sekitar 2 jam. Namun ternyata Ibu ingin nonton juga, akhirnya kami nonton berempat, dengan membawa Juno. Sebelum berangkat, saya sudah bercerita kepada Juno, bahwa kami mau kemana, apa saja yang akan kami lihat di sana, supaya dia ada gambaran. Setelah dia setuju, fix akhirnya kami berangkat berempat. Untuk tiketnya, sehari sebelumnya kami sudah beli 2 tiket dengan menitip seorang teman yang tinggal di sekitar Candi Prambanan. Kenapa kami tidak beli tiket on the spot saja? Alasanya karena saat malam minggu biasanya penontonnya padat, kuatirnya kami kehabisan tiket. Karena rencana awal hanya berdua, kami baru membeli 2 tiket, dan untuk 1 tiket lagi kami beli online kemarin siang melalui http://www.rozitour.com. Tiket pertunjukan terdiri dari 4 kelas, yaitu:
1. Kelas VIP
2. Kelas khusus seharga 300 ribu
3. Kelas I seharga 200 ribu
4. Kelas II seharga 125 ribu

Kami membeli 3 tiket kelas II seharga 125 ribu, karena Juno tidak perlu tiket. Pada tiket tertera pertunjukan mulai jam 19.30, saran saya jangan datang terlalu mepet, karena pada jam segitu, Jalan Solo cukup padat, daripada sampai di sana pertunjukan sudah mulai 'kan sayang banget. Apalagi jika datangnya mepet, susah juga cari tempat duduk yang strategis atau sejumlah anggota keluarga. Tadi malam kami tiba di Prambanan jam 19.10 setelah menempuh lebih dari 1 jam perjalanan. Maklum malam minggu, jalanan sangat padat. Tempat parkir sudah sepi begitu kami tiba di sana, karena pengunjung sudah masuk. Tarif parkir di komplek Candi Prambanan adalah 10 ribu/mobil. Kami langsung menuju pintu masuk teater terbuka yang dari jauh tampak berwarna hijau dan kuning diterangi lampu. Untuk 1 tiket yang kami beli online, kami harus menukarkan e-ticket terlebih dahulu di loket. Oiya, harga tiket online dan harga di loket sama saja kok. Jadi mau beli online atau on the spot sama saja.


pemandangan dari tempat duduk kami
Di pintu masuk kami disambut oleh bapak-bapak petugas yang semuanya berpakaian adat Jawa. Sebelum masuk, saya sempat berfoto dulu dengan tokoh-tokoh utama dalam cerita Ramayana, yaitu Rama, Dewi Shinta, dan Hanuman. Tapi mas-mas dan mbak yang ini bukanlah pemeran dalam pertunjukan nanti lho, mereka standby di dekat pintu masuk dan pengunjung bisa berfoto dengan mereka. Kami dipandu oleh seorang petugas untuk mencari tempat duduk. Sebelumnya kami diberi alas duduk semacam busa, karena yang akan kami duduki di kelas II adalah tempat duduk tribun yang terbuat dari batu. Tapi jangan kuatir, tempat duduknya bersih. Untuk tempat duduknya kita bebas memilih asal sesuai dengan kelas tiket.


penontonnya penuh
Kami duduk di tribun sayap kanan, dengan pemandangan lurus arah jam 3 adalah Candi Prambanan, cukup strategis karena panggungnya lurus di depan kami, agak sedikit terganggu tiang lampu sih, tapi nggak apa-apalah. Penonton sudah memenuhi hampir seluruh seat. Banyak juga rombongan pelajar yang sedang study tour yang menonton, karena sempat dibacakan oleh MC rombongan dari mana saja. Setau saya harga untuk rombongan pelajar dan mahasiswa lebih murah dari harga tiket umum. Tak lama pertunjukan dimulai dengan diawali MC yang membacakan sinopsisnya. Episode kali ini adalah episode kedua dengan lakon Hanuman Sang Duta (Hanuman the Messenger). Sendratari Ramayana Prambanan terdiri dari empat episode yang berbeda di setiap pertunjukannya, yaitu:
1. Episode pertama : Hilangnya Dewi Shinta
2. Episode kedua : Hanuman Sang Duta
3. Episode ketiga : Gugurnya Sang Patriot (Kumbokarno)
4. Episode keempat : Api Suci Dewi Shinta

Sebenarnya kemarin kami tidak tahu sama sekali episode apa yang akan kami tonton, tapi kami memang berharap yang kami tonton adalah episode kedua yaitu Hanuman Sang Duta, dan ternyata benar. Untuk melihat jadwal pertunjukan, kalian bisa lihat di http://www.borobudursunrise.net/news142-jadwal-dan-harga-ramayana-ballet-prambanan-2016.htmlPada episode pertama Dewi Shinta istri Rama yang cantik jelita dibawa dengan paksa oleh Rahwana dengan maksud untuk dipersunting. Sepanjang perjalanan, Shinta menjatuhkan perhiasannya satu persatu dengan harapan bisa menjadi petunjuk bagi Rama untuk melacaknya. Di dalamnya terdapat tokoh-tokoh seperti Hanuman, seekor kera putih, Hanila kera berwarna biru, Jembawan dan lain-lain yang bersedia membantu Rama untuk mencari Dewi Shinta. Berikut akan saya ceritakan secara singkat bagian-bagian dalam episode kedua dengan lakon Hanuman Dita. Tapi maaf ya foto-fotonya kurang jelas, karena penonton hanya bisa mengambil gambar dari tempat duduk.

Bagian Pertama
Pada episode kedua yang kami tonton tadi malam, Rama sepakat mengutus Hanuman, Hanila, Hanggada dan Jembawan untuk menemui Shinta di Alengka dan menyerahkan cincin Rama kepadanya. Adegan pertama diawali dengan segerombolan pasukan kera yang menari dengan lincah. Ada kera kecil yang diperankan oleh anak kecil juga loh. Saya suka sekali bagian ini. Lucu melihat penari berkostum kera warna-warni meloncat-loncat dan menari dengan sangat lincah, terutama Hanila si kera biru, lincah sekali salto-saltonya. Saya sempat melihat ekspresi Juno saat melihat adegan ini, sepertinya dia takjub sekali, sampai melongo, hehehe.

pasukan kera

Video adegan pasukan kera menunggu perintah Rama


Bagian Kedua
Dalam perjalanan menuju Alengka, keempat prajurit kera bertemu dengan Dewi Sayempraba yang mencoba menghancurkan rencana mereka dengan tipu daya sehingga mereka menjadi buta. Adegan ini berisi penari-penari wanita yang menari dengan lemah gemulai. Mereka adalah Dewi Sayempraba yang mencoba menipu keempat prajurit kera dan membuat keempatnya menjadi buta. Pada bagian ini keempat prajurit kera menari seolah-seolah mereka menjadi buta.

Hanuman dan teman-temannya ditipu oleh Dewi Sayempraba

Ini videonya


Bagian Ketiga
Pada bagian ini segerombolan pasukan burung yang merupakan anak buah Sempati menari dengan lincah. Sempati adalah seekor raja burung yang sakit karena sayapnya hangus terbakar matahari karena melindungi saudaranya, Jatayu saat mereka berlomba terbang mencapai matahari. Karena kedua sayapnya terbakar, sepanjang hidupnya Sempati hanya berdiam diri di tempat tinggalnya dan menunggu mangsa. Akhirnya Sempati bertemu dengan keempat prajurit kera dan berhasil memulihkan penglihatan mereka. Keempat prajurit kera berterima kasih kepada Sempati dan sebagai balas jasa, Hanuman menyembuhkan raja burung itu dengan kesaktiannya. Setelah penglihatannya kembali, keempat prajurit kera menari kegirangan, untuk meluapkan kegembiraan mereka, lucu sekali. Salah satu adegan favorit saya adalah saat Hanuman dan Sempati saling menyembuhkan satu sama lain. Dan setelah sembuh, Sempati meluapkan kegembiraan dengan "terbang" mengelilingi panggung.



Pasukan burung


Adegan Keempat
Di taman Argasoka Alengka, Shinta yang dirundung duka menangis karena terkenang akan suaminya. Shinta merasa lebih baik mati daripada menjadi istri Rahwana. Trijata, keponakan Rahwana mencoba menghiburnya dan berjanji akan tetap setia mendampinginya. Sementara itu Rahwana tak henti-hentinya membujuk Shinta agar bersedia menjadi istrinya, namun Shinta tetap menolak. Pada adegan ini tampak Rahwana sangat murka hingga mengeluarkan kerisnya, namun dihalang-halangi oleh Trijata.

Adegan Kelima
Hanuman sampai di Argasoka setelah mengalami berbagai rintangan. Ia menyerahkan cincin Rama kepada Shinta dengan rasa sedih dan sebagai penggantinya Shinta memberikan hiasan rambut kepada Hanuman agar diserahkannya kepada Rama sebagai bukti kesetiaannya kepada Rama. Setelah menyelesaikan tugasnya Hanuman memporak-porandakan taman itu. Namun malangnya dia tertangkap oleh Indrajit yang memanahnya. Pada adegan ini Hanuman sebelumnya berperang melawan pasukan rahwana, dan dia mampu membuat lawan-lawannya tak berdaya, namun sayangnya Indrajit muncul dan memanahnya dengan panah sakti. Hanumanpun tak berdaya ketika dibawa oleh pasukan Rahwana. Menurut saya adegan pertempuran Hanuman dan pasukan Rahwana merupakan adegan yang paling lucu, karena mereka menari dengan gerakan-gerakan kocak yang membuat penonton tertawa.


Pasukan Rahwana

Ini videonya


Adegan Keenam
Nah ini adegan puncaknya dan paling bikin baper. Setelah Hanuman tertangkap dan tak berdaya, Rahwana mengadakan pertemuan dengan patih-patihnya, dan akhirnya diputuskan Hanuman akan dibakar hidup-hidup. Adegan dimulai dengan pasukan Rahwana yang mempersiapkan kayu bakar untuk membakar Hanuman, dan kemudian Hanuman dibawa untuk dibakar. Namun ternyata Hanuman sangat sakti dan tidak bisa terbakar, bahkan dengan api yang masih berkobar-kobar di tubuhnya, ia membakar habis seluruh Alengka. Adegan ini menggunakan api beneran loh, sehingga hangatnya api dapat dirasakan oleh seluruh penonton. Adegan ini benar-benar menggambarkan kegemparan yang dibuat oleh Hanuman karena membakar seluruh negeri Alengka. Di akhir pertunjukan, di tengah kobaran api muncul ogoh-ogoh (semacam ondel-ondel) berbentuk Hanuman ukuran raksasa, inilah mengapa episode ini disebut juga Hanuman Obong (Hanuman Terbakar).


Saat Hanoman dibakar hidup-hidup

Adegan Hanoman Obong

Ini videonya


mas Hanuman the superstar
Kebanyang 'kan serunya rangkaian adegan dalam pertunjukan Sendratari Ramayana episode kedua dengan lakon Hanuman Duta (Hanuman The Messenger) ini. Pertunjukan semalam benar-benar membius penonton. Tokoh-tokoh yang diperankan oleh penari-penari profesional ditambah iringan gamelan live dan permainan lighting yang memukau membuat pertunjukan ini semakin sempurna. Saya pernah nonton sebelumnya 20 tahun lalu saat saya masih duduk di bangku SMP, dan tadi malam benar-benar berbeda, saya sangat menikmatinya, benar-benar menikmati dan memperhatikan setiap adegan dan karakter tokoh-tokohnya. Tidak hanya saya, papi Juno dan ibu saya juga tampak sangat menikmati. Beruntung, yang saya kuatirkan tidak terjadi. Awalnya saya kuatir Juno akan takut, tidak betah dan ngajak keluar ketika melihat pasukan kera, pasukan Rahwana atau adegan Hanuman obong, ternyata kekuatiran saya tidak terjadi, Juno duduk anteng menikmati pertunjukan hingga selesai.

Saran saya jika kalian ingin menyaksikan pertunjukan ini, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Cek jadwal pertunjukan di http://www.borobudursunrise.net/news142-jadwal-dan-harga-ramayana-ballet-prambanan-2016.html.
2. Beli tiket terlebih dulu, namun jika ingin membeli tiket di lokasi, pastikan datangnya jangan mepet.
3. Berangkat jangan mepet, untuk mengantisipasi jika terjadi kemacetan lalu lintas.
4. Bawa minuman dan makanan secukupnya.
5. Jangan lupa ke toilet sebelum pertunjukan dimulai, karena 2 jam itu tidak sebentar.
6. Jangan lupa bawa jaket atau syal karena udaranya cukup dingin.
7. Jika ingin membawa anak kecil, pastikan si anak mengetahui sebelumnya apa yang akan ditontonnya, karena biasanya anak kecil cepat bosan.


penonton antri foto bareng pemeran Rama dan Shinta yang ganteng dan cantik
Seperti yang tertulis pada teks di prolog pertunjukan ini, Kisah Ramayana akan terus ada dalam kehidupan manusia. Yang pasti ada banyak nilai-nilai yang bisa kita ambil dari kisah ini. Okey, daripada penasaran dengan cerita saya, lebih baik nonton langsung saja ya. Pokoknya nggak rugi deh beli tiket seharga 125 ribu untuk menyaksikan pertunjukan kolosal yang melibatkan lebih dari 100 penari ini, apalagi nontonnya bersama pasangan tercinta, di bawah cahaya bulan purnama pula, romantis abis dah pokoknya. Selamat menonton ya :)

prasasti yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno pada tahun 1961








1 comment:

  1. Kalau beli tiket online dimana ya... Apa ada link webnya`? Bisa share..

    ReplyDelete