expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Tuesday 31 January 2017

Wisata Gunung Kidul Part # 1 Pantai Drini, Pasir Putih, Pulau Karang dan Kuliner

Some say better things will come our way No matter what they try to say, you were always there for me 
Some way, when the sun begins to shine I hear a song from another time and fade away  And fade a way
Just close your eyes and I'll take you there This place is warm and without a care
We'll take swim in the deep blue sea I go to leave and you reach for me 
(Someday - Sugar Ray)

Sabtu (28/1) yang lalu bertepatan dengan libur Tahun Baru Imlek, kami mengajak Juno jalan-jalan. Sebenarnya kami tidak ada rencana sebelumnya, ide spontan saja. Lagipula minggu lalu adalah minggu terakhir libur kuliah, minggu ini saya sudah mulai masuk kuliah lagi, sudah dipastikan waktu untuk piknik sangat terbatas, jadi saya mengajak Papi Juno untuk menghabiskan liburan dengan piknik. Jadi mungkin lebih tepatnya kali ini bukan ngajak Juno jalan-jalan, tapi ngajak emaknya Juno jalan-jalan, hehehe.

Kali ini kami memilih Gunung Kidul sebagai tujuannya, dengan alasan lokasinya tidak terlalu jauh, ditambah saat ini pariwisata Gunung Kidul sedang ngehits alias naik daunnya, banyak pilihan obyek wisata alam yang instagramable alias menarik. Kami memilih pantai. Sebenarnya bukan tanpa alasan kami memilih pantai. Alasannya tentu saja ada hubungannya dengan Juno.


Pantai Drini dengan pulau kecilnya
Begini, sebulan sekali sekolah Juno mengadakan kegiatan berenang untuk anak usia di atas 2 tahun. Jadi anak-anak, tanpa wali murid, hanya didampingi oleh ibu-ibu gurunya, naik bis ke kolam renang yang lokasinya berada di seputaran Jogja. Kolam renangnya pindah-pindah, yang jelas ada kolam renang untuk anak-anaknya. Dulu waktu berusia 2 tahun, Juno selalu enjoy ketika mengikuti kegiatan outbond ataupun berenang bersama  teman-teman sekolahnya, begitu  juga ketika perjalanan naik bis, dia happy sekali ketika akan naik bis. Namun entah mengapa dalam 6 bulan terakhir Juno tidak mau ikut berenang bersama teman-temannya. Beberapa kali dia memilih untuk tinggal di sekolah bersama adek-adek bayi, ketika teman-temannya pergi berenang. Sampai sekarangpun kami masih belum tahu alasan Juno menolak berenang.

Mau santai di gazebo juga bisa, harga sewa 50 ribu/gazebo
Karena alasan itulah, kali ini kami mengajak Juno jalan-jalan ke obyek wisata air, supaya dia tidak takut air dan mau berenang lagi. Tujuan pertama adalah Pantai Drini. Pantai Drini merupakah salah satu pantai di pesisir Gunung Kidul yang sederetan dengan pantai-pantai yang lain, seperti yaitu Pantai Indrayanti, Pantai Baron, Pantai Krakal, Pantai Kukup dan Pantai Watu Kodok dan lain-lain. Ada 2 alasan mengapa kami memilih Pantai Drini. Pertama, saya belum pernah ke sana. Kedua, bulan lalu Papi Juno ke sana untuk pengambilan gambar, katanya pemandangan di Pantai Drini bagus, ditambah dia membawakan saya kepiting asam manis yang sumpah, rasanya enak banget. Kedua alasan ini yang membuat saya 'penasaran' dengan Pantai Drini.

Mau ber-kano ria juga bisa
Jam 07.00 pagi kami berangkat dari rumah. Kami memang berangkat pagi untuk menghindari macet, karena tanggal merah sudah pasti jalan bakalan macet. Ketika berangkat Juno masih tidur, dan terbangun ketika kami memasuki Jalan Wonosari. Dia excited sekali, "Yeiii, kita mau ke pantai," begitu soraknya kegirangan. Seperti biasa, dia mengomentari setiap hal yang menarik menurutnya. Dengan kecepatan santai, sekitar jam 10.00 kami baru tiba di Pantai Drini. 


Pantai Drini terletak di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunung Kidul. Untuk masuk ke Pantai Drini, pengunjung harus membayar tiket seharga 19 ribu/2 orang, ditambah asuransi Rp 1.000,-, jadi total 20 ribu+ parkir mobil 5 ribu. Sampai di sana pengunjung sudah cukup ramai. Cuaca sangat cerah, dan cukup panas. Begitu masuk lokasi pantai, terlihat gazebo-gazebo berjajar di sepanjang pantai yang berpasir putih ini. Sayang sekali ketika kami tiba di sana, gazebonya sudah terisi semua, padahal pasti asyik banget menikmati keindahan pantai sambil bersantai di gazebo yang berada di tepi pantai ini. Karena gazebonya tidak ada yang kosong, kami memilih sebuah warung yang berada di belakang gazebo-gazebo untuk memesan minuman. Kami memesan es kelapa muda utuh, seharga 15 ribu/buah. Segar sekali panas-panas begini minum es kelapa muda.

Ke Pantai, tidak lengkap rasanya kalau tidak main air. Setelah menghabiskan es kelapa muda kami beranjak untuk menyusuri pantai. Pantai Drini merupakan pantai yang unik karena di tengahnya terdapat sebuah pulau kecil. Konon di pulau tersebut banyak ditumbuhi pohon drini, sehingga pantainya dinamakan Pantai Drini. Pada saat kami di sana, air laut sedang surut sehingga pengunjung dapat menyeberangi air setinggi perut untuk naik ke atas pulau karang. Sayang sekali, berhubung saya tidak membawa baju ganti, kami tidak naik ke atas. Saya menyewa sebuah payung berjemur seharga 20 ribu dan memilih untuk bermain pasir di bawah payung bersama Juno. Sedangkan Papi Juno, hunting foto seperti biasanya.




Mau santai di bawah payung juga bisa


Jalan naik ke pulau karang


Bermain pasir dengan Juno
Beruntung saat itu cuaca sangat cerah. Langit biru, pasir putih, pulau karang yang hijau dan angin yang sepoi-sepoi, melengkapi keindahan Pantai Drini. Dibandingkan pantai-pantai di Gunung Kidul yang lain, pengunjung di Pantai Drini tergolong tidak sebanyak pengunjung di pantai-pantai yang lain. Selain bisa mandi di pantai, pengunjung yang suka ber-kano ria, bisa menyewa kano yang disewakan di sana. 


Sekitar 1 jam kami menemani Juno bermain pasir. Sayang sekali langit mendadak mendung dan tak lama kemudian hujan turun, padahal Juno masih asyik bermain pasir. Karena hujan turun tiba-tiba, kami berlari ke tepi untuk berteduh. Hujan cukup deras. Sekitar 30 menitan kami menunggu hujan reda. Setelah reda, tujuan selanjutnya adalah makan siang. Dari pagi memang kami sengaja hanya ngemil kue untuk sarapan, karena salah satu tujuan utama kami adalah menikmati kuliner di Pantai Drini. Saya memang penasaran dengan kulinernya sejak dibawain oleh Papi Juno, kepiting asam manis yang menurut saya rasanya enak banget.


Kepiting asam manis, so yummy
Setelah hujan reda, kami beranjak menuju warung-warung makan yang terletak di dekat tempat parkir. Kami memilih warung makan tempat Papi Juno beli kepiting asam manis waktu itu. Namanya warung makan Pangestu. Kami memesan 1/5 kilo kepiting asam manis seharga dan 1 ikan tongkol bakar. Sekitar 15 menit pesanan kami datang, 1/5 kilo kepiting asam manis berisi 4 kepiting ukuran sekepalan tangan orang dewasa, dan 1 ekor ikan tongkol bakar ukuran sedang. Hemmm, kepitingnya mantap. Saya memang penggemar kepiting, namun karena harganya cukup mahal, jadi jarang juga makan kepiting. Tapi kepiting asam manis yang ini, beneran deh, enakkkk. Ikan tongkol bakarnya juga enak, manisnya pas banget, apalagi ditambah sambal mentah. Mantap deh pokoknya. Untuk semua pesanan kami tersebut, kami hanya membayar 45 ribu, murah 'kan.





Kurang lebih jam 13.30 kami meninggalkan Pantai Drini. Rencananya, pulangnya kami mau mampir ke Air Terjun Sri Gethuk, tapi sayang sekali, di perjalanan pulang kami terjebak macet yang sangat parah. Sudah dipastikan setiap liburan, hampir semua obyek wisata di Gunung Kidul dipadati pengunjung, jadi jalan dipenuhi bis-bis pariwisata yang bikin macet panjang. Sekitar 2 jam kami baru bisa keluar dari lokasi Pantai Drini. Dan sepertinya kali ini kami harus mengurungkan niat untuk mampir ke Air Terjun Sri Gethuk karena tiba di Playen sudah sekitar jam 16.30, tidak mungkin untuk melanjutkan ke Air Terjun Sri Gethuk. Kami melanjutkan perjalanan pulang dan tiba di rumah menjelang magrib. Rekor terlama Gunung Kidul- Jogja, hehehe.

Pengalaman yang luar biasa, terjebak macet marah di jalan. Tapi terbayar dengan keindahan Pantai Drini yang eksotis, puas bermain pasir putih dengan Juno, dan kepiting asam manisnya yang sumpah enak banget. Nggak percaya? Just try. Have a nice day







1 comment: