expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Saturday 30 July 2016

Karin Fenomena Remaja Cerdas Yang Kebablasan

Belakangan ini netizen dibikin heboh dengan munculnya gadis remaja bernama Karin Novilda atau di dunia maya lebih dikenal sebagai Awkarin.Karin merupakan selebgram karena postingannya di instagram yang cukup menghebohkan.Follower instagramnya mencapai lebih dari 600ribu,dan kebanyakan adalah remaja usia belasan tahun.


sumber :instaliga.com (@awkarin)
Saya sendiri "mengenal" sosok awkarin 3 hari lalu ketika membaca berita di situs online.Sayapun penasaran dan mencari tau tentang sosok awkarin.Awkarin adalah remaja cantik berusia 19 tahun,baru saja lulus SMU,yang saat ini ramai dibicarakan karena kerap memposting foto-foto "menarik" di instragram.Tak jarang Karin memposting foto sexy dirinya.Bahkan dia juga kerap memposting foto vulgarnya bersama sang pacar yang bernama Gaga.Tak heran jika foto yang dia posting selalu mendapat respon dari netizen.Tidak cuma itu,karin juga kerap memvideokan kisah hidupnya,termasuk kisah cintanya dengan Gaga,kemudian diunggah ke youtube dalam bentuk vlog dengan viewer yang mencapai jutaan.Hemmm..sayapun penasaran dan menyempatkan untuk menonton videonya.

Dari beberapa video Karin yang saya tonton,kebanyakan merupakan kisah cintanya dengan Gaga.Bahkan Karin mengumbar gaya pacaran yang cukup vulgar di videonya.Video dan fotonya banyak yang mempertontonkan adegan ciumannya dengan sang pacar,merokok dan kata-kata kasar.Belum lama ini karin juga memamerkan tato bunga yang cukup besar di lengan kanannya.Video yang cukup menghebohkan adalah ketika dia mencoba bunuh diri ketika diputusin pacarnya yang dulu.Video lain yang cukup mengundang perhatian adalah ketika dia mewek-mewek di hari ulang tahun Gaga,sesaat setelah dia diputusin oleh pacarnya ini.Hal ini berbeda dengan video ketika dia tidak lolos seleksi masuk Fakultas Kedokteran UI,dia mengaku kecewa karena tidak bisa mengikuti jejak orang tuanya yang dokter,tapi dia terlihat baik-baik saja,bahkan menyatakan jika dia kuliah kedokteran,dia bakal tidak punya banyak waktu bersama pacarnya.Dan yang cukup mencengangkan ketika di video berjudul "Gaga's Birthday Surprise and My Confessions" dia mengaku menggunakan kunci jawaban untuk mengerjakan UN lalu,karena malamnya bertemu dengan pacarnya sehingga tidak sempat belajar.ckckckck...

Banyak orang menganggap Karin adalah sosok remaja labil.Lalu siapa sih sosok Karin ini?Dari berbagai sumber di internet saya memperoleh info ternyata Karin dulunya adalah siswi berprestasi.Dia mencapai nilai UN tertinggi pada waktu SMP di Tanjung Pinang,Kepri dan menjadi nilai tertinggi ketiga se Provinsi Kepri.Saat itu Karin sempat diwawancari oleh salah satu stasiun televisi.Sayapun sempat melihat video tersebut.Di video itu,Karin tampil berjilbab,didampingi oleh ibunya dan menyatakan bahwa untuk menghadapi UN saat itu dia bahkan "puasa" dari segala medsos alias media sosial.Penampilan Karin saat itu berbeda sekali dengan penampilannya sekarang yang berambut pirang,jauh lebih putih dan modis dengan dandanan kekinian.Setelah lulus SMP dia melanjutkan SMU di Jakarta,dan 3 tahun kemudian muncul dan menjadi populer sebagai seleb-gram dengan postingan foto dan videonya yang menuai kontroversi.

Ya,Karin adalah contoh remaja kekinian yang saat ini lebih dikenal sebagai "Generasi Swag".Menurut kamus Bahasa Inggris, "swag" berarti barang curian,akan tetapi di lingkungan pergaulan abg,istilah "swag"digunakan untuk menyebut sesuatu yang keren.Istilah "swag" menjadi populer setelah muncul dalam lirik lagu-lagu Justin Bieber yang mengartikan "swag" adalah menjadi diri sendiri dan tidak perlu berusaha untuk menjadi spesial.Seseorang yang dianggap sebagai swagger berarti dia memiliki kelebihan,rasa percaya diri yang tinggi,style yang keren dan pesona yang membuatnya memiliki banyak fans (http://www.femina.co.id/trending-topic/fenomena-karin-awkarin-novilda-dan-generasi-swag-inilah-7-alasan-kenapa-para-orang-tua-perlu-cemas-.

Karin merupakan contoh generasi Swag di Indonesia.Saat menonton videonya,saya sempat "takjub" melihat gaya hidup dan pergaulan Karin yang menurut saya sangat "wow".Mungkin saya yang ndeso atau tidak gaul,karena di Jogja saya kurang familiar dengan gaya anak muda yang seperti sinetron seperti itu.Saya takjub melihat kehidupan dan pergaulan Karin dengan teman-teman dan pacarnya yang identik dengan party dan gaya hidup glamour,yang ternyata memang benar-benar ada,tidak hanya di sinetron saja.Coba perhatikan di setiap vlog nya,mobil yang dipakai Karin dan pacarnya selalu ganti-ganti dan semuanya keren.

Karin mendapat banyak respon negatif karena ulahnya di medsos.Kebanyakan menghujat dia karena dianggap memberi contoh yang tidak baik kepada followernya yang kebanyakan adalah abg.Saya pribadi,menilai Karin adalah remaja cerdas.Ya,secara akademis tentu saja dia cerdas,hal itu ditunjukkan dengan prestasinya meraih nilai UN tertinggi pada waktu SMP.Tak hanya itu,Karin pun bisa memanfaatkan medsos menjadi sumber penghasilannya.Dengan postingan-postingannya yang "menarik",banyak brand yang mengendorse Karin,pun hasil subscribe Youtube yang konon katanya 15juta an/bulan,dan konon katanya lagi Karin sudah bisa beli rumah dari penghasilannya sendiri.Woww..kita yang kerja keras aja kalah ya,hehehe.

Ya,Karin adalah contoh remaja masa kini yang cerdas,tapi kebablasan,ini istilah saya.Di usia yang masih sangat muda dia tinggal di kota besar dan terpisah dari orang tuanya.Karin yang dulu cupu mengenal dan mencoba banyak hal baru di kota besar,tanpa menfilternya terlebih dahulu,karena usianya yang masih sangat muda.

Fenomena populer dan sukses secara instan melalui medsos dan youtube yang menjamur di Indonesia,menginspirasi Karin.Di salah satu videonya Karin mengatakan bahwa dengan hanya bersenang-senang bersama teman-teman dan pacarnya dia bisa menghasilkan uang dan mempunyai banyak penggemar.Karin menjadi idola baru bagi followernya yang hampir semuanya adalah abg yang masih imut-imut dan saat ini sedang giat-giatnya belajar di sekolah,tentu hal ini menjadi hal yang cukup mengkuatirkan.

Gaya pacaran yang vulgar dan mengumbar kemesraan yang tak wajar untuk remaja usia belasan tahunpun bukan tak mungkin akan menginspirasi para abg yang menganggap itu suatu hal keren.Siapa sih yang gak pengen punya pacar ganteng,keren,kaya seperti pacar Karin, begitu kira-kira yang dipikirkan para abg ketika melihat foto atau video Karin.

Karin yang hobi membagi kehidupan pribadinya di medsos membuat dirinya menjadi bak seleb yang selalu ditunggu-tunggu postingannya oleh para followernya.Tentu saja postingannya menuai kontroversi pro dan kontra bahkan hujatan dan bullying.Di salah satu videonya Karin menyatakan kecewa dengan orang-orang yang menghujatnya,namun di sisi lain kontroversi yang dibuatnyalah yang mengundang hujatan dan bully an tersebut.

Karin mungkin hanya satu contoh generasi swag di Indonesia.Saya yakin di kota-kota lainpun banyak sekali remaja seperti Karin,yang terinspirasi artis idolanya dan untuk menjadi populer seperti idolanya,namun dengan cara yang salah tapi keren menurut mereka.Dan bergesernya kebanggaan orang tua maupun si anak,yang jaman dulu rata-rata bangga karena prestasi akademik namun sekarang bergeser pada kebanggaan atas kemandirian secara finansial.Orang tua bangga ketika si anak bisa menghasilkan uang di usia muda,begitu juga si anakpun akan bangga ketika dia bisa menghasilkan uang sendiri di saat anak-anak seusianya masih dijatah oleh orang tuanya.Hal yang normal bukan?

Menjadi orang tua itu tidak mudah ya.Ada banyak tanggung jawab yang harus kita pikul.Saya sering membayangkan,saat ini Juno (baru)hampir 3 tahun,ini saja saya sudah sering merasa "kerepotan" ketika dia mulai "bertingkah",tidak mau mandi,tidak mau pakai baju yang kita pilihkan atau tidak mau makan,lalu bagaimana kalau anak kita sudah menginjak usia remaja?Di saat dia akan bertemu banyak teman baru,hal baru,ingin mencoba semua yang menarik menurut dia?Di saat dia sudah bisa memilih yang menurutnya baik?Tentu saja itu adalah tugas berat kita sebagai orang tua untuk mendampingi mereka melalui masa-masa itu.

Melihat fenomena Karin,saya melihat sosok Karin adalah remaja yang cerdas,lepas dari segala kontroversi yang dibuatnya.Karin yang cerdas bertemu banyak hal dan orang baru.Apalagi jauh dari keluarga,banyak hal yang menurutnya keren pun dicobanya.Tidak salah,wong saya juga pernah seusia Karin,masa remaja adalah masa yang sulit.Saya pernah penasaran sama yang namanya pacaran,walaupun saat seusia Karin tidak ada cowok yang mau jadi pacar saya,karena saya tidak pinter dandan dan tidak gaul seperti Karin,jadi saat seusia Karin,bukan karena diputusin cowok saya mewek-mewek,tapi karena nilai matematika saya di rapor dapat 5.Seusia Karin saya juga pengen pakai baju yang modis dan sexy,tapi sayangnya uang saku saya dulu hanya cukup untuk jajan di kantin,tidak ada budget untuk ke salon ataupun beli baju-baju yang modis.Seusia Karin,saya juga pengen populer,sayangnya dulu waktu sekolah saya sangat cupu dan minder sehingga teman seangkatan waktu sekolah pun banyak yang tidak mengenal saya,begitu juga teman kuliah saya dulu.Hiks hiks..tragis banget ya.

Karin mempunyai kesempatan lebih awal untuk mengenal pacaran atau istilah Karin #relationshipsgoal.Karin mempunyai fasilitas dan kesempatan untuk masuk ke dalam pergaulan anak gaul kekinian yang serba glamour dan hoby party.Mungkin saya yang dulu atau remaja lain seusia Karin yang memiliki fasilitas dan kesempatan seperti Karin,bisa saja menjadi seperti Karin sekarang,yang populer sebagai generasi swag.Bukan salah Karin juga,jika dia yang dulu siswi berprestasi peraih nilai tertinggi UN,sekarang menjadi Karin yang gaul dan icon remaja kekinian.Well..Karin hanyalah salah satu "korban" minimnya idola remaja dan era digital yang memberikan kemudahan dan kesempatan kepada anak-anak kita untuk melihat,meniru dan menjadikan dirinya menjadi apa yang menurut mereka cool atau keren.Lha gimana ga ditiru wong tiap hari televisi menyuguhkan sinetron seperti itu,dan untuk mengakses apa saja di internet sangat mudah.Apa sih yang ga mungkin untuk saat ini?

So..daripada kita menghujat Karin dan anak jaman sekarang yang sudah terlewat gaul,lebih baik kita sebagai orang tua introspeksi,apakah yang salah sehingga anak sekarang menjadi cenderung bertingkah "frontal".Kalau memang karena era digital dan medsos,tentu itu bisa diantisipasi kan?Tapi kalau itu dikarenakan minimnya idola atau panutan?Ini tugas kita,bagaimana bisa menjadi orang tua,sahabat sekaligus panutan bagi anak kita.

Saat menulis ini,saya sedang menemani Juno yang asik menonton Upin Ipin di televisi,saya tertegun sejenak memandang Juno,membayangkan beberapa tahun ke depan ketika dia memasuki usia remaja.Sebagai orang tua tentu saja saya berharap Juno nanti bisa berhasil secara akademis dan menjadi "seseorang" sesuai harapan kami,tapi ada harapan kami yang besar lagi,saya dan papinya,ingin nantinya Juno menjadi orang yang santun,bersahabat dan tangguh.Nahh..itu dia,tugas dan tanggung jawab berat kita sebagai orang tua di depan mata.Have a nice weekend,salam hangat untuk keluarga.

No comments:

Post a Comment