expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sunday, 31 July 2016

Srikandi Belia,Semangatmu Luar Biasa Dek...

Sejak 2 bulan terakhir ini saya berkesempatan untuk menyampaikan salah satu materi pembekalan bagi calon TKI yang akan berangkat ke luar negeri.Pertama kali saya menyampaikan materi,sekitar 2 bulan lalu,saya dibuat makjleb.Kenapa?Begitu saya masuk ruangan,di sana ada sekitar 40an calon TKI yang hampir semuanya adalah gadis berusia belasan tahun yang akan berangkat berangkat bekerja ke Malaysia.Mereka akan bekerja di beberapa kilang (pabrik) elektronik di Malaysia sebagai operator produksi.

Saya bertanya kepada mereka,berapa usia mereka.Sebagian besar dari mereka berusia 19-20an tahun,ada beberapa sih yang lebih dari itu,tapi kebanyakan adalah gadis belia yang baru saja lulus SMU atau SMK,jadi usianya rata-rata 18-19 tahun.Saat bertemu mereka saat itu, tenggorokan saya sakit seperti tercekat,saya terharu sekaligus malu.Betapa tidak,mereka dengan usia semuda itu,memiliki keberanian yang luar biasa,memutuskan untuk bekerja jauh dari keluarga,bukan main-main,tidak hanya di luar kota atau luar pulau,tapi di luar negeri,ya di luar negeri.

Saya teringat ketika saya seusia mereka,baru lulus SMU,jangankan kepikiran cari kerja,yang ada di pikiran ya cuma belajar,main sama teman dan minta uang pada orang tua,itu saja.Saya malu dengan mereka yang masih belia ini,yang dengan semangat dan keberanian luar bisa rela meninggalkan keluarga,teman dan mungkin pacar,untuk mencari nafkah di negeri orang,di saat remaja seusianya melanjutkan study di bangku kuliah atau bersenang-senang.Luar biasa sekali ya mereka ini.

Sebelum menyampaikan materi,saya selalu ngobrol dulu dengan mereka,salah satunya tentang alasan mereka bekerja di luar negeri.Ada banyak alasan yang mendasari tekad gadis-gadis muda ini untuk menjadi TKI,sebagian besar adalah faktor ekonomi.Ya,bisa dibilang sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga yang tidak cukup beruntung secara finansial.Bahkan ada beberapa dari mereka yang berangkat,untuk yang kedua kalinya,artinya sebelumnya mereka sudah pernah bekerja di sana selama 2 tahun,kontrak habis,lalu pulang ke Indonesia dan sekarang ingin berangkat lagi.Alasannya?Karena betah?Belum tentu.Ada yang harus menanggung pengobatan orang tua yang sakit,ada yang harus membayar hutang keluarga,ada yang ingin mengumpulkan modal usaha,dan ada juga yang putus asa karena kesulitan mendapatkan pekerjaan di Indonesia.


sumber : pebisnismuslim.com
Dan sekarang minimal 1-2 minggu sekali saya bertemu dengan srikandi-srikandi belia yang akan bekerja ke luar negeri,yang juga mempunyai semangat dan tekad yang sama dengan srikandi-srikandi yang sudah berangkat sebelumnya.Di sini saya menyebut mereka Srikandi.Srikandi adalah tokoh dalam pewayangan Jawa,yang menjadi suri teladan prajurit wanita.Menurut saya,Srikandi adalah sebutan yang pas bagi gadis-gadis belia yang juga pahlawan devisa ini.

Saat bulan puasa lalu saya juga bertemu dengan mereka yang akan berangkat ke Malaysia,beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri.Kembali tenggorokan saya tercekat.Selama ini saya belum pernah sekalipun merayakan lebaran jauh dari keluarga.Dan mereka,yang masih belia,dan rata-rata belum berkeluarga ini akan merayakan lebaran di tempat baru,tanpa ada keluarga.Sekali lagi hati saya rasanya makjleb,terharu dan malu.Tak bisa saya bayangkan,gadis-gadis belia ini berlebaran di tempat baru dan jauh dari keluarga.

Untuk memotivasi mereka,biasanya saya lebih banyak bercerita tentang success story para TKI yang saya kenal,termasuk cerita tentang TKI yang saya temui saat liburan di Malaysia bulan Mei lalu.Ya,bulan Mei lalu saya berkunjung ke Malaysia bersama suami,dan secara tidak sengaja saya bertemu dan ngobrol dengan seorang TKI asal Jawa Timur yang sudah belasan tahun bekerja di Malaysia,dan bisa dibilang lumayan sukses.Cerita tentang TKI yang saya temui di Malaysia ini selalu saya ceritakan kepada calon TKI yang akan berangkat bekerja untuk memotivasi mereka,supaya mereka di sana fokus bekerja,dan syukur-syukur bisa mengumpulkan modal usaha,supaya kelak tidak perlu berangkat untuk bekerja di sana lagi,syukur-syukur lagi bisa buat biaya melanjutkan kuliah.Saya akan ceritakan pengalaman saya bertemu dengan TKI di Malaysia ini pada postingan saya yang lain.

Saya bersyukur berkesempatan bertemu srikandi-srikandi belia ini.Banyak hal yang saya pelajari dari mereka.Seringkali kita mengeluhkan tentang pekerjaan kita,yang overload lah,unfair lah,yang ga habis-habislah,yang inilah,itulah,tapi pernahkah kita berpikir di luar sana banyak sekali adek-adek kita,teman-teman kita yang harus rela jauh dari keluarga untuk mencari nafkah di negeri orang?Pernah tidak kita berpikir di luar sana masih banyak adek-adek dan saudara kita yang sudah berusaha melamar pekerjaan sana sini tapi belum juga beruntung mendapatkan pekerjaan yang diinginkan?Srikandi-srikandi belia inilah contohnya.Mereka harus bersaing dengan pencari kerja lainnya yang berijazah sarjana,dan jika tidak beruntung mendapatkan pekerjaan di Indonesia,tidak ada pilihan lain selain mencoba peruntungan di negeri tetangga.

Srikandi-srikandi belia tadi merupakan salah satu potret sosial ,mereka harus fight dan rela meninggalkan keluarganya untuk mencari nafkah di negeri tetangga.Ya,ini merupakan salah satu pe er besar pemerintah,tapi bercermin dari itu,seharusnya kita yang bekerja di sini lebih bersyukur.Terima kasih dek,sudah mengajarkan banyak hal.Semoga Tuhan selalu menjaga kalian dan mewujudkan mimpi kalian semua.



Saturday, 30 July 2016

Karin Fenomena Remaja Cerdas Yang Kebablasan

Belakangan ini netizen dibikin heboh dengan munculnya gadis remaja bernama Karin Novilda atau di dunia maya lebih dikenal sebagai Awkarin.Karin merupakan selebgram karena postingannya di instagram yang cukup menghebohkan.Follower instagramnya mencapai lebih dari 600ribu,dan kebanyakan adalah remaja usia belasan tahun.


sumber :instaliga.com (@awkarin)
Saya sendiri "mengenal" sosok awkarin 3 hari lalu ketika membaca berita di situs online.Sayapun penasaran dan mencari tau tentang sosok awkarin.Awkarin adalah remaja cantik berusia 19 tahun,baru saja lulus SMU,yang saat ini ramai dibicarakan karena kerap memposting foto-foto "menarik" di instragram.Tak jarang Karin memposting foto sexy dirinya.Bahkan dia juga kerap memposting foto vulgarnya bersama sang pacar yang bernama Gaga.Tak heran jika foto yang dia posting selalu mendapat respon dari netizen.Tidak cuma itu,karin juga kerap memvideokan kisah hidupnya,termasuk kisah cintanya dengan Gaga,kemudian diunggah ke youtube dalam bentuk vlog dengan viewer yang mencapai jutaan.Hemmm..sayapun penasaran dan menyempatkan untuk menonton videonya.

Dari beberapa video Karin yang saya tonton,kebanyakan merupakan kisah cintanya dengan Gaga.Bahkan Karin mengumbar gaya pacaran yang cukup vulgar di videonya.Video dan fotonya banyak yang mempertontonkan adegan ciumannya dengan sang pacar,merokok dan kata-kata kasar.Belum lama ini karin juga memamerkan tato bunga yang cukup besar di lengan kanannya.Video yang cukup menghebohkan adalah ketika dia mencoba bunuh diri ketika diputusin pacarnya yang dulu.Video lain yang cukup mengundang perhatian adalah ketika dia mewek-mewek di hari ulang tahun Gaga,sesaat setelah dia diputusin oleh pacarnya ini.Hal ini berbeda dengan video ketika dia tidak lolos seleksi masuk Fakultas Kedokteran UI,dia mengaku kecewa karena tidak bisa mengikuti jejak orang tuanya yang dokter,tapi dia terlihat baik-baik saja,bahkan menyatakan jika dia kuliah kedokteran,dia bakal tidak punya banyak waktu bersama pacarnya.Dan yang cukup mencengangkan ketika di video berjudul "Gaga's Birthday Surprise and My Confessions" dia mengaku menggunakan kunci jawaban untuk mengerjakan UN lalu,karena malamnya bertemu dengan pacarnya sehingga tidak sempat belajar.ckckckck...

Banyak orang menganggap Karin adalah sosok remaja labil.Lalu siapa sih sosok Karin ini?Dari berbagai sumber di internet saya memperoleh info ternyata Karin dulunya adalah siswi berprestasi.Dia mencapai nilai UN tertinggi pada waktu SMP di Tanjung Pinang,Kepri dan menjadi nilai tertinggi ketiga se Provinsi Kepri.Saat itu Karin sempat diwawancari oleh salah satu stasiun televisi.Sayapun sempat melihat video tersebut.Di video itu,Karin tampil berjilbab,didampingi oleh ibunya dan menyatakan bahwa untuk menghadapi UN saat itu dia bahkan "puasa" dari segala medsos alias media sosial.Penampilan Karin saat itu berbeda sekali dengan penampilannya sekarang yang berambut pirang,jauh lebih putih dan modis dengan dandanan kekinian.Setelah lulus SMP dia melanjutkan SMU di Jakarta,dan 3 tahun kemudian muncul dan menjadi populer sebagai seleb-gram dengan postingan foto dan videonya yang menuai kontroversi.

Ya,Karin adalah contoh remaja kekinian yang saat ini lebih dikenal sebagai "Generasi Swag".Menurut kamus Bahasa Inggris, "swag" berarti barang curian,akan tetapi di lingkungan pergaulan abg,istilah "swag"digunakan untuk menyebut sesuatu yang keren.Istilah "swag" menjadi populer setelah muncul dalam lirik lagu-lagu Justin Bieber yang mengartikan "swag" adalah menjadi diri sendiri dan tidak perlu berusaha untuk menjadi spesial.Seseorang yang dianggap sebagai swagger berarti dia memiliki kelebihan,rasa percaya diri yang tinggi,style yang keren dan pesona yang membuatnya memiliki banyak fans (http://www.femina.co.id/trending-topic/fenomena-karin-awkarin-novilda-dan-generasi-swag-inilah-7-alasan-kenapa-para-orang-tua-perlu-cemas-.

Karin merupakan contoh generasi Swag di Indonesia.Saat menonton videonya,saya sempat "takjub" melihat gaya hidup dan pergaulan Karin yang menurut saya sangat "wow".Mungkin saya yang ndeso atau tidak gaul,karena di Jogja saya kurang familiar dengan gaya anak muda yang seperti sinetron seperti itu.Saya takjub melihat kehidupan dan pergaulan Karin dengan teman-teman dan pacarnya yang identik dengan party dan gaya hidup glamour,yang ternyata memang benar-benar ada,tidak hanya di sinetron saja.Coba perhatikan di setiap vlog nya,mobil yang dipakai Karin dan pacarnya selalu ganti-ganti dan semuanya keren.

Karin mendapat banyak respon negatif karena ulahnya di medsos.Kebanyakan menghujat dia karena dianggap memberi contoh yang tidak baik kepada followernya yang kebanyakan adalah abg.Saya pribadi,menilai Karin adalah remaja cerdas.Ya,secara akademis tentu saja dia cerdas,hal itu ditunjukkan dengan prestasinya meraih nilai UN tertinggi pada waktu SMP.Tak hanya itu,Karin pun bisa memanfaatkan medsos menjadi sumber penghasilannya.Dengan postingan-postingannya yang "menarik",banyak brand yang mengendorse Karin,pun hasil subscribe Youtube yang konon katanya 15juta an/bulan,dan konon katanya lagi Karin sudah bisa beli rumah dari penghasilannya sendiri.Woww..kita yang kerja keras aja kalah ya,hehehe.

Ya,Karin adalah contoh remaja masa kini yang cerdas,tapi kebablasan,ini istilah saya.Di usia yang masih sangat muda dia tinggal di kota besar dan terpisah dari orang tuanya.Karin yang dulu cupu mengenal dan mencoba banyak hal baru di kota besar,tanpa menfilternya terlebih dahulu,karena usianya yang masih sangat muda.

Fenomena populer dan sukses secara instan melalui medsos dan youtube yang menjamur di Indonesia,menginspirasi Karin.Di salah satu videonya Karin mengatakan bahwa dengan hanya bersenang-senang bersama teman-teman dan pacarnya dia bisa menghasilkan uang dan mempunyai banyak penggemar.Karin menjadi idola baru bagi followernya yang hampir semuanya adalah abg yang masih imut-imut dan saat ini sedang giat-giatnya belajar di sekolah,tentu hal ini menjadi hal yang cukup mengkuatirkan.

Gaya pacaran yang vulgar dan mengumbar kemesraan yang tak wajar untuk remaja usia belasan tahunpun bukan tak mungkin akan menginspirasi para abg yang menganggap itu suatu hal keren.Siapa sih yang gak pengen punya pacar ganteng,keren,kaya seperti pacar Karin, begitu kira-kira yang dipikirkan para abg ketika melihat foto atau video Karin.

Karin yang hobi membagi kehidupan pribadinya di medsos membuat dirinya menjadi bak seleb yang selalu ditunggu-tunggu postingannya oleh para followernya.Tentu saja postingannya menuai kontroversi pro dan kontra bahkan hujatan dan bullying.Di salah satu videonya Karin menyatakan kecewa dengan orang-orang yang menghujatnya,namun di sisi lain kontroversi yang dibuatnyalah yang mengundang hujatan dan bully an tersebut.

Karin mungkin hanya satu contoh generasi swag di Indonesia.Saya yakin di kota-kota lainpun banyak sekali remaja seperti Karin,yang terinspirasi artis idolanya dan untuk menjadi populer seperti idolanya,namun dengan cara yang salah tapi keren menurut mereka.Dan bergesernya kebanggaan orang tua maupun si anak,yang jaman dulu rata-rata bangga karena prestasi akademik namun sekarang bergeser pada kebanggaan atas kemandirian secara finansial.Orang tua bangga ketika si anak bisa menghasilkan uang di usia muda,begitu juga si anakpun akan bangga ketika dia bisa menghasilkan uang sendiri di saat anak-anak seusianya masih dijatah oleh orang tuanya.Hal yang normal bukan?

Menjadi orang tua itu tidak mudah ya.Ada banyak tanggung jawab yang harus kita pikul.Saya sering membayangkan,saat ini Juno (baru)hampir 3 tahun,ini saja saya sudah sering merasa "kerepotan" ketika dia mulai "bertingkah",tidak mau mandi,tidak mau pakai baju yang kita pilihkan atau tidak mau makan,lalu bagaimana kalau anak kita sudah menginjak usia remaja?Di saat dia akan bertemu banyak teman baru,hal baru,ingin mencoba semua yang menarik menurut dia?Di saat dia sudah bisa memilih yang menurutnya baik?Tentu saja itu adalah tugas berat kita sebagai orang tua untuk mendampingi mereka melalui masa-masa itu.

Melihat fenomena Karin,saya melihat sosok Karin adalah remaja yang cerdas,lepas dari segala kontroversi yang dibuatnya.Karin yang cerdas bertemu banyak hal dan orang baru.Apalagi jauh dari keluarga,banyak hal yang menurutnya keren pun dicobanya.Tidak salah,wong saya juga pernah seusia Karin,masa remaja adalah masa yang sulit.Saya pernah penasaran sama yang namanya pacaran,walaupun saat seusia Karin tidak ada cowok yang mau jadi pacar saya,karena saya tidak pinter dandan dan tidak gaul seperti Karin,jadi saat seusia Karin,bukan karena diputusin cowok saya mewek-mewek,tapi karena nilai matematika saya di rapor dapat 5.Seusia Karin saya juga pengen pakai baju yang modis dan sexy,tapi sayangnya uang saku saya dulu hanya cukup untuk jajan di kantin,tidak ada budget untuk ke salon ataupun beli baju-baju yang modis.Seusia Karin,saya juga pengen populer,sayangnya dulu waktu sekolah saya sangat cupu dan minder sehingga teman seangkatan waktu sekolah pun banyak yang tidak mengenal saya,begitu juga teman kuliah saya dulu.Hiks hiks..tragis banget ya.

Karin mempunyai kesempatan lebih awal untuk mengenal pacaran atau istilah Karin #relationshipsgoal.Karin mempunyai fasilitas dan kesempatan untuk masuk ke dalam pergaulan anak gaul kekinian yang serba glamour dan hoby party.Mungkin saya yang dulu atau remaja lain seusia Karin yang memiliki fasilitas dan kesempatan seperti Karin,bisa saja menjadi seperti Karin sekarang,yang populer sebagai generasi swag.Bukan salah Karin juga,jika dia yang dulu siswi berprestasi peraih nilai tertinggi UN,sekarang menjadi Karin yang gaul dan icon remaja kekinian.Well..Karin hanyalah salah satu "korban" minimnya idola remaja dan era digital yang memberikan kemudahan dan kesempatan kepada anak-anak kita untuk melihat,meniru dan menjadikan dirinya menjadi apa yang menurut mereka cool atau keren.Lha gimana ga ditiru wong tiap hari televisi menyuguhkan sinetron seperti itu,dan untuk mengakses apa saja di internet sangat mudah.Apa sih yang ga mungkin untuk saat ini?

So..daripada kita menghujat Karin dan anak jaman sekarang yang sudah terlewat gaul,lebih baik kita sebagai orang tua introspeksi,apakah yang salah sehingga anak sekarang menjadi cenderung bertingkah "frontal".Kalau memang karena era digital dan medsos,tentu itu bisa diantisipasi kan?Tapi kalau itu dikarenakan minimnya idola atau panutan?Ini tugas kita,bagaimana bisa menjadi orang tua,sahabat sekaligus panutan bagi anak kita.

Saat menulis ini,saya sedang menemani Juno yang asik menonton Upin Ipin di televisi,saya tertegun sejenak memandang Juno,membayangkan beberapa tahun ke depan ketika dia memasuki usia remaja.Sebagai orang tua tentu saja saya berharap Juno nanti bisa berhasil secara akademis dan menjadi "seseorang" sesuai harapan kami,tapi ada harapan kami yang besar lagi,saya dan papinya,ingin nantinya Juno menjadi orang yang santun,bersahabat dan tangguh.Nahh..itu dia,tugas dan tanggung jawab berat kita sebagai orang tua di depan mata.Have a nice weekend,salam hangat untuk keluarga.

Monday, 25 July 2016

Sop Ayam Padhang Atine Jalan Taman Siswa

Beberapa teman bertanya kepada saya "Heny,katanya kamu diet kok posting tempat makan melulu sih?"Sayapun bingung mau jawab apa,lalu saya jawab saja "Diet iya,tapi bukan berarti ga boleh makan makanan yang enak-enak juga kan?Bolehlah paling ngga 1 minggu sekali makan makanan yang disukai".Jawaban saya cukup masuk akal kan?hehehe...

Kali ini saya mau share satu tempat makan favorit saya yang lain.Menu kali ini sop.Iya,sop ayam dan sop daging.Sebenarnya di Jogja ada beberapa tempat makan dengan menu sop yang menjadi favorit saya,dan kali ini saya akan ulas salah satunya.Namanya Warung Sop Padhang Atine.Dari namanya aja sudah menarik ya.Padhang Atine merupakan bahasa Jawa yang berarti Terang Hatinya.Kira-kira maksudnya apa ya si pemilik menamakan warungnya dengan nama ini?


sop ayam Padhang Atine di Jl,Tamansiswa
Warung makan Padhang Atine berada di Jalan Tamansiswa No.170 Yogyakarta (saya agak ragu dengan nomornya),lokasinya dari Fakultas Hukum UII ke utara sekitar 200 meter,kiri jalan,sebelum Toko Batik Yudhistira.Menu utamanya adalah sop ayam,yang terdiri dari sop ceker,sop kepala,sop sayap,sop paha,sop dada,sop ati ampela dan kombinasi di antaranya.Selain sop ayam,ada juga menu lainnya yaitu sop daging,sop iga,ceker goreng,ayam goreng,belut goreng,wader goreng dan tahu tempe goreng.

Sebenarnya saya sudah lama saya mengenal warung makan ini,kira-kira sudah 7 tahunan lah,dari jaman pacaran sama Papi Juno.Waktu itu yang merekomendasi adalah teman saya yang bernama Mbak Siti(Hai mbak Siti,apa kabar?Warung Sop Padhang Atine tidak terlalu besar,kira-kira cukup lah untuk kapasitas 30 orang,ada lesehan,ada juga meja kursi.

Kalo ngomongin soal bagian tubuh ayam,pasti setiap orang punya favorit masing-masing ya,begitu juga saya.Well...kali ini saya akan membuka salah satu rahasia saya.Ssssttt...saya penggemar kepala ayam.Sejak kecil bagian tubuh ayam inilah favorit saya.Tapi kalo lagi makan dengan teman,biasanya saya jaim alias jaga image.Jadi walaupun ada menu kepala ayam,saya ga bakal pesan yang ini,hehehe.

Sayang,waktu kemarin saya ke sana,sop kepala ayamnya sudah habis,jadi saya menggantinya dengan sop sayap,saya pesan 1 porsi untuk berdua dengan Juno.Suami saya pesan sop ati ampela,dan tak lupa kami memesan ceker goreng.Selain potongan ayam,sopnya berisi kentang,wortel,tomat,rolade dan telur puyuh.Kuahnya yang panas terasa gurih dan segar,ditambah sambal tomatnya,hemmm...pokoknya dijamin kemepyar alias padhang/terang,cocoklah buat makan siang atau makan malam.Tapi 1 hal yang kurang oke dari Padhang Atine,yaitu nasi nya yang kurang pulen.Oiya,Warung Sop Padhang Atine buka pada jam 11.00 s/d 21.00.


sop ati ampela (Rp 8.500)

sop sayap (Rp 8.500)
ceker goreng (Rp 6.500)
Harganyapun standar,sesuai dengan kantong mahasiswa lah.Harga 1 porsi sop sayap dan sop ati ampela hanya Rp 8.500/porsi,ceker goreng hanya Rp 6.500/porsi,jadi hanya dengan 30ribuan sudah kenyang makan berdua.Nahhh...bagi yang pengen kuah-kuah panas,segar,dan kemepyar,silahkan mencoba Sop Padhang Atine di Jalan Tamansiswa,Yogyakarta.




Sunday, 24 July 2016

Terima Kasih Prof...

Sabtu tanggal 23 Juli kemarin saya  mendapat kesempatan untuk memberikan kuliah umum di pra yudisium MM.Jujur saja,waktu diminta oleh Profesor saya untuk mengisi,saya bingung materi apa yang akan saya sampaikan,apalagi ini di depan calon wisudawan Pasca Sarjana.Saya ini siapa sih?Begitulah kira-kira yang ada dalam pikiran saya.Akhirnya saya putuskan untuk menyampaikan materi yang masih lumayan nyambung dengan bidang kerja saya,yaitu Sumber Daya Manusia (SDM).

Ada sekitar 20an calon wisudawan yang mengikuti pra yudisium ini,dan saya melihat wajah-wajah bahagia di sana.Saya teringat tahun lalu ketika saya berjuang menyelesaikan tesis,ketika saya harus membagi peran menjadi seorang ibu,istri,pekerja dan mahasiswi.Bukan hal yang mudah,karena masing-masing peran mengandung tanggung jawabnya masing-masing.Saya sempat stuck dan tidak menyentuh tesis selama beberapa bulan dikarenakan kesibukan dan banyak hal lain.Sebagai seorang ibu tentu beda dengan yang masih single,yang bisa kapan saja buka laptop.Saya baru bisa buka laptop dengan tenang setelah Juno tidur,ato kalo nekat buka laptop di saat dia belum tidur,sudah bisa ditebak deh,pasti dia bakal melakukan apapun supaya emaknya tidak sibuk dengan laptopnya.Tak jarang saya harus begadang sampai pagi,dan paginya langsung bersiap ke kantor.Ya,itu sedikit cerita bagaimana saya berjuang menyelesaikan tesis waktu itu.

Kemarin,saya seperti flashback ke masa itu,mengingatkan saya pada masa-masa ketika energi saya benar-benar tercurah untuk itu,di samping harus membaginya dengan peran yang lain,yaitu sebagai ibu,istri dan pekerja.Dan itu semua terbayar ketika akhirnya saya bisa lulus.Puas,bahagia,haru semuanya bercampur menjadi satu.Saya bisa melaluinya.Itu yang saya rasakan waktu itu.
Dan kemarin,saya juga merasakan kebahagiaan para calon wisudawan yang telah berjuang melalui masa-masa berat,seperti yang saya lalui tahun lalu.

Ada satu hal yang menyentuh saya,ketika Prof.DR.Heru Kurniato Tjahjono,MBA yang juga dosen pembimbing saya menyampaikan sambutan,yang intinya kira-kira begini :ilmu bisa saja menjadi sarana untuk meraih materi,karier atau jabatan,tapi itu bukanlah yang utama.Dengan ilmu seharusnya kita bisa memberikan manfaat untuk sekitar kita.Dengan ilmu seharusnya kita bisa melakukan sesuatu yang lebih besar lagi,yaitu kemanusiaan.

Ya,Prof.Heru adalah salah satu sosok yang menginspirasi saya sejak awal kuliah S2.Beliau juga yang selalu mensupport saya sehingga saya bisa menyelesaikannya.Dan karena beliau jugalah saya termotivasi untuk melanjutkan study.Saya selalu ingat pesan beliau yang disampaikan kepada kami pada saat kuliah dulu,dan beliau mengulangnya kemarin,yaitu hendaknya kita selalu peaceful inside,fighter outside,apapun kondisi kita,hati harus selalu damai,begitu kira-kira.

Saat ini saya masih belajar dan berproses untuk itu.Tidak mudah ya ternyata,sama halnya ketika kita belajar ilmu ikhlas.Sering saya diskusi dengan suami mengenai definisi "bahagia" dan entah mengapa kami berdua sering mengidentikkan definisi "bahagia" itu dengan sosok petani di desa yang menghabiskan harinya dengan bekerja di sawah,lalu istrinya mengantar makan siang sederhana,dan dimakan bersama,lalu sorenya pulang ke rumah,dan melepas lelah bersama keluarga.Hemm..sepertinya klasik banget ya.Ya,itu kan cuma gambaran kami saja,hehehe.Tapi dari gambaran itu,kami berdua bisa mendefinisikan bahwa kebahagiaan tidaklah selalu tentang seberapa banyak materi yang dimiliki,atau di level mana kita berada,namun seberapa besar rasa syukur kita dengan apa yang kita miliki.Bahagia itu muncul ketika apa yang kita miliki atau apa yang kita peroleh itu cukup menurut takaran kita,bukan takaran orang lain.Toh yang bisa mengukur kebahagiaan kita ya kita sendiri kan?Bukan orang lain.

sumber : www.kyaikuhebat.com
Terima kasih Prof,telah memberikan banyak pencerahan kepada saya.Saya akan terus belajar dan berproses untuk lebih bersyukur,untuk lebih bermanfaat,dan tentu saja peaceful inside,fighter outside.






Pasar Kangen Yang Ngangeni

Buat kita yang lahir di era 80an pasti masih ingat dong sama jajanan yang ngehits waktu itu.Ada yang namanya permen karet Yosan,coklat Jago,Anak Mas,snack “gulai ayam”,es gabus,es apolo,es "dong-dong" dan masih banyak lagi.Beda banget dengan jaman sekarang yang serba instan dan jenisnya cuma itu-itu aja,kayaknya jajanan jaman dulu jauh lebih variatif ya.Saya masih ingat banget,waktu kelas 1 SD,Ibu saya ngasih uang saku sekolah Rp 100,- dan hingga kelas 6 SD mentok di angka Rp 200,-.Dengan duit segitu waktu itu kita udah bisa jajan macem-macem,karena waktu itu jajanan masih ada yang seharga Rp 25,-,jadi dengan uang saku Rp 200,- pun buat jajan pas istirahat masih bisa sisa,buat jajan pas pulangnya.Hemm...saya jadi flashback ke jaman itu.

Jajanan favorit saya waktu SD adalah coklat choyo-choyo,itu lho coklat kombinasi warna warni yang dikemas dalam cepuk kecil,waktu itu harganya Rp 25,- kalo ga salah.Jajanan favorit saya yang lain adalah Anak Mas,yang bisa dibilang cukup "mewah" waktu itu,karena harganya kalo ga salah Rp 100,-. Tapi sayangnya,saat ini jajanan-jajanan jadul kayak gitu udah sulit didapat,kalo ada mungkin di warung-warung yang di kampung gitu atau pernah juga saya lihat ada yang jual online.

Tapiii...buat yang ada di Jogja,bolehlah hepi,karena kalian bisa bernostalgia dengan jajanan-jajanan jadul tersebut,karena di Jogja saat ini baru ada Pasar Kangen 2016 yang digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY),yang lokasinya di utara komplek Taman Pintar.Pasar Kangen merupakan event tahunan dan tahun ini adalah yang ke-9.Wahhh ternyata udah lama juga ya.Oiya Pasar Kangen ini hanya 5 hari lho,tanggal 20-24 Juli,jadi hari ini(Minggu)adalah hari terakhir.


kuliner lawasan

ada yang masih ingat ini?
Di sini ada ratusan stand kuliner lawasan atau jadul (jaman dulu,kerajinan,barang-barang jadul,dan semua yang jadul-jadul.Bagi pecinta kuliner,kalian bakalan dimanjakan dengan aneka makanan khas Jogja yang wajib dicoba satu persatu.Bagi yang hobi koleksi barang jadul,selamat berburu,di sini surganya,mulai dari buku,majalah,kaset,baju,mainan,uang jadul dan masih banyak lagi,ada semua di sini.Termasuk yang ingin berburu snack atau jajanan jadul seperti yang saya sebutkan tadi juga ada.Menariknya lagi,semua penjual atau penjaga stand wajib mengenakan pakaian adat Jogja,yang laki-laki pakai surjan,yang wanita pakai kebaya.Seru kan?

barang antik

buku lawasan

jajanan era 90an

kaset jadul
                                                       
Tak cuma stand kuliner dan barang lawasan,di Pasar Kangen 2016 ini juga ada panggung kesenian dan iringan gamelan live.Tadi malam ketika saya ke sana bersama Juno dan papinya,yang sedang tampil adalah Ketoprak Mataram.Mungkin karena malam minggu,tadi malam pengunjung penuh sesak dan cukup sulit untuk mendapatkan parkir kendaraan.Saya sarankan kalau mau kesini,akan lebih nyaman menggunakan motor.Walaupun penuh sesak,tapi ga usah kuatir,karena bagi yang ingin menikmati kuliner disediakan kursi dan tikar untuk lesehan.Saking banyaknya stand kuliner,kami malah bingung mau mencoba yang mana.Akhirnya setelah berkeliling,kami memutuskan untuk duduk di lesehan di sisi selatan gedung dan memesan tempe mendoan dan Bakmi Lethek mBantul.Mendoannya fresh from the frying pan alias panas dengan ukuran yang cukup besar.Mendoan seharga 5-6rb/biji ini laris banget lho,penjualnya tak pernah berhenti menggoreng.

tempe mendoan (5rb)
Setelah memesan mendoan,kami pesan Bakmi Lethek mBantul yang standnya berada di samping stand mendoan.Bakmi Lethek merupakan produksi masyarakat Srandakan,Bantul yang berbahan dasar tepung tapioka dan gaplek.Lethek merupakan bahasa Jawa yang berarti kotor atau kusam.Ini karena Bakmi Lethek dibuat tanpa menggunakan bahan pewarna apapun,sehingga warnanya asli menyerupai gaplek,agak coklat keabu-abuan,dan terkesan "kotor" atau "kusam".Namun justru karena lethek,makanan ini menjadi melegenda.Bakmi Lethek yang kami coba ini ternyata rasanya lezat,Juno saja habis 1 pincuk (wadah yang terbuat dari daun pisang).

bakmi Lethek mBantul (10rb)

Kami menikmati bakmi dan mendoan sambil mendengarkan musik yang dimainkan live oleh band yang tak jauh dari kami duduk.Sekitar jam 21.00 kami beranjak dan nonton Ketoprak Mataram yang saat itu sedang tampil,namun karena padatnya pengunjung tadi malam,jadi agak kurang nyaman menonton,apalagi kami membawa Juno yang sepertinya sudah ngantuk,jadi kami memutuskan untuk pulang pada jam 21.30.

Bagi yang belum kesana,hari ini adalah hari terakhir dan dibuka mulai jam 10.00,dimana akan ada pertunjukan kesenian salah satunya adalah Jathilan.So...bagi para pecinta kuliner dan penggemar barang antik,tunggu apa lagi,silahkan menikmati Jogja yang jadul dan lawas di Pasar Kangen 2016,Taman Budaya Yogyakarta.Have a nice weekend,salam hangat untuk keluarga.






Thursday, 21 July 2016

Pengalaman Memalukan,Bikin Macet di Depan Pasar Kotagede

Kemarin saya baru saja mengalami kejadian yang cukup memalukan,karena keteledoran dan kesalahan saya.Ceritanya begini.Kemarin hari Rabu,20 Juli saya dapat tugas jadi narasumber di daerah Jogokaryan.Setelah itu saya makan siang di daerah Giwangan ,kemudian saya melanjutkan perjalanan untuk kembali ke kantor.Dari terminal Giwangan saya ke utara,sampai pertigaan Jalan Tegal Gendu belok kanan ke arah Kota Gede,dengan kecepatan sedang.

Sampai di Jalan Modorakan pun saya masih merasa fine-fine aja,ga ada yang salah.Saya cuma mbatin aja "kok macet banget sih".Ya,waktu itu arah ke barat dan ke timur macet parah banget.Mendekati pasar,seorang bapak petugas parkir di depan sebuah toko mengucapkan sesuatu kepada saya,tapi karena kaca mobil saya tutup dan saya sedang memutar musik,jadi saya tidak bisa mendengar si Bapak tadi bilang apa,tapi saya sempat melihat bibir si Bapak seperti mengucapkan kata "rambu".Ahh sudahlah,mungkin si bapak pusing liat jalan yang macetnya ampun-ampunan kayak begini,pikir saya.


sumber : www.harianjogja.com
Saya baru ngeh setelah banyak orang dari arah timur mengacungkan jari telunjuknya ke saya.OMG..ternyata saya salah jalan,mobil tidak boleh melewati jalan ini ke arah timur.Saya lihat ke belakang lewat spion..ya ampunnnn,puluhan motor ngantri di belakang mobil saya,membuat saya berkeringat dingin.Saya segera membuka kedua kaca mobil.Bayangin,di jalan sempit ini yang harusnya mobil cuma boleh 1 arah,tapi karena keteledoran saya tidak memperhatikan rambu,saya jadi bikin jalan ini macet parah.Ditambah kayaknya kemarin adalah hari pasaran,jadi lebih padat dari hari biasanya,bahu jalan sebelah kiri full dengan parkir motor.Sayapun melipat kedua spion untuk mengantisipasi srempetan,karena mobil saya bener-bener mepet dengan kendaraan lain dari arah timur.

Saya gak hitung lagi entah ada berapa orang yang nggrundel dan berteriak ke saya waktu itu,saya hanya bisa bilang "maaf ya,saya tidak tahu".Seorang mas-mas parkir sempat bilang gini "Mbak,orang Jogja kok gak tau jalan sih?"Seorang yang lain lagi bilang gini "Mbak tolong spionnya dibuka,biar mbak bisa liat di belakang mbak macetnya kayak apa".Lagi-lagi saya cuma jawab "Maaf ya,saya bener-bener nggak tau".Keringat dingin sayapun semakin banyak.Saya bener-bener nervous dan malu.Waktu itu rasanya pengen nelpon suami,nyuruh dia datang,biar dia aja yang "ngeluarin" mobil dari tempat itu.Tapi rasanya ngga mungkin banget.

Sampai tepat di depan pasar Kota Gede,perjuangan makin berat.Karena kendaraan dari arah timur gak habis-habis,malah makin banyak,ditambah di sebelah kiri penuh parkiran motor.Sempurna sudah penderitaan saya,setengah mati musti hati-hati biar nggak nyenggol kanan kiri,ditambah "bonusnya" diliatin banyak orang dengan wajah yang kebanyakan menunjukkan rasa sebal ke saya.Ya iyalah,siapa sih yang ngga sebel sama orang teledor yang karena keteledorannya bikin macet dan bikin repot banyak orang.Lagi-lagi saya cuma bisa bilang "maaf ya saya tidak tau".

Rasanya lamaaaa sekali saya berada di "tempat" itu.Alhamdulilah sampai di tengah,ada mas-mas petugas parkir yang berbaik hati memandu saya.Mungkin si mas kasihan melihat saya yang sudah pasti waktu itu pucat pasi.Si mas memandu saya,dengan sesekali merapikan parkiran motor di sisi kiri supaya tidak kesenggol mobil saya.Si mas sempat bertanya sama saya "Mbak gak tau tho kalo gak boleh lewat sini?"Sekali lagi saya jawab "Maaf ya mas,saya bener-bener ngga tau".Perlahan-lahan akhirnya saya sampai di ujung pasar,sayapun mulai agak tenang.Kira-kira butuh waktu sekitar 30 menit bagi saya untuk bisa keluar dari "tempat itu",namun rasanya seperti berjam-jam.Alhamdulilah akhirnya penderitaan ini berakhir juga.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada si mas yang telah membantu saya dan sedikit uang sebagai tanda terima kasih.Dan untuk terakhir kali sebelum pergi saya minta maaf karena sudah merepotkan banyak orang dan si mas yang baik hati ini tersenyum sambil menjawab "iya mbak,ga papa".

Itu tadi pengalaman sekaligus pelajaran berharga buat saya.Keteledoran saya yang sepertinya sepele,namun berakibat merepotkan dan membuang waktu banyak orang.Maaf ya Bapak,Ibu,Mas,Mbak,Adek yang kemarin terganggu perjalanannya karena saya.Demi Alloh saya benar-benar tidak tahu kalo mobil tidak boleh lewat jalan tersebut ke arah timur,dan kesalahan saya adalah tidak memperhatikan rambu-rambu.Pelajaran hari ini #selalu fokus,karena keteledoran tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga orang lain.


Wednesday, 20 July 2016

Mie Ayam Bu Tumini Yang Tak Pernah Sepi

Pagi tadi saya mendapat disposisi dari atasan saya untuk menjadi narasumber,terkait peluang kerja bagi difabel,di sebuah hotel di daerah Jogokaryan.Karena saya dapat jadwal pagi jam 08.00,dari rumah saya langsung menuju hotel,kalau ke kantor dulu pasti bakal telat soalnya.Alhamdulilah acaranya berlangsung lancar dan peserta cukup antusias dengan materi yang saya sampaikan tadi.

Sekitar jam 11 saya keluar dari hotel dan bermaksud kembali ke kantor.Hemmm..tapi kok laper ya?Jelas aja wong tadi pagi cuma minum secangkir teh,belum makan apapun.Akhirnya saya memutuskan untuk makan siang dulu sebelum kembali ke kantor,early lunch lebih tepatnya,karena baru jam 11.Dengan pertimbangan mencari tempat makan yang searah ke kantor,sayapun meluncur ke arah Giwangan,ke warung mie ayam langganan saya yaitu Mie Ayam Bu Tumini.


Mie ayam Bu Tumini Giwangan
Mie Ayam Bu Tumini berada di utara terminal Giwangan,tepatnya di Jalan Imogiri Timur No.187.Saya sendiri kurang tau sejak kapan warung mie ayam ini ada,tapi yang jelas saya dan suami sudah sering makan di warung mie ayam yang cukup legendaris di Jogja ini,sejak 4 tahun lalu.Saya tiba di sana sekitar jam 11.15 tapi sudah rame banget,padahal belum jam makan siang.Atau mungkin hari ini banyak yang early lunch kayak saya ya?hehehe.Kalau dihitung ada 'kali sekitar 100 orang saat itu yang lagi antri mie.Serius lho ini,penuh banget.


Sebenarnya saya nggak gitu suka makan sendirian,karena selain ga ada yang diajak ngobrol,males juga nunggunya kalo makanannya datangnya lama.Tapi berhubung udah laper dan jamnya nanggung,jadi ya ga papa deh.Biasanya saya ke sini sama suami saat pulang kantor.Ya,kalau pas lagi sama-sama ga gitu sibuk,kami memang sering janjian makan bareng,pas jam makan siang atau pulang kantor.Kalau jam makan siang,kadang dia yang jemput saya ke kantor,atau saya jemput dia ke kantornya,atau janjian ketemuan di tempat makan.Tapi kali ini karena suami juga lagi banyak kerjaan,jadi ga mungkin saya nyuruh dia datang untuk nemenin saya makan.Jadi fix,kali ini saya makan siang sendirian.

Back to Mie Ayam Bu Tumini,seperti biasanya saya pesan mie ayam porsi 1/2 plus ceker.Tapi kayaknya tadi si mas nya lagi ngga fokus,jadi yang datang mie ayam porsi 1/2 plus 1 mangkok ceker berisi 6 ceker ayam.Daripada ribet,ya udah lah ga papa,lagipula saya udah lapar,walau mikir juga itu ceker banyak banget gimana ngabisinnya,wong saya cuma sendirian.Selain porsi normal juga ada lho porsi jumbonya,so buat yang porsi makannya banyak,ga usah kuatir,hehehe.


mie ayam porsi 1/2

ceker 1 porsi
Yang paling saya suka dari Mie Ayam Bu Tumini adalah kuah kentalnya yang gurih gurih manis gimana gitu,dan kuahnya ngga pelit.Kan ada tuh,kalau kita beli mie ayam tapi kuahnya dikittt banget.Nah kalo Mie Ayam Bu Tumini engga,kuahnya cukuplah.Selain itu bagi penggemar ceker,cocok banget lah kombinasi antara mie ayam dan cekernya.Cuma ya itu,kalo makan di sana harus siap berdesak-desakkan,karena emang Mie Ayam Bu Tumini selalu rame,terutama pas jam makan siang.


harganya bersahabat
Dengan harga rata-rata,ga heran kalo Mie Ayam Bu Tumini selalu dipenuhi pembeli.Tapi kalau ke sana jangan sore-sore ya,karena biasanya jam 5 udah habis.Nahhh..jadi penasaran kan?Monggo para penggemar mie ayam silahkan mencoba Mie Ayam Bu Tumini,di Jl.Imoiri Timur 187 (utara Terminal Giwangan).




Sunday, 17 July 2016

Gerakan (tidak) Mengantar Juno

Minggu lalu saya mendapat disposisi dari atasan saya untuk menghadiri rapat di Disdikpora.Tiba di halaman kantor Disdikpora saya melihat spanduk yang cukup besar terpasang di depan gedung.Spanduk tersebut berisi tulisan tentang kampanye gerakan mengantar anak pada hari pertama sekolah.Terus terang waktu membaca tulisan di spanduk itu saya cukup surprised.Seriously??Kayaknya baru kali ini ya ada kampanye seperti ini.

Pada tahun-tahun sebelumnya,setiap hari pertama masuk sekolah,ya seperti biasa aja.Banyak orang tua yang harus ijin kerja atau ijin berangkat siang supaya dapat mengantar anaknya pada hari pertama masuk sekolah.Bagi yang tidak bisa meninggalkan pekerjaan,tentu hal tersebut bikin galau banget,di satu sisi keluarga yang utama,di sisi lain ada tanggung jawab pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan.Bersyukur bagi orang tua yang tidak sulit untuk ijin dari tempatnya bekerja.Lalu bagaimana dengan orang tua yang tidak bisa ijin untuk mengantar anak pada hari pertama masuk sekolah karena tanggung jawab pekerjaan?Alhasil banyak orang tua yang hanya mengantar anak ke sekolah,kemudian berangkat bekerja atau meminta bantuan anggota keluarga yang lain untuk mengantar anaknya ke sekolah.


sumber: www.solopos.com
Ya,besok Senin tanggal 18 Juli adalah hari pertama masuk sekolah.Bapak Menteri melalui Surat Edaran Resmi Nomor 4 Tahun 2016 tanggal 11 Juli 2016 mengadakan kampanye hari pertama masuk sekolah dengan menghimbau para orang tua untuk mengantar anak pada hari pertama masuk sekolah.Kebijakan ini dimaksudkan untuk mencegah tindak kekerasan atau perpeloncoan di sekolah pada saat Masa Orientasi Siswa (MOS) yang kini disebut Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS).

Melalui kampanye hari pertama masuk sekolah,diharapkan "chemistry" antara orang tua dan guru dapat terbangun dengan baik.Orang tua dapat berperan aktif untuk memastikan bahwa Masa Orientasi Sekolah berjalan dengan baik tanpa ada kekerasan.Bukankah seharusnya hari pertama masuk sekolah menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi anak dan bukan justru menjadi sesuatu yang menyeramkan?Mengantar anak pada hari pertama masuk sekolah merupakan bentuk support moril orang tua untuk anaknya yang akan menghabiskan beberapa tahun ke depan di sekolah barunya.Dengan kehadiran orang tua pada hari pertama sekolah,anak akan merasa bahwa dia tidak sendiri menghadapi hari pertamanya.

Saya pribadi sangat setuju dengan kampanye ini,karena bagi sebagian anak-anak,pengalaman pertama masuk sekolah bisa menjadi hal yang menakutkan.Saya ingat sekali,waktu masuk SD,Ibu saya mengantar dan menunggui saya hingga beberapa minggu.Entah apa yang saya takutkan waktu itu,tapi saya merasa nyaman jika Ibu berada di luar kelas duduk menunggui saya hingga pulang sekolah.

Lalu bagaimana untuk ibu bekerja,terutama yang tidak mudah meninggalkan pekerjaan?Hal ini bisa dikomunikasikan dengan atasan dan suami.Apabila tanggung jawab pekerjaan tidak mungkin untuk ditinggalkan,solusinya adalah berbagi tugas dengan suami,yang penting tetap ada salah satu dari kita yang hadir untuk memberikan support moril kepada anak kita di hari pertamanya masuk sekolah,dan tetap menjalin komunikasi dengan guru-gurunya di sekolah.Kalau memang benar-benar sibuk,ya paling ngga menyempatkan seminggu sekali untuk mengantar atau menjemput anak dan berkomunikasi dengan guru-gurunya.

Bagaimana dengan Juno besok?Apakah saya akan mengantarnya?Besok pagi Juno akan memulai tahun ketiganya di fullday school.Ya,sudah 2 tahun Juno sekolah.Dan saat ini sudah 2 minggu Juno tidak sekolah karena libur lebaran,dan semoga besok tidak ada masalah untuk memulai rutinitas sekolah lagi.Selama ini saya berbagi tugas dengan suami untuk urusan mengantar Juno sekolah.Ini lebih terkait dengan jam kerja dan lokasi kantor saya.Saya masuk jam 07.30,jadi maksimal jam 06.45 harus sudah berangkat.Lokasi kantor saya sekitar 25km dari rumah.Berhubung suami bisa berangkat ke kantor lebih siang dari saya,jadi selama ini Juno paling sering berangkat bareng papinya.Perlengkapan sekolah Juno biasanya saya siapkan pada malam harinya.

Beberapa kali saya mengantar Juno ke sekolah.Apa yang terjadi?Si Herjuno ini tidak mau turun dari mobil dan tidak mau sekolah walaupun sudah dibujuk dengan segala macam rayuan.Kenapa?Menurut Juno jika saya bisa mengantar dia ke sekolah,artinya saya libur kerja dan libur dari aktivitas yang lain,itu artinya dia bisa jalan-jalan atau bermain dengan saya.Jadi jika berangkat ke sekolah sama saya,apalagi sama papinya juga,dia akan mengira diajak jalan-jalan atau bermain,bukan untuk sekolah.Begitulah...jadi selama ini Juno lebih sering berangkat ke sekolah sama papinya dan tak pernah ada masalah.

Jadi besok pagi,sepertinya saya juga tidak mengantar Juno sekolah,bukan karena saya lebih mementingkan pekerjaan tapi karena alasan yang saya ceritakan di atas,karena "drama Juno tidak mau sekolah" pasti akan terjadi kalau saya yang mengantar.Jadi jangan buru-buru membully saya dulu ya,hehehe.Selama ini saya selalu menyempatkan minimal seminggu sekali menjemput Juno dan berkomunikasi dengan guru-gurunya mengenai perkembangan Juno.Bersyukur Juno bersekolah di sekolah yang sangat relijius,pendidikan agama dan kemandirian menjadi yang utama di sekolah ini,ditambah dengan ibu-ibu gurunya yang lembut dan sayang pada Juno membuat kami cukup tenang ketika sedang bekerja.Pihak sekolahpun secara rutin memberikan laporan perkembangan Juno.Next saya akan posting tentang alasan kami lebih memilih fullday school daripada pengasuh.

Okey...buat seluruh orang tua di Indonesia,terutama para ibu,selamat mengantar anak pada hari pertama sekolah ya,mari kita support dan yakinkan anak-anak kita bahwa sekolah adalah tempat bermain dan belajar yang menyenangkan.Kerja keras itu perlu,tapi keluarga tetap yang utama.

Nongkrong Asyik di Roti Van Java Jogja

Roti Van Java di Jl.Parangtritis No.2 Yogyakarta
Malam minggu kali ini sebenarnya saya tidak ada rencana kemana-kemana,karena Juno udah tidur dari sore.Juno seharian main di tempat pakdenya,dan sepertinya dia kecapekan karena tidak tidur siang.Namun ternyata tas mainan Juno tertinggal di tempat pakdenya, jadi harus diambil.Dia pasti bakal nyariin mainannya. Jadi daripada ribet,akhirnya saya dan papinya ngambil tas Juno.Kami pergi berdua aja , Juno yang bobo kami tinggal di rumah utinya. 

Setelah mengambil tas Juno di Jalan Sisingamangaraja,kamipun pulang,sekitar jam 8 malam. Malam ini Jogja diguyur hujan deras merata. Hemmm...masih sore nih,kayaknya boleh juga kalo mampir dulu cari yang panas-panas,mumpung malam minggu,berduaan pula.Kalo hujan-hujan gini pasti pengennya makan atau minum yang panas-panas dong, ya kan?

suasana di Roti Van Java
Akhirnya kami berhenti di sebuah warung di selatan Pojok Beteng (Jokteng)Wetan, tepatnya di sebelah barat perempatan Jokteng Kulon,selatan jalan.Namanya Roti Van Java. ebenarnya sudah lama kami pengen nyobain makan di warung ini. Kami penasaran karena tiap lewat pasti selalu rame,tapi belum sempat untuk kesana.Dari namanya aja udah bisa ketebak kira-kira menu apa aja yang tersedia di warung ini.Tebakan saya,pasti di warung ini ada roti bakar,susu atau kopi dan makanan ringan atau sedang lainnya.

kopi van java
Kamipun masuk dan memilih meja di dekat pintu masuk,saat itu pengunjung cukup rame,sekitar 30an orang,kebanyakan anak muda usia kuliahan gitu.Saya lihat ada beberapa bule cewek di sana.Ya,karena Roti Van Java berada tidak jauh dari daerah Prawirotaman yang memang sentranya bule,yang sedang berwisata di Jogja,jadi tidak aneh kalo ada banyak bule di warung tersebut.

Saya buka buku menu,menu yang disediakan cukup banyak.Seperti tebakan saya,untuk menu makanan ada roti bakar Bandung dan pisang bakar aneka rasa,dengan nama unik yang menunjukkan varian rasanya.Ada juga menu beratnya yaitu nasi ayam bakar dan nasi ayam geprek.Untuk menu sedangnya ada aneka mie spesial bumbu rempah,dan untuk camilannya ada french fries alias kentang goreng,tempura,tahu tuna dan risol mayonais.Menu minumannya cukup komplit,ada panas dan dingin,antara lain susu murni dan kopi dengan banyak varian,jahe,secang,kunir asem dan masih banyak lagi.

menu minuman

roti bakar aneka rasa

pisang bakar aneka rasa
Untuk minuman saya pilih susu murni coklat panas dan suami saya susu murni mocca panas.Untuk makanannya,karena kami berdua masih cukup kenyang,jadi kami hanya pesan roti bakar coklat dan tempura.Setelah menunggu sekitar 15 menit,pesanan kami datang,tapi baru minumannya yang datang.Setelah saya minum,menurut saya susu coklatnya manisnya pas,ngga pahit juga.Saya beberapa kali nyobain coklat panas di tempat lain,rata-rata rasanya agak pahit,tapi yang ini ngga.Begitu juga susu murni mocca yang dipesan suami saya,rasanya lumayan juga.Sepuluh menit kemudian datanglah makanan kami.Roti bakar coklat dan tempuranya juga lumayan oke kok,cocoklah buat teman menikmati susu panas di waktu hujan bersama suami.Dan sayapun berasa flash back ke jaman pacaran dulu,hehehe.
susu murni coklat 11 rb dan mocca 10rb

roti bakar coklat 8rb
tempura 7rb
Sekitar 1 jam kami menikmati susu panas dan roti bakar di Roti Van Java,sambil ngobrol diiringi musik keroncong semi-semi jazz.Makin malam pengunjungnya makin rame dan hampir semuanya anak muda.Dengan harga yang pas buat kantong mahasiswa,tak heran jika Roti Van Java selalu dipenuhi pengunjung yang kebanyakan anak muda.Cukup dengan merogoh kocek 30 ribuan,bisa buat makan berdua.Nahh..buat yang penasaran pengen nyobain tempat hangout ala mahasiswa,silahkan mencoba Roti Van Java di Jalan Parangtritis No.2 Pojok Beteng Wetan Yogyakarta buka dari jam 17.00 s/d 00.00.