expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sunday 17 July 2016

Gerakan (tidak) Mengantar Juno

Minggu lalu saya mendapat disposisi dari atasan saya untuk menghadiri rapat di Disdikpora.Tiba di halaman kantor Disdikpora saya melihat spanduk yang cukup besar terpasang di depan gedung.Spanduk tersebut berisi tulisan tentang kampanye gerakan mengantar anak pada hari pertama sekolah.Terus terang waktu membaca tulisan di spanduk itu saya cukup surprised.Seriously??Kayaknya baru kali ini ya ada kampanye seperti ini.

Pada tahun-tahun sebelumnya,setiap hari pertama masuk sekolah,ya seperti biasa aja.Banyak orang tua yang harus ijin kerja atau ijin berangkat siang supaya dapat mengantar anaknya pada hari pertama masuk sekolah.Bagi yang tidak bisa meninggalkan pekerjaan,tentu hal tersebut bikin galau banget,di satu sisi keluarga yang utama,di sisi lain ada tanggung jawab pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan.Bersyukur bagi orang tua yang tidak sulit untuk ijin dari tempatnya bekerja.Lalu bagaimana dengan orang tua yang tidak bisa ijin untuk mengantar anak pada hari pertama masuk sekolah karena tanggung jawab pekerjaan?Alhasil banyak orang tua yang hanya mengantar anak ke sekolah,kemudian berangkat bekerja atau meminta bantuan anggota keluarga yang lain untuk mengantar anaknya ke sekolah.


sumber: www.solopos.com
Ya,besok Senin tanggal 18 Juli adalah hari pertama masuk sekolah.Bapak Menteri melalui Surat Edaran Resmi Nomor 4 Tahun 2016 tanggal 11 Juli 2016 mengadakan kampanye hari pertama masuk sekolah dengan menghimbau para orang tua untuk mengantar anak pada hari pertama masuk sekolah.Kebijakan ini dimaksudkan untuk mencegah tindak kekerasan atau perpeloncoan di sekolah pada saat Masa Orientasi Siswa (MOS) yang kini disebut Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS).

Melalui kampanye hari pertama masuk sekolah,diharapkan "chemistry" antara orang tua dan guru dapat terbangun dengan baik.Orang tua dapat berperan aktif untuk memastikan bahwa Masa Orientasi Sekolah berjalan dengan baik tanpa ada kekerasan.Bukankah seharusnya hari pertama masuk sekolah menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi anak dan bukan justru menjadi sesuatu yang menyeramkan?Mengantar anak pada hari pertama masuk sekolah merupakan bentuk support moril orang tua untuk anaknya yang akan menghabiskan beberapa tahun ke depan di sekolah barunya.Dengan kehadiran orang tua pada hari pertama sekolah,anak akan merasa bahwa dia tidak sendiri menghadapi hari pertamanya.

Saya pribadi sangat setuju dengan kampanye ini,karena bagi sebagian anak-anak,pengalaman pertama masuk sekolah bisa menjadi hal yang menakutkan.Saya ingat sekali,waktu masuk SD,Ibu saya mengantar dan menunggui saya hingga beberapa minggu.Entah apa yang saya takutkan waktu itu,tapi saya merasa nyaman jika Ibu berada di luar kelas duduk menunggui saya hingga pulang sekolah.

Lalu bagaimana untuk ibu bekerja,terutama yang tidak mudah meninggalkan pekerjaan?Hal ini bisa dikomunikasikan dengan atasan dan suami.Apabila tanggung jawab pekerjaan tidak mungkin untuk ditinggalkan,solusinya adalah berbagi tugas dengan suami,yang penting tetap ada salah satu dari kita yang hadir untuk memberikan support moril kepada anak kita di hari pertamanya masuk sekolah,dan tetap menjalin komunikasi dengan guru-gurunya di sekolah.Kalau memang benar-benar sibuk,ya paling ngga menyempatkan seminggu sekali untuk mengantar atau menjemput anak dan berkomunikasi dengan guru-gurunya.

Bagaimana dengan Juno besok?Apakah saya akan mengantarnya?Besok pagi Juno akan memulai tahun ketiganya di fullday school.Ya,sudah 2 tahun Juno sekolah.Dan saat ini sudah 2 minggu Juno tidak sekolah karena libur lebaran,dan semoga besok tidak ada masalah untuk memulai rutinitas sekolah lagi.Selama ini saya berbagi tugas dengan suami untuk urusan mengantar Juno sekolah.Ini lebih terkait dengan jam kerja dan lokasi kantor saya.Saya masuk jam 07.30,jadi maksimal jam 06.45 harus sudah berangkat.Lokasi kantor saya sekitar 25km dari rumah.Berhubung suami bisa berangkat ke kantor lebih siang dari saya,jadi selama ini Juno paling sering berangkat bareng papinya.Perlengkapan sekolah Juno biasanya saya siapkan pada malam harinya.

Beberapa kali saya mengantar Juno ke sekolah.Apa yang terjadi?Si Herjuno ini tidak mau turun dari mobil dan tidak mau sekolah walaupun sudah dibujuk dengan segala macam rayuan.Kenapa?Menurut Juno jika saya bisa mengantar dia ke sekolah,artinya saya libur kerja dan libur dari aktivitas yang lain,itu artinya dia bisa jalan-jalan atau bermain dengan saya.Jadi jika berangkat ke sekolah sama saya,apalagi sama papinya juga,dia akan mengira diajak jalan-jalan atau bermain,bukan untuk sekolah.Begitulah...jadi selama ini Juno lebih sering berangkat ke sekolah sama papinya dan tak pernah ada masalah.

Jadi besok pagi,sepertinya saya juga tidak mengantar Juno sekolah,bukan karena saya lebih mementingkan pekerjaan tapi karena alasan yang saya ceritakan di atas,karena "drama Juno tidak mau sekolah" pasti akan terjadi kalau saya yang mengantar.Jadi jangan buru-buru membully saya dulu ya,hehehe.Selama ini saya selalu menyempatkan minimal seminggu sekali menjemput Juno dan berkomunikasi dengan guru-gurunya mengenai perkembangan Juno.Bersyukur Juno bersekolah di sekolah yang sangat relijius,pendidikan agama dan kemandirian menjadi yang utama di sekolah ini,ditambah dengan ibu-ibu gurunya yang lembut dan sayang pada Juno membuat kami cukup tenang ketika sedang bekerja.Pihak sekolahpun secara rutin memberikan laporan perkembangan Juno.Next saya akan posting tentang alasan kami lebih memilih fullday school daripada pengasuh.

Okey...buat seluruh orang tua di Indonesia,terutama para ibu,selamat mengantar anak pada hari pertama sekolah ya,mari kita support dan yakinkan anak-anak kita bahwa sekolah adalah tempat bermain dan belajar yang menyenangkan.Kerja keras itu perlu,tapi keluarga tetap yang utama.

No comments:

Post a Comment