expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Saturday 13 August 2016

Kekerasan Orang Tua Murid Terhadap Guru : Kenapa Anak Sekarang Pada Lebay?

Lagi-lagi dunia pendidikan kita tercoreng dengan adanya kekerasan terhadap guru oleh orang tua siswa dan anaknya.Ya,beberapa hari lalu seorang guru SMK di Makasar dipukul oleh ayah dari muridnya sendiri.Alasannya klise,si anak tidak tidak mengerjakan tugas,kemudian Pak Guru menegurnya,namun si anak justru mengucapkan kata-kata kasar.Pak Guru menepuk pundaknya dan menyuruhnya keluar kelas dengan maksud untuk memberi pelajaran.Namun si anak tidak terima menelpon ayahnya menceritakan kejadian tersebut,si ayahpun geram dan bergegas ke sekolah dan memukul Pak Guru yang saat itu sedang mengajar.Saat ini kasus ini sudah ditangani oleh kepolisian.

Beberapa bulan lalu,seorang guru matematika diseret ke Pengadilan karena tuduhan mencubit siswanya.Kejadian itu terjadi ketika si anak diketahui gurunya "nongkrong" di saat kegiatan Sholat berjamaah.Bermaksud menegur si anak,Pak Guru mendekatinya dan mencubit siswa tersebut.Tak terima dengan perlakuan gurunya si anakpun lapor kepada ayahnya yang seorang TNI AD,lantas melaporkan guru tersebut ke polisi dengan tuduhan penganiayaan.

Itu hanya beberapa contoh saja sebenarnya,banyak sekali kejadian serupa yang diangkat ke media belakangan ini.Ada apa sih sebenarnya?Kenapa anak sekarang begitu mudahnya se-emosi itu?
Saya masih ingat ketika saya duduk di bangku Sekolah Dasar (SD),pada saat kelas 1 hingga kelas 3,guru saya secara rutin pada hari Senin memeriksa kuku tangan kami,jadi pada hari minggunya saya dan teman-teman akan mempotong kuku dengan rapi untuk diperiksa guru besok paginya.Kalau guru mau memeriksa kuku,kedua tangan kami letakkkan di atas meja,lalu guru memeriksa satu-satu sambil membawa penggaris kayu.Jadi kalau ada yang lupa memotong kuku,siap-siap aja meringis karena jari tangan pasti dipukul oleh guru saya dengan penggaris kayu tersebut.Walaupun tidak keras,tapi untuk anak umur 7 tahunan,lumayan juga lho penggaris kayu itu dipukulkan ke jari-jari kami waktu itu.Yang kena ya,terpaksa nyengir,plus bonusnya diketawai teman sekelas.Saya juga pernah merasakan dipukul beberapa kali.Herannya,walau lumayan sakit,tidak pernah ada yang nangis lho,apalagi ngadu ke orang tua lalu orang tuanya datang ke sekolah untuk memarahi gurunya,ngga pernah ada sekalipun.

Ada juga guru SD saya yang "hobinya" menarik/menjambak kuncir rambut ekor kuda murid perempuan dan menjewer telinga murid laki-laki yang berisik,tidak mengerjakan pe er atau tidak bisa mengerjakan soal di papan tulis.Dijambak atau dijewer itu ga ada apa-apanya dibandingkan malunya diketawain teman sekelas,hehehe.Dan seingat saya dulu juga tidak pernah ada yang menangis atau lapor orang tuanya,lalu datang dan mencak-mencak di sekolah.

Pada saat SMP,guru saya banyak yang galak.Ada yang "hobinya" memberikan hukuman dengan "menjemur" siswanya di halaman basket hingga jam pelajaran berakhir bagi siswa yang tidak mengerjakan pe er atau terlambat masuk kelas,ada yang hobi menyuruh siswanya tidak boleh mengikuti pelajaran,dan saya sendiri pernah dihukum tidak boleh mengikuti pelajaran olah raga hanya karena saya terlambat ke halaman sekolah karena ganti baju olah raganya kelamaan,hehehe.Dan kayaknya hukuman fisik seperti dijemur di lapangan,dipukul dengan penggaris kayu,dilempar penghapus atau kapur,jaman dulu itu biasa banget,dan bisa dibilang ga pernah ada masalah atau kasus karena hal ini.

Jaman SMU lain lagi,hukuman fisik sepertinya sudah sangat jarang waktu itu,kalau ada murid yang bandel,paling guru hanya menegur dengan kata-kata saja.Dulu waktu SMU saya sering ditegur guru karena suka ngobrol dengan teman sebangku saya pas jam pelajaran.Pernah juga ada teman saya yang waktu itu rambutnya dicat biru,oleh guru langsung disuruh pulang dan di skors 1 minggu kalau tidak salah.Dan setelah itu ya ga ada masalah.
Entah kenapa jaman saya dulu,ketika mendapat teguran atau hukuman guru di sekolah,kami jarang sekali atau bahkan tidak pernah sekalipun melapor ke orang tua.Kenapa?Karena kami tahu,bukannya dibelain,tapi justru malah bakalan tambah diomelin,jadi keep silent is the best pada waktu itu,hehehe.

Apa yang saya alami dulu sangat berbeda dengan apa yang terjadi sekarang.Kasus-kasus kekerasan terhadap guru tadi contohnya,hanya karena hal sepele,siswa menjadi sangat emosi dan melapor kepada orang tuanya.Ya sih,orang tua mana yang gak emosi dapat laporan dari anaknya kalo dia baru saja mendapat hukuman dari gurunya?Wajar sih,tapi kenapa harus dengan kekerasan?Tentu saja guru jaman sekarang dan jaman dulu tidak bisa disamakan.Orang tua jaman sekarang dan jaman dulu tidak bisa disamakan,termasuk anak sekarang tentu saja berbeda dengan anak jaman dulu.Begitu pula kurikulum pendidikan dan cara didikan orang tua dulu dan sekarang sangat jauh berbeda.Kalau dulu mendidik anak ya gitu-gitu aja turun temurun,anak diberi sedikit kesempatan untuk memiliki inisiatif sendiri atau bahkan tidak sama sekali.Semua harus ngikut apa kata ortu,harus nurut,begitu kira-kira.Berbeda dengan jaman sekarang,orang tua sudah lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk berinisiatif,berpendapat dan memiliki pilihan sendiri untuk banyak hal menyangkut dirinya.

Guru jaman dulu juga beda dengan jaman sekarang.Kalo dulu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) lebih cenderung satu arah,sekarang murid diharapkan lebih aktif mengikuti KBM.Begitu juga,kalau dulu guru itu adalah orang tua kita di sekolah,sekarang hubungan guru dan murid cenderung lebih santai atau non formal.Banyak guru yang dianggap sebagai teman atau sahabat oleh murid-muridnya.Tak jarang guru dan muridpun aktif di pertemanan sosmed.

Anak jaman sekarang sudah pasti jauh berbeda dengan anak jaman dulu,tidak hanya karena jaman yang sudah berubah,tapi karena perkembangan teknologi.Adanya sosmed membuat semua hal menjadi lebih terbuka dan bergeser.Apa yang dulu dianggap tabu,sekarang ngga tabu lagi.Kalau dulu jaman saya,kalau curhat ya di buku harian,anak sekarang mana ada yang punya buku harian,curhatnya ya di medsos.Bahkan tak jarang kita melihat ada anak sekolah yang nyetatus mengumpat teman atau bahkan gurunya.Disinilah banyak nilai-nilai yang bergeser dan berubah,entah itu lebih baik atau justru merupakan kemunduran,tergantung penilaian masing-masing.


sumber : www.beritaviral.org
Saya menggunakan istilah "lebay".Lebay dapat diartikan melebih-lebihkan sesuatu.Bisa jadi pergeseran nilai-nilai yang ada di masyarakat,tidak hanya karena perkembangan jaman dan teknologi saja,tapi bisa jadi disebabkan karena kita sering lebay dalam menyikapi sesuatu.Coba bayangkan,jaman sekarang hal ga penting pun bisa menjadi sesuatu yang heboh di medsos.Sedikit-sedikit update status di medsos (termasuk saya kayaknya,hehehe),nyari info apa saja tinggal klik google,mulai dari resep masakan,obat-obatan,kosmetik,tips ini itu,termasuk tips cara mendidik anak,yang gawatnya tips-tips tersebut belum tentu bisa dipakai semua orang.Ya,kita memang sering lebay dalam menyikapi sesuatu,dan tentu saja itu diikuti oleh anak-anak kita.Contohnya banyak,termasuk kasus kekerasan orang tua murid terhadap guru tadi.Si anak lebay dalam menyikapi teguran gurunya,orang tua lebay dalam menyikapi laporan anaknya,dan mungkin juga gurunya lebay juga dalam menyikapi muridnya,dan itu saling berpengaruh satu sama lain.Tak ada gunanya saling menyalahkan,sudah seharusnya kita sebagai orang tua introspeksi,apa yang menyebabkan anak-anak sekarang cenderung lebay dalam menyikapi sesuatu,bisa jadi kita sendiri yang membuat mereka menjadi demikian.Have a nice weekend.

1 comment:

  1. Jadi ingat, dulu semasa SMA. Saya main catur mini di saat guru sedang mengajar.

    Ketahuan dan ortu dipanggil. Alhasil guru saya sempat tercengang dan heran atas pernyataan almarhum ayah saya.

    "Ibu wali kelas, saya sudah serahkan dan percayakan anak saya di sekolah ini untuk dididik dan diajar dengan baik. Jadi Ibu berhak melakukan tindakan untuk memukul/memarahi/menghukum asalkan hal tsb tidak mengancam nyawa anak saya. Jadi jangan panggil saya untuk datang ke sekolah ini, krn saya memiliki pekerjaan yang harus saya selesaikan. Saya akan berikan contoh memberikan hukuman yang benar (sambil almarhum ayah saya melepaskan ikat pinggangnya lalu saya disabet di hadapan guru-guru lainnya).

    Praktis semua guru heboh dan bingung semua... :)

    ReplyDelete