expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Saturday 6 August 2016

Jangan Sentuh Hapeku!

Hemmm...judulnya cukup provokatif ya,maksudnya apa ya?Belasan tahun yang lalu,hape bisa dibilang termasuk barang mewah,tidak hanya karena harganya yang masih berkisar jutaan,namun harga pulsa isi ulangnyapun tergolong mahal.Masih ingat sekali jaman saya kuliah dulu,harga pulsa isi ulang yang paling murah adalah 100rb.Tentu saja bagi mahasiswa seperti saya waktu itu,punya hape belum tentu ada pulsanya,jadi selain cuma buat terima telpon atau sms,ya sekedar buat gaya-gayaan aja.

Berbeda dengan sekarang,dimana hape sudah bukan lagi barang mewah,tapi hape sudah menjadi barang publik,yang bisa dimiliki oleh siapapun,ngga cuma orang tua,anak muda,bahkan anak kecil.Anak SD pun sekarang pake hape,bahkan ada juga sekolah yang tidak mempermasalahkan jika anak didiknya membawa hape ke sekolah.

Lalu apa hubungan judul di atas ya?Masih ingatkah dengan lagu dangdut yang beberapa tahun lalu sempat ngehits?Kira-kira reffnya begini Bang sms siapa ini bang?Bang pesannya pake sayang-sayang?Cuma itu yang saya ingat,pun saya ngga tau juga siapa penyanyinya,bukan gaya atau gimana ya,tapi saya memang bukan penggemar musik dangdut.

Lagu tersebut sempat ngehits beberapa tahun lalu,tidak hanya karena easy listening tapi juga karena liriknya yang cukup menggelitik.Lagu itu merupakan bentuk kegalauan seorang istri karena menemukan sms mesra dari seorang wanita lain di hape suaminya.Hemmm...
Tentu saja si pencipta lagu bukan tanpa alasan menciptakan lagu tersebut.Bisa saja si pencipta lagu terispirasi oleh banyaknya kasus perselingkuhan yang terjadi dimulai dari komunikasi melalui hape.Banyaknya fitur social media (sosmed) dan fitur chatting yang ada,memberikan banyak kemudahan dan kesempatan bagi siapa saja,termasuk orang yang sudah berkeluarga,untuk bertemu dan berkomunikasi dengan banyak orang dari manapun.Tak jarang orang berkenalan dengan seseorang di dunia maya,kemudian saling bertukar nomor hape,WhatsApp (WA),atau Blackberry Messenger (BBM),lalu komunikasipun berlanjut,ketemuan dan...selanjutnya terserah anda,hehehe.

Ya itulah yang banyak terjadi saat ini.Ada cerita dari seorang teman saya,laki-laki,dia sudah menikah dan memiliki 2 anak.Kejadiannya beberapa tahun lalu.Waktu itu dia bercerita di depan saya dan beberapa teman lain.Kira-kira begini ceritanya,suatu hari di sebuah acara,secara tidak sengaja dia bertemu dengan mantan pacarnya waktu sekolah dulu.Akhirnya merekapun saling bertukar nomor hape,dan komunikasipun berlanjut.Hampir setiap saat mereka saling bertelpon dan berkabar.Terlihat sekali ketika bercerita,teman saya itu sedang berbunga-bunga karena ketemu dengan mantan pacarnya yang (maaf) saat ini berstatus janda dengan 1 anak.Komunikasipun berlanjut hingga akhirnya semakin jauh,jauh,dan jauh,tak perlu saya ceritakan di sini.

Cerita lain lagi dari seorang teman saya,wanita yang sebel dengan tingkah suaminya yang kemana-kemana hape selalu dalam genggaman,termasuk ketika di rumah dan sering sekali suaminya itu asik sendiri dengan hape nya.Teman saya menceritakan kegalauannya,sebenanya dia ingin sekali mengecek hape suaminya dan mengetahui siapa saja yang berkomunikasi dengannya.Wajar dong namanya istri,cemburu atau kuatir suaminya diam-diam "dekat" dengan wanita lain.Tapi boro-boro mau mengecek hape suaminya,mau nyentuh aja,suaminya udah manyun alias melarang.Hemmm...

Ada juga teman saya diam-diam mengecek hape suaminya,dan ternyata dia mendapati suaminya sering berkomunikasi dengan teman-teman wanitanya.Memang sih,tidak ada indikasi yang menunjukkan suaminya itu menjalin hubungan dengan wanita lain,tapi sepertinya suaminya hoby flirting alias tebar pesona,tak jarang dia mengirim rayuan maut kepada teman-teman wanitanya itu,seperti "pagi cantik" atau "Makin cantik aja".Istri mana sih yang ngga cemburu suaminya bilang gitu ke wanita lain.

Contohnya kok cowok semua ya?Oke biar fair,saya kasih contoh yang cewek juga ya.Cerita dari seorang teman saya,wanita,sudah menikah,yang tiba-tiba dia menjadi berbunga-bunga ketika dia berkenalan dengan seorang laki-laki ganteng yang juga sudah menikah,dan bisa dibilang cukup mapan.Merekapun bertukar nomor hape dan saling berkomunikasi.Beberapa kali si cowok mengajaknya makan siang,dan hubunganpun berlanjut,tentu saja tanpa sepengetahuan pasangan masing-masing.

Itu hanya beberapa contoh saja,sebenarnya banyak sekali kasus perselingkuhan yang terjadi karena diawali dengan komunikasi lewat hape atau medsos.Lalu sebenarnya boleh ngga sih istri atau suami mengecek hape pasangannya?Hape termasuk barang pribadi,artinya itu adalah privacy pemiliknya,lalu bagaimana kalo suami atau istrinya ingin tau siapa saja yang berkomunikasi dengan pasangannya,apakah boleh?Saya pernah bertanya ke beberapa teman soal ini.Ada yang menjawab,bolehlah,karena suami istri kan harus terbuka satu sama lain,jadi jangan ada dusta di antara kita.Cieee...teman saya yang ini wise banget ya.

Teman saya yang lain tidak setuju dengan jawaban teman saja yang pertama tadi.Menurut teman saya ini hape adalah barang pribadi,isinya adalah privacy pemiliknya,siapapun termasuk pasangannya tidak berhak tahu apalagi ngepoin secara diam-diam.Hemm..galak juga ya teman saya yang satu ini.

Jawaban berbeda dari teman saya yang satu lagi.Menurut dia,boleh sesekali pasangan kita tau isi hape kita,tapi sesekali aja lho ya.Karena memang ada hal-hal yang privacy dan pasangan ngga perlu tau,misalnya urusan kerjaan.Jadi suami istri harusnya saling percaya ajalah dasarnya,begitu katanya.Oke-oke..noted.

www.merdeka.com
Kalo saya sendiri gimana?Dulu jaman pacaran,saya dan mantan pacar yang sekarang jadi papi Juno,biasa saling kepoin hape atau medsos pasangan itu,bahkan hingga tahun awal pernikahan.Saya sering buka hape dia untuk cek siapa aja yang telpon,yang sms,bbm atau yang lain-lain.Lalu apa yang saya temukan?Penasaran ya?hehehe.Saya fine-fine aja suami saya berkomunikasi dengan siapapun,selama itu urusan pekerjaan, atau urusan urgent lainnya.Tapi ketika komunikasinya udah di luar konteks pekerjaan,of course saya ngga suka dan akan saya tegur,begitu pula sebaliknya.Ribut-ribut karena hal ini biasalah..tapi itu dulu,ketika masih pacaran dan di awal pernikahan.Maklum masih ababil alias abege labil,hehehe.

Kalo sekarang,setelah hampir 5 tahun pernikahan,kami berdua justru malah sama sekali tidak pernah membuka hape pasangan.Saya tidak pernah buka hape dia,begitu pula sebaliknya.Apa karena ada passwordnya?Hape saya memang berpassword,tapi suami saya tau passwordnya,dan kalo dia mau cek pun bisa saja sebenarnya,toh hape nya selalu saya taruh di tempat yang mudah dijangkau kok.Alasan saya mempassword adalah karena alasan keamanan,aman secara umum atau aman dari tangan Juno.Ya,Juno sekarang lagi senang-senangnya nonton video anak-anak di youtube,jadi kalo hape saya gak dikasih password,repot kalo udah dipegang Juno.

Sebaliknya suami saya tidak pakai password,jadi saya bisa saja buka hape dia kapan saja.Tapi apa saya cek hapenya?Tidak.Apakah kami tidak saling curiga?Of course sebagai pasangan pasti ada dong rasa curiga dan cemburu,ketika pasangan kita sedang tidak berada bersama kita.Bukankah cemburu itu tanda sayang?Bener banget.Apalagi saat ini apa sih yang ngga mungkin,apa aja mungkin,ibarat kata orang alim aja bisa selingkuh kok.Jadi wajar aja kalo kita curiga atau kepo dengan pasangan kita,tapi mungkin dengan cara yang pas ya.Kalo memang mau tau isi hape pasangan,ya bilang aja,ga usah diam-diam ngecek,karena kalo pasangan tau bisa ribet tuh,hehehe.

Ga perlu lah menginterogasi pasangan kita kayak penyidik kepada tersangka.Kamu dari mana,ngapain aja,sama siapa?Siapa yang ngga sebel ditanyain begitu,saya aja pasti sebel,hehehe.Dan konon katanya cowok kalo dicurigai yang berlebihan,justru dia malah makin menjadi.Entah bener atau ngga,saya belum pernah melakukan penelitian tentang ini.Mungkin next bisa dilakukan survey ya,hehehe.

Ga perlu jugalah menghubungi pasangan setiap saat,selain mengganggu aktivitas pasangan kita,itu juga bisa bikin ga nyaman lho.Bayangkan pas lagi meeting atau kumpul sama teman-temannya,tiba-tiba kita nelpon,kamu dimana,lagi ngapain,sama siapa?Gubrakkk.Bukan hanya yang ditelpon yang sebel,yang denger juga sebel.
Jujur,ketika sedang beraktivitas,kerja maksudnya,saya dan suami jarang sekali bertelpon kecuali urgent,paling WA aja,itupun bisa dihitung.Selain emang ga perlu,bingung juga mau ngobrolin apa wong nanti di rumah juga ketemu.

Keterbukaan sepertinya emang sangat penting ya.Pasangan kita adalah orang yang ditakdirkan Tuhan untuk menemani kita dalam suka maupun duka,sudah seharusnya kita berbagi perasaan dengannya,bukan dengan orang lain,medsos,orang lain apalagi mantan,bisa ribet nanti,hehehe.Kalo emang kita curiga,cemburu,tidak nyaman dengan apa yang dilakukan pasangan kita,sampaikan saja,termasuk kalo kita ga nyaman dengan tingkah pasangan yang selalu asik dengan hapenya sendiri atau melarang kita untuk "menyentuh" hapenya.

Sampaikan juga kepada pasangan kita hal-hal yang memang harus diketahui pasangan kita,supaya tidak menimbulkan masalah di kemudian hari,misalnya saja ketika suatu hari mantan dari jaman majapahit (saking lamanya sampai lupa) tiba-tiba menghubungi kita,atau ketika ada teman lawan jenis mulai ngajak ngobrol di luar konteks.Tapi sampaikan dengan cara yang tepat juga,biar "aman terkendali".

Jadi intinya apapun sikap kita terhadap hape pasangan,mau kepoin isinya,mau ngecek diam-diam,mau cuek,mau percaya 100%,itu ga penting,yang penting adalah saling percaya,saling menjaga kepercayaan dan jangan saling cuek.Ini sekedar share pengalaman saja,semoga bermanfaat.Have a nice weekend,salam hangat untuk keluarga.






No comments:

Post a Comment