expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Thursday 29 June 2017

Sensasi Minum Teh di Kaki Gunung Lawu: Rumah Teh Ndoro Donker Karanganyar

Saya yakin di antara kalian pasti banyak yang suka minum teh seperti saya. Selain mudah membuatnya, teh merupakan minuman yang cocok di segala suasana, mau disajikan dingin atau panas, teh tetap menjadi favorit. Saya pribadi paling suka minum teh di pagi hari, saat hendak mulai bekerja. Maklum, kalau pagi 'kan terburu-buru, jadi sudah tidak sempat lagi untuk bikin teh di rumah, jadi ngetehnya di kantor. Biasanya, pada malam hari sepulang kantor saya juga menyempatkan untuk bikin segelas teh hangat, dengan sedikit gula. Kalau sehari saja belum minum teh, rasanya ada yang kurang. Yes, I'm a tea lover.

Minum teh di rumah atau di rumah makan mungkin sudah biasa ya. Lalu apa jadinya ya kalau menikmati secangkir teh hangat di tengah kebun teh yang berada di kaki gunung? Wahh, sounds so romantic, pasti nikmat sekali ya. Pada postingan kali ini saya akan menulis pengalaman saya menikmati sensasi minum teh di tengah kebun teh yang berada di kaki Gunung Lawu, tepatnya di Jalan Karangpandan-Ngargoyoso, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar Jawa Tengah, yaitu Rumah Teh (Tea House) Ndoro Donker. Sebenarnya sudah lama saya ingin mengunjungi Ndoro Donker, namun belum ada kesempatan. Akhirnya pada libur lebaran kali ini, saya menyempatkan ke sana bersama keluarga sepulang dari berwisata di Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur. Sekitar jam 13.00 kami tiba di Ndoro Dongker, dan saat itu hujan deras mengguyur wilayah Karanganyar dan sekitarnya. Ndoro Donker merupakan sebuah restoran di sebuah bangunan kuno berarsitektur Belanda warna putih. Tiba di sana, terlihat pengunjung penuh sekali, bahkan kami harus menunggu pengunjung lain yang sudah selesai untuk bisa duduk, karena semua meja di dalam restoran penuh. Sebenarnya meja-meja di taman kosong, tapi karena hujan deras sekali, terpaksa kami menunggu. Setelah menunggu sekitar 15 menit, seorang waitress mengantarkan kami ke sebuah meja kosong yang berada di dekat kebun teh.


Antri menunggu meja yang kosong

Ndoro Donker saat musim liburan

menu lainnya

salah satu sudut di Ndoro Donker
Oiya, restoran ini semi outdoor, di bagian belakang terbuka, sehingga kita bisa melihat pemandangan di luar, yaitu kebun teh yang hijau dan tampak perbukitan di kejauhan. Terlihat di buku menu, banyak pilihan menu yang ditawarkan, mulai dari makanan ringan, makanan berat, dan tentu saja yang paling utama adalah teh nya. Namun kami masih kenyang karena belum lama makan siang, jadi di sini kami hanya memesan teh panas. Lagipula, melihat banyaknya pengunjung di sana, saya agak kuatir jika memesan makanan, akan membutuhakan waktu yang lama. Kami memesan 1 teko honey tea panas yang bisa untuk 4 orang dan 2 jasmine tea. Sambil menunggu pesanan kami datang, saya berkeliling untuk melihat-lihat dan tak lupa memotret.


area indoor
area outdoor




harganya standar
Selain menyediakan berbagai varian teh dan menu makanan, Ndoro Donker juga menjual produk teh kemasan dan suvenir-suvenir cantik berupa mug, cangkir, dan toples berada di sekitar kasir. Di sana tampak pula beberapa foto jaman Belanja yang dipajang di area kasir. Di sana juga tedapat spot-spot selfie yang cantik bagi pengunjung. Tempatnya bersih, luas dan sejuk, sayangnya saat itu hujan sangat deras, sehingga kami tidak bisa berkeliling di tamannya. Setelah menunggu sekitar 15 menit, pesanan kami datang, 1 teko honey tea seharga 35 ribu dan 2 cangkir jasmine tea panas seharga 10 ribu/cangkir. Sebelum meminumnya kami harus menambahkan gula pasir sesuai selera. Hemmm...honey tea nya berasa sekali aroma madunya, begitu juga jasmine teanya, harum melatinya sangat terasa. Badan kami yang tadinya terasa dingin karena cuaca hujan deras, kini berangsur hangat. Sekitar 1 jam kami berada di sana. Dan selama kami di sana, pengunjung terus berdatangan, ramai sekali.




kebun teh di sekeliling Ndoro Donker
Setelah hujan mulai reda kami beranjak dari meja kami dan melanjutkan perjalanan pulang ke Yogyakarta, namun tidak lupa kami menyempatkan untuk foto-foto terlebih dulu di Ndoro Donker dan kebun teh. Mengenai nama Ndoro Donker ternyata ada sejarahnya. Pada jaman dulu ada seorang Belanda bernama Donker yang tinggal di daerah Kemuning. Sedangkan "ndoro" dalam Bahasa Jawa berarti tuan. Tuan Donker merupakan seorang ahli tanaman yang memilih hidup di desa untuk mengembangkan perkebunan teh di daerah tersebut, dan memang benar saat ini sektor perkebunan di Desa Kemuning, khususnya perkebunan teh bisa dikatakan maju. Apalagi dengan adanya restoran Ndoro Donker ini, banyak wisatawan yang mengunjungi daerah ini. 


teh kemasan yang dijual

mugnya lucu ya

yang ini juga teh kemasan

Oiya, tak jauh dari Rumah Teh Ndoro Donker terdapat obyek wisata candi, yaitu Candi Cetho yang merupakan salah satu situs candi Hindu, yang berlokasi di daerah Karang Pandan, sekitar 6 km dari Ndoro Donker. Jadi kalau mau ke Candi Cetho, pasti melewati Rumah Teh Ndoro Donker. Nahh, jika kalian ingin merasakan sensasi minum teh yang tidak biasa di tengah kebun teh yang sejuk dan asri, jangan lupa mampir ke Rumah Teh Ndoro Donker yang berlokasi di Jalan Karangpandan-Ngargoyoso, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar Jawa Tengah. Selamat berlibur.






No comments:

Post a Comment