expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sunday 10 July 2016

Bakmi Jawa Shibitsu (Si Bisu) di Dukuh Jalan Bantul

Pada postingan sebelumnya,saya ngulas tentang Bakmi Jawa langganan saya dan keluarga,yaitu Bakmi Jawa Pak Tono Jalan Munggur.Nah..pada postingan kali ini saya masih akan ngulas Bakmi Jawa.Ya,saya dan suami adalah penggemar Bakmi Jawa,dalam satu minggu paling ngga sekali kita makan Bakmi Jawa.Tapi entah kenapa,kami kurang tertarik makan di Bakmi Jawa yang namanya sudah melegenda.Biar ga mainstraim lah,hehehe.

Sore tadi kami mencoba Bakmi Jawa yang belum pernah kami coba sebelumnya.Bakmi Jawa ini merupakan rekomendasi dari kakak saya dari sebelum bulan puasa kemarin.Namun baru sore tadi kami menyempatkan diri ke sana.Namanya Bakmi Shibitsu (baca:Si Bisu).Namanya unik ya?Kira-kira kenapa ya diberi nama itu?Saya pun penasaran.

Bakmi Shibitsu (Si Bisu) di Dukuh Jl.Raya Bantul
Bakmi Si Bisu ada di daerah Dukuh,Jalan Raya Bantul,sekitar 300 meter selatan pom bensin Dukuh,kalo dari utara ada di kiri jalan.Tempatnya remang-remang dan kurang terlihat,jadi harus pelan-pelan supaya tidak terlewati alias kebablasen.Saya tiba di sana sekitar jam 19.00,dan terlihat sekitar 10 orang sudah duduk menunggu pesanannya.Saya langsung memesan kepada ibu-ibu yang berada di belakang gerobak bakmi,kata si ibu ada 20 antrian masakan dan butuh waktu sekitar 1 jam.Akhirnya kami sepakat untuk menunggu sekitar 1 jam seperti kata si ibu.Pada saat memesan,saya sempat melihat seorang ibu paruh baya yang membantu meracik bumbu adalah seorang tuna wicara.Owww,dalam hati saya bergumam,mungkin ini alasan kenapa Bakmi ini dinamakan Si Bisu.


Sekitar 1 jam kami menunggu pesanan saya,sambil menikmati teh nasgitel (panas,legi,kentel)gula batu yang dilengkapi dengan jog (tambahan)dalam teko kecil.Selama menunggu,cukup banyak pembeli yang datang,selama kami di sana,mungkin ada sekitar 40 orang yang datang.Rame juga ya.

Teh nasgitel gula batu
Akhirnya datang juga pesanan kami.Saya memesan bakmi goreng,suami saya nasi goreng dan Ibu saya memesan bakmi godhog.Sekilas tampilannya seperti Bakmi Jawa pada umumnya,tapi bedanya warna Bakmi Si Bisu terlihat lebih terang,mungkin karena tidak banyak menggunakan kecap.Begitu saya mencicipi...hemmm bumbunya sangat meresap ke dalam mie yang sangat lembut di lidah.Sayapun sempat mencicipi bakmi godhog dan nasi gorengnya,ternyata semuanya cocok di lidah saya.Bakmi godhognya sangat terasa mericanya,sehingga hangat di lidah.Nasi gorengnya juga enak,begitu komentar suami saya,begitu pula ketika saya tanya ke Ibu bagaimana Bakmi godhognya.

Bakmi Godhog

Bakmi Goreng
Nasi goreng
Rasanya antrian lama tadi terbayar sudah dengan cita rasanya.Harganyapun standar,saya hanya membayar 122 ribu untuk 6 porsi bakmi dan nasi goreng serta 4 gelas teh plus jog nya.Jadi kira-kira harganya kurang lebih 18 ribu per porsi.Oiya,tapi tidak seperti di Bakmi Jawa lainnya,di Bakmi Si Bisu tidak ada menu capcay,ada menu rica-rica ayam,tapi dengan harga per paket mulai 75 ribu.

Rasa penasaran saya terjawab,kenapa Bakmi Jawa ini dinamakan Si Bisu.Ya,karena salah satu pelayannya adalah tuna wicara.Saya tidak yakin apakah selain si ibu tadi,ada pelayan lain yang juga tuna wicara.Selama di sana,saya perhatikan juru masak dan beberapa pelayannya bekerja tanpa kata alias diam,kecuali ibu yang saya temui saat memesan tadi.Atau diam disini merupakan bentuk etos kerja si penjual dan pelayan-pelayannya yang menunjukkan bahwa kerja keras jauh lebih penting daripada banyak bicara.Bisa jadi.Yang jelas,Bakmi Si Bisu sudah membuat kami tidak dapat berkata-kata sejenak setelah mencicipinya,bumbunya sangat meresap ke dalam bakmi yang terasa sangat lembut di lidah.Dan sayapun punya satu lagi langganan Bakmi Jawa.Penasaran?Silahkan mencoba.









No comments:

Post a Comment