Sejak 2 bulan terakhir ini saya berkesempatan untuk menyampaikan salah satu materi pembekalan bagi calon TKI yang akan berangkat ke luar negeri.Pertama kali saya menyampaikan materi,sekitar 2 bulan lalu,saya dibuat makjleb.Kenapa?Begitu saya masuk ruangan,di sana ada sekitar 40an calon TKI yang hampir semuanya adalah gadis berusia belasan tahun yang akan berangkat berangkat bekerja ke Malaysia.Mereka akan bekerja di beberapa kilang (pabrik) elektronik di Malaysia sebagai operator produksi.
Saya bertanya kepada mereka,berapa usia mereka.Sebagian besar dari mereka berusia 19-20an tahun,ada beberapa sih yang lebih dari itu,tapi kebanyakan adalah gadis belia yang baru saja lulus SMU atau SMK,jadi usianya rata-rata 18-19 tahun.Saat bertemu mereka saat itu, tenggorokan saya sakit seperti tercekat,saya terharu sekaligus malu.Betapa tidak,mereka dengan usia semuda itu,memiliki keberanian yang luar biasa,memutuskan untuk bekerja jauh dari keluarga,bukan main-main,tidak hanya di luar kota atau luar pulau,tapi di luar negeri,ya di luar negeri.
Saya teringat ketika saya seusia mereka,baru lulus SMU,jangankan kepikiran cari kerja,yang ada di pikiran ya cuma belajar,main sama teman dan minta uang pada orang tua,itu saja.Saya malu dengan mereka yang masih belia ini,yang dengan semangat dan keberanian luar bisa rela meninggalkan keluarga,teman dan mungkin pacar,untuk mencari nafkah di negeri orang,di saat remaja seusianya melanjutkan study di bangku kuliah atau bersenang-senang.Luar biasa sekali ya mereka ini.
Sebelum menyampaikan materi,saya selalu ngobrol dulu dengan mereka,salah satunya tentang alasan mereka bekerja di luar negeri.Ada banyak alasan yang mendasari tekad gadis-gadis muda ini untuk menjadi TKI,sebagian besar adalah faktor ekonomi.Ya,bisa dibilang sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga yang tidak cukup beruntung secara finansial.Bahkan ada beberapa dari mereka yang berangkat,untuk yang kedua kalinya,artinya sebelumnya mereka sudah pernah bekerja di sana selama 2 tahun,kontrak habis,lalu pulang ke Indonesia dan sekarang ingin berangkat lagi.Alasannya?Karena betah?Belum tentu.Ada yang harus menanggung pengobatan orang tua yang sakit,ada yang harus membayar hutang keluarga,ada yang ingin mengumpulkan modal usaha,dan ada juga yang putus asa karena kesulitan mendapatkan pekerjaan di Indonesia.
Dan sekarang minimal 1-2 minggu sekali saya bertemu dengan srikandi-srikandi belia yang akan bekerja ke luar negeri,yang juga mempunyai semangat dan tekad yang sama dengan srikandi-srikandi yang sudah berangkat sebelumnya.Di sini saya menyebut mereka Srikandi.Srikandi adalah tokoh dalam pewayangan Jawa,yang menjadi suri teladan prajurit wanita.Menurut saya,Srikandi adalah sebutan yang pas bagi gadis-gadis belia yang juga pahlawan devisa ini.
sumber : pebisnismuslim.com |
Saat bulan puasa lalu saya juga bertemu dengan mereka yang akan berangkat ke Malaysia,beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri.Kembali tenggorokan saya tercekat.Selama ini saya belum pernah sekalipun merayakan lebaran jauh dari keluarga.Dan mereka,yang masih belia,dan rata-rata belum berkeluarga ini akan merayakan lebaran di tempat baru,tanpa ada keluarga.Sekali lagi hati saya rasanya makjleb,terharu dan malu.Tak bisa saya bayangkan,gadis-gadis belia ini berlebaran di tempat baru dan jauh dari keluarga.
Untuk memotivasi mereka,biasanya saya lebih banyak bercerita tentang success story para TKI yang saya kenal,termasuk cerita tentang TKI yang saya temui saat liburan di Malaysia bulan Mei lalu.Ya,bulan Mei lalu saya berkunjung ke Malaysia bersama suami,dan secara tidak sengaja saya bertemu dan ngobrol dengan seorang TKI asal Jawa Timur yang sudah belasan tahun bekerja di Malaysia,dan bisa dibilang lumayan sukses.Cerita tentang TKI yang saya temui di Malaysia ini selalu saya ceritakan kepada calon TKI yang akan berangkat bekerja untuk memotivasi mereka,supaya mereka di sana fokus bekerja,dan syukur-syukur bisa mengumpulkan modal usaha,supaya kelak tidak perlu berangkat untuk bekerja di sana lagi,syukur-syukur lagi bisa buat biaya melanjutkan kuliah.Saya akan ceritakan pengalaman saya bertemu dengan TKI di Malaysia ini pada postingan saya yang lain.
Saya bersyukur berkesempatan bertemu srikandi-srikandi belia ini.Banyak hal yang saya pelajari dari mereka.Seringkali kita mengeluhkan tentang pekerjaan kita,yang overload lah,unfair lah,yang ga habis-habislah,yang inilah,itulah,tapi pernahkah kita berpikir di luar sana banyak sekali adek-adek kita,teman-teman kita yang harus rela jauh dari keluarga untuk mencari nafkah di negeri orang?Pernah tidak kita berpikir di luar sana masih banyak adek-adek dan saudara kita yang sudah berusaha melamar pekerjaan sana sini tapi belum juga beruntung mendapatkan pekerjaan yang diinginkan?Srikandi-srikandi belia inilah contohnya.Mereka harus bersaing dengan pencari kerja lainnya yang berijazah sarjana,dan jika tidak beruntung mendapatkan pekerjaan di Indonesia,tidak ada pilihan lain selain mencoba peruntungan di negeri tetangga.
Srikandi-srikandi belia tadi merupakan salah satu potret sosial ,mereka harus fight dan rela meninggalkan keluarganya untuk mencari nafkah di negeri tetangga.Ya,ini merupakan salah satu pe er besar pemerintah,tapi bercermin dari itu,seharusnya kita yang bekerja di sini lebih bersyukur.Terima kasih dek,sudah mengajarkan banyak hal.Semoga Tuhan selalu menjaga kalian dan mewujudkan mimpi kalian semua.